Sepakat

Saya hanya penyambung lidah guru saya saja. Bukan pemikiran saya murni. Yg jelas hidayah dari Allah.. MasyaAllah La quwata illa billlah

Masyaallah semoga menjadi amal jariyyah mas jay

setuju benar sekali adem rasanya

Sependapat

MasyaAllah La quwata illa billlah

@@JayaSetiabudi knp tidak mengucapkan salam setiap di akhir cerita pak ustadz 😂😂🙏🙏

Aamiin.. Semoga jadi doa

Itu disebabkan karna sistem bernegara kita berpaku pada demokrasi. Padahal demokrasi sendiri adalah buah pikiran manusia dan kita dibuat kalo ideologi komunis serta lainnya adalah salah. Dgn diskemakan seakan2 kalo menerapkan itu akan begini lalu begini jadinya. Nyatanya semua itu hanya olah pikir manusia yg mengkotak2kan semua itu. Dan masing2 negara yg mengadopsi pemikiran itu tidaklain adalah saling membuktikan bahwa ideologi merekalah yg benar. Yg pada intinya mereka hanya bergantung pada pemikiran manusia. Sedangkan Allah pemilik alam semesta beserta isinya, telah mengutus Rasulullah untuk memberi petunjuk bagi manusia melalui ajaran syari'atnya. Supaya mengingat Allah untuk bergantung dan kembali kepada-Nya. Sekarang disini terlihat jelas orang2 yg mau menegakkan syari'at distigma radikal dan menyerukan anti terhadap kekhilafahan. Padahal kalo mau dibilang saat ini kita ada dalam kekhilafahan barat yg menganut liberalis sekuler. Sungguh, jika kita melihat sejarah bagaimana Rasullullah menyurati 2 adidaya pada saat itu, bangsa rum dan persia. Maka kita harusnya sadar apa yg harus kita perjuangkan sampai saat ini hingga zaman berakhir.

@@rizkimaulana7576 Banyak negara lain yang sejahtera, orang-orangnya bahagia, aman tentram dan terjamin hidupnya misalnya negara-negara skandinavia, semua sekuler. Anda sendiri sebut kotak mengkotak sebenarnya anda juga sedang kotak mengkotakkan. Demokrasi di Indonesia ini sudah sesuai syariat, maka itu para ulama terdahulu setuju. Syariat mu dan syariat orang lain kan bisa berbeda jangan dikotak-kotakan merasa syariat mu paling syariat, percuma koar-koar syariat kalau dijalankan dengan buruk juga gagal, atau pemahaman syariat yang keliru. Buat orang-orang yang sering-sering teriak syariat silahkan bikin dulu 1 buku tebal berisikan hukum-hukum berdasarkan versi "syariat" mu, susun peraturan soal crytocurrency, Blockchain, UU ITE, UU kelautan dan perikanan, dll, jika sudah buat baru promosikan dimana-mana supaya orang yakin "syariat" versi mu lebih baik dari "syariat" Pancasila, demokrasi, dan UUD yang disetujui ulama terdahulu.

@@rumblemumbles pancasila? UUD? Emang anda kira itu mutlak nilai demokrasi? Sedangkan anda sebut nama ulama yg notabenenya umat islam. Disitu terlihat jelaskan kalo nilai syari'at ada didalamnya. Yg membedakan hanya tidak dapat memaksakan secara kaffah hukum islam harus diterapkan. Makanya negara kita disebut pluralis dgn 6 agama yg boleh di imani dan bukan negara agama yg hanya 1 mendominasi. Nah skrg syari'at yg ada dalam pancasila dan UUD bisa dijalankan secara bener gak? Tiap2 orang mengambil celah berdasarkan pemikirannya masing2, dan mengikis nilai2 pancasila itu sendiri. Katanya indonesia demokrasi? 80% lebih penduduknya islam loh, sekarang semua islamnya itu bisa menjalankan nilai syari'at gak. Saya yakin kalo hati anda bersih akan melihat value syari'at udah digerus habis2an oleh ideologi lain. Lantas ada kebenaran kah dari sistem demokrasi? Saya gak menyalahkan keseluruhan nilainya, saya pun juga mengatakan nilai yg ada pada komunis, republik dan lainnya juga ada kebenaran. Maka dari itu seperti kalimat saya sebelumnya yg anda tentang, bahwa kita dikotak2an pada ideologi buatan manusia itulah menyebabkan kita terjebak pada satu pemikiran. Makanya Allah kasih syari'at buat membangun sistem supaya kita tidak terkurung pada pemikiran kita yg tersesat lalu kembali kepada Allah dgn cara-Nya. Skrg udah bisa tergambar sistem demokrasi dan lain2 dgn syari'at yg dibawa Rosulullah? Kalo demokrasi terus mau dikembalikan pada manusia lagi yg kepusingan serta beda zaman? Sedangkan syari'at yg dibawa nabi berlaku sampai akhir zaman..

@@rizkimaulana7576 beginilah orang-orang yang suka ngomongin "syariat" tidak paham dengan syariat itu sendiri, begini tong saya jelaskan baca pelan-pelan. Pada akhirnya semua syariat juga ada campur tangan tafsiran manusia, sekarang saya tanya apa Allah buat aturan cryptocurrency secara gamblang? apa Allah buat aturan ITE? apa Allah buat aturan kelautan dan perikanan? Semua kan pada akhirnya manusia juga yang tafsir. Meskipun anda sebut itu syariat, pada akhirnya ada hakim-hakim (manusia) yang memutuskan seseorang bersalah atau tidak, dihukum berapa lama, dan ruang lingkup hukumnya. Omong kosong kalau bicara syariat murni 100% datang tanpa tafsiran manusia, maka itu saya suruh orang-orang yang teriak syariat silahkan bikin 1 buku tebal berisikan aturan-aturan bernegara, tandingi UUD dan Pancasila, biar dilihat mana yang lebih masuk akal. Silahkan buat 1 buku berisikan hukum dan aturan korupsi, ITE, kelautan, cryptocurrency, ekonomi, hak kekayaan intelektual, dan lain-lain berdasarkan "syariat" versi mu, baru teriak-teriak syariat deh. Sekarang teriak syariat untuk apa, hukumnya tidak jelas, bentuk pemerintahannya tidak jelas, semuanya tidak jelas, cuma teriak-teriak syariat aja. Maka itu Indonesia sudah menerapkan syariat sejak awal, syariat versi ulama terdahulu, itulah yang disetujui para ulama. Faktor pentingnya di manusianya, jangan salahi hukum dan aturannya, bukti nyata khalifah berkali-kali runtuh dan hancur karena cuma bisa koar-koar syariat tapi tidak menjalankan dengan baik.

@@rumblemumbles udah ditulis panjang x lebar konteksnya aja gak nangkep! Saya jelaskan sekali lagi ya dgn sesingkat2nya "demokrasi tidak lebih tinggi dari syari'at hukum Allah". Saya gak akan membantah apapun tulisan serta pendapat anda. Yg penting saya bisa memberikan pandangan saya. Dan saya do'a kan supaya anda panjang usia hingga hari akhir. Dan kalo bisa jgn pake akun anonim, biar terlihat kepribadian @rumblemumble yg asli dan punya sudut pandang yg benar itu seperti apa..

Aamiin