Beberapa warga Indonesia melakukan tes DNA untuk mengetahui asal usul mereka, namun justru membuat mereka berpikir ulang tentang arti kebangsaan.
Pendiri Narasi TV, Najwa Shihab melakukan tes DNA dua tahun lalu sebagai salah satu relawan dalam program bertajuk 'Asal-usul orang Indonesia' yang digagas oleh pemerintah, majalah sejarah Historia dan Eijkman Institute.
Hasilnya mengejutkan bagi Najwa Shihab, karena gen Timur Tengah yang ia yakini lebih banyak justru kalah dengan gen China. Tes DNA menunjukkan ada 10 percampuran leluhur dalam DNA-nya.
Hasil tes DNA Wahyu Febriyanti, seorang WNI di Selandia Baru membuatnya berpikir ulang tentang jati diri manusia yang tidak memiliki batas ras dan suku tertentu.
"Mengetahui hasil tes DNA, mungkin manusia saat ini tidak ada yang benar-benar berasal dari suku atau ras tertentu," kata dia.
Wartawan harian Kompas, Sarie Febriane juga menyimpulkan hal serupa. "Kebetulan perjalanan nenek moyang saya dahulu yang membuat saya kini berada di Indonesia, kita manusia yang sama-sama punya rumah di Bumi," kata Sarie.
Bonnie Triyana, pendiri Historia menyebut Indonesia adalah konstruksi politik yang diciptakan pada awal abad ke-20.
"Istilah asli atau tidak asli, pribumi atau non-pribumi itu tidak berlaku, seorang individu adalah warga negara Indonesia," kata Bonnie.
Menurut Pradiptajati Kusuma, Peneliti Genetik dan Evolusi Manusia dari Eijkman Institute, keberagaman orang Indonesia saat ini dipengaruhi dari banyaknya migrasi manusia sejak 60.000 tahun lalu.
"Orang yang pertama kali datang ke Indonesia secara geopolitik saat ini, adalah orang yang berada di Papua," kata Pradiptajati merujuk teori 'Out of Africa' yang dimulai pada 60.000 tahun lalu.
Baca artikelnya di: www.bbc.com/indonesia/indones...
Video produksi: Silvano Hajid dan Heyder Affan.
============
Berlangganan channel ini di: bit.ly/2Mkg9hY
Instagram: / bbcindonesia
Twitter: / bbcindonesia
Facebook: / bbcnewsindonesia
#bbcindonesia #HUTRI