Ponorogo, Gardajatim.com - Malam tahun baru yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi sebagian besar masyarakat, berubah menjadi malapetaka bagi warga Dusun Dadapan, Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Seorang warga perantau bernama Suyoto (50) tewas mengenaskan setelah dianiaya oleh kerabatnya sendiri, Prasetyo (25), pada Senin (1/1/2024) dini hari.
Peristiwa ini menggemparkan warga sekitar, yang tidak menyangka bahwa ada konflik berdarah antara dua orang yang masih memiliki hubungan keluarga. Apalagi, keduanya juga merupakan warga perantau yang baru saja pulang ke kampung halaman.
Korban mengalami luka parah di kepala akibat dipukul dengan balok kayu dan pondasi tiang bendera yang terbuat dari beton oleh pelaku. Korban ditemukan tergeletak bersimbah darah di jalan desa depan rumahnya sendiri oleh warga sekitar pukul 02.30 WIB.
Pelaku yang merupakan perantau dari Kalimantan ini diduga memiliki masalah pribadi dengan korban yang juga perantau dari Malaysia. Motif pasti penganiayaan ini masih dalam penyelidikan polisi.
Pelaku sempat ditangkap oleh warga sekitar di rumahnya, tetapi berhasil melarikan diri ke hutan setelah mengetahui kedatangan polisi. Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti, termasuk balok kayu yang digunakan pelaku untuk memukul korban.
Polisi juga memburu pelaku yang kabur ke hutan dengan dibantu oleh warga setempat. Namun, karena kondisi gelap, pelaku berhasil menghilangkan jejak.
Salah satu saksi mata, Iwan Sukamti, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui secara persis kejadian tersebut. Ia hanya mendengar suara teriakan dan benturan keras dari arah rumah korban.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami hanya mendengar suara ribut-ribut dan bunyi pukulan. Kami kira ada yang main petasan. Ternyata, setelah kami keluar rumah, kami lihat korban sudah tergeletak di jalan. Kami langsung panik dan berteriak minta tolong,” ujar Iwan.
Iwan menambahkan, pelaku sempat diamankan warga sekitar di rumahnya. Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung memanggil polisi. Mengetahui warga memanggil polisi, pelaku langsung kabur menuju hutan.
“Pelaku masih di rumah, lihat polisi ke sini, langsung lari ke arah hutan. Kami sempat mengejar, tapi karena gelap, kami tidak bisa melihat. Kami khawatir ada yang terjadi apa-apa lagi,” kata Iwan.
Warga lain, Karyono, menuturkan bahwa seusai menganiaya korban, pelaku sempat berteriak-teriak. Ia tidak bisa memastikan apa motif yang melatarbelakangi pelaku hingga nekat menganiaya korban sampai meninggal.
“Kami tidak tahu apa masalahnya antara korban dan pelaku. Mereka kan masih keluarga. Keduanya juga perantau, korban baru pulang dari Malaysia, sementara pelaku baru pulang lima hari dari Kalimantan. Mungkin ada sesuatu yang tidak beres antara mereka,” tutur Karyono.
Karyono mengaku prihatin dengan kejadian ini. Ia berharap pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai hukum. Ia juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban.
“Kami turut berduka cita atas meninggalnya korban. Kami berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Ini kan malam tahun baru, seharusnya kita semua bahagia dan bersyukur. Tapi, malah ada yang tega membunuh,” ucap Karyono.
Sementara itu, jenazah korban telah dibawa ke RSUD dr Harjono untuk dilakukan visum dan autopsi. Keluarga korban yang ditemui di rumah duka mengaku tidak menyangka bahwa korban tewas dianiaya oleh kerabatnya sendiri.