Рет қаралды 504,727
VP: SUGIHARTO
Bom pintar buatan Amerika Serikat yang disediakan untuk Ukraina berhasil dihadang oleh pasukan Rusia.
Penghadangan ini menyebabkan bom pintar itu meleset dari sasaran.
Amerika Serikat telah memberi Ukraina versi jarak jauh dari Joint Direct Attack Munitions (JDAMs), yang dapat diluncurkan oleh pembom atau jet tempur dan dipandu ke target lebih dari 45 mil (72 kilometer) jauhnya.
Keakuratan serangannya diperkirakan dalam jarak 10 meter.
Bom pintar ini merupakan salah satu persenjataan canggih yang disediakan Washington untuk Ukraina.
Namun, senjata tersebut tampaknya tak berguna dan bahkan berhasil diblokir oleh militer Rusia.
Gagalnya penggunaan bom pintar ini diketahui dari dokumen rahasia Amerika Serikat yang bocor beberapa hari lalu.
Bahkan, keaslian informasi ini dibenarkan oleh seorang pejabat Pentagon.
Dokumen yang bocor menuduh bahwa Rusia menggunakan gangguan GPS dan taktik lain untuk mengganggu proses penargetan JDAM.
Taktik semacam itu juga telah digunakan untuk melawan senjata Amerika Serikat lainnya, termasuk roket berpemandu.
Sehingga, menyebabkan mereka meleset dari sasaran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mendesak China membujuk Rusia agar menyetop perang di Ukraina.
Menurutnya, hanya China yang bisa meluluhkan Rusia.
Baerbock mengatakan hal tersebut saat berkunjung ke Beijing untuk bertemu dengan Menlu China, Qin Gang.
Kunjungan itu dilakukan sepekan setelah kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, ke Negeri Tirai Bambu, yang juga mendesak Beijing memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan krisis.
China sendiri beberapa waktu terakhir memposisikan diri sebagai mediator netral dalam perang dua negara pecahan Uni Soviet itu.
Beijing tidak pernah mau mengecam invasi Rusia di Ukraina.
Sikap itu selama ini dipertanyakan oleh negara-negara Barat.
Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow pun membuat Barat curiga bahwa China mendukung Rusia.
Merespons hal itu, Qin mengatakan bahwa China percaya "satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina yaitu dengan mempromosikan perdamaian dan pembicaraan."
Dia juga membantah tuduhan negara Barat, salah satunya soal Beijing memasok senjata ke Rusia.
Qin bersikeras bahwa China tidak akan memasok senjata ke Rusia ataupun Ukraina.
TRIBUNJATIM.COM -
Website jatim.tribunnews.com/
Twitter / tribunjatim
Facebook / tribunnewsjatim
Instagram / tribun_jatim
#tribunjatim #matalokalmenjangkauindonesia