Ya, sama-sama, Francesca Dee. Semoga Tuhan memberkatimu juga dan St. Yusuf mendoakan kita semua. Amin. 🙏🏼🙏🏼

Salam Marvel, Ya, ini video dibuat untuk menjawab pertanyaan Anda tempo hari. Mohon kesabarannya untuk video-video berikutnya tentang St. Yusuf dengan teladan iman dan kebajikannya. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.org

@@katolisitas_official Terimakasih, karena saya baru tahu ternyata yg mendasari tudingan bahwa Santo Yusuf berusia 90 tahun datang dari kitab Protoevangelium of James. Tapi secara logika memang tidak masuk akal Santo Yusuf itu renta. Dia pasti Pria Yg matang sekitar 30 tahun, aktif, energik. Logika usia 90 tahun ketika tunangan lantas sewaktu Yesus hilang di bait Allah dia sudah 102 tahun ikut mencari di Yerusalem. Terima Kasih atas ulasannya. Tuhan memberkati

Pendukung orang orthodox CRUSADER NETWORK ada di sini rupanya'kenapa tidak tanya jawab dengan CRUSADER NETWORK SAJA?

Salam Tan Bing Liat, Tentang topik Bunda Maria yang dikandung tanpa noda, sudah pernah dibahas di situ Katolisitas: www.katolisitas.org/maria-dikandung-tanpa-noda-apa-maksudnya/ Silakan untuk membaca terlebih dahulu di sana. Memang selalu ada elemen misteri dalam diri Allah dan rencana-Nya. Di dunia ini, kita tidak dapat secara tuntas mengetahui segala sesuatunya tentang rencana Allah. Namun ada yang dapat kita ketahui secara pasti dan benar, yaitu bahwa rencana Tuhan itu adil, bijaksana dan terbaik. Perlu kita sadari bahwa dalam hal “dibebaskan dari dosa asal” itu bukan hanya keistimewaan Bunda Maria, sebab Adam dan Hawa juga dilahirkan tanpa dosa asal. Hanya saja, kemudian mereka ternyata jatuh dalam dosa, yang dikenal dengan dosa asal. Mereka telah gagal mempertahankan rahmat “tanpa dosa” tersebut. Karena mereka awalnya ditentukan Allah menjadi kepala bagi keluarga umat manusia, maka ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka mewariskan dosa asal itu kepada keturunan mereka, yaitu termasuk kita semua. Nah, Allah dalam kebijaksanaan-Nya menentukan bahwa untuk memulihkan keadaan ini, Ia akan mengutus Adam yang baru, yaitu Yesus Kristus Putra-Nya. Dan karena kejatuhan Adam ke dalam dosa didahului oleh dosa Hawa, maka untuk memulihkannya dibutuhkan keadaan lawannya: yaitu keadaan Hawa yang baru (yaitu St. Perawan Maria), yang mampu untuk tidak jatuh ke dalam dosa, sehingga dengan demikian Adam yang baru (Kristus) dapat lahir ke dunia. Keadaan tidak berdosa ini dikehendaki Allah tidak hanya di awal hidup St. Perawan Maria, tetapi sepanjang hidupnya. Untuk maksud inilah, Allah memberikan rahmat khusus kepadanya, sehingga St. Perawan Maria dikandung tanpa noda dosa. Artinya St. Perawan Maria tidak mempunyai dosa asal, sehingga juga tidak mempunyai kecenderungan terhadap dosa dan karena itu tidak berdosa sepanjang hidupnya. Dengan demikian, tergenapilah juga sabda Tuhan tentang Yesus sebagai Pengantara antara manusia dengan Allah, yang harus “terpisah dari orang-orang berdosa” (Ibr 7:26). Mengapa kita semua tidak dibuat menjadi tak bernoda dosa dan tidak berdosa seperti Bunda Maria? Ya, mungkin jawabannya karena kita tidak mempunyai peran sebagai Hawa baru seperti Bunda Maria. Kita tidak diberi tugas oleh Allah untuk menjadi Bunda bagi Putra-Nya. Yang memperoleh tugas unik itu hanya satu orang dalam seluruh sejarah manusia, dan ia adalah Bunda Maria. Sedangkan setiap manusia yang lain memang adalah keturunan Adam dan Hawa yang menerima dosa asal Adam, sebagai bagian/ miliknya sendiri, karena ada saatnya dalam hidup, manusia secara umum- pun bersikap sama seperti Adam dan Hawa itu, yang lebih memilih berbuat dosa daripada menaati Allah. Ini memang suatu misteri. Namun kita ketahui bahwa betapapun kita telah jatuh dalam dosa, namun Allah tetap mengasihi kita, sehingga memberikan kepada kita Putra-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Dan dengan kita dibaptis, kita menerima rahmat penebusan dosa itu dan dimampukan untuk menolak dosa dan memilih melakukan yang baik. Sesudah dibaptis, kecenderungan berbuat dosa memang masih ada pada kita, tetapi justru itu menjadi perjuangan untuk membuktikan iman dan kasih kita kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi kita.. Demikianlah yang dapat kami sampaikan sehubungan dengan pertanyaan Anda. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.org

Terima kasih sudah mengingatkan kami. Semoga Tuhan memberkati kita semua. 🙏🏼🙏🏼

Syalom @WanMail-wf2rf, Injil Matius maupun ketiga Injil lainnya tidak mencatat satu pun perkataan dari Santo Yusuf, karena itu tidak heran bila sosok Santo Yusuf seringkali digambarkan sebagai seorang yang selalu melakukan kehendak Allah dengan diam dan taat. Rasul Matius dalam Injil yang ditulisnya menjabarkan Santo Yusuf sebagai “orang benar”/a just man, dan justice dalam Alkitab mengacu kepada kekudusan. Lebih jauh bila kita telaah, yang tercatat dalam Injil Matius adalah bahwa Allah selalu menyatakan kehendak-Nya kepada Santo Yusuf melalui mimpi : Ketika Santo Yusuf sedang mempertimbangkan untuk menceraikan Bunda Maria secara diam-diam, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata : "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Mat 1 : 20) Setelah orang-orang Majus berangkat setelah membawa persembahan kepada Bayi Yesus, kembali malaikat berkata kepada Santo Yusuf dalam mimpinya, : "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (Mat 2 : 13) Setelah raja Herodes yang berniat membunuh Bayi Yesus itu mati, kembali malaikat Tuhan nampak kepada Santo Yusuf dalam mimpi : "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (Mat 2 : 20) Dalam perjalanan kembali ke tanah Israel, Santo Yusuf mendengar kabar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Santo Yusuf ke daerah Galilea. (Mat 2 : 22) Dalam empat peristiwa tersebut, tidak dicatat jawaban perkataan dari Santo Yusuf, tetapi selalu dikatakan : ia bangun dan berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Sungguh seorang tokoh yang luar biasa, banyak hal yang dapat kita teladani dan renungkan dari Santo Yusuf ini. Semoga ulasan singkat ini membantu. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Natalia

Salam Bob, Sinode Lateran (649) di bawah pimpinan Paus Martinus I, merumuskan hal keperawanan Bunda Maria, demikian: “Ia [Maria] mengandung tanpa benih laki-laki, [melainkan] dari Roh Kudus, melahirkan tanpa merusak keperawanannya, dan keperawanannya tetap tidak terganggu setelah melahirkan.” Karena itu, diperoleh pernyataan artikel iman: Maria adalah Perawan, sebelum, pada saat, dan sesudah kelahiran Yesus Kristus dan seterusnya tetap perawan (De fide). Ajaran ini diteguhkan oleh Konsili Ekumenis lainnya yaitu: Konsili ke-empat Lateran (1215), Konsili ke-dua Lyons (1274). Paus Paulus IV (1555) dalam Konstitusinya menegur mereka yang menentang keperawanan Bunda Maria, dan dengan demikian kembali menegaskan bahwa Perawan Suci Maria “tetap memiliki keperawanan yang tidak terganggu, sebelum kelahiran, pada saat kelahiran, dan tetap setelah kelahiran [Yesus].” (Cum Quorumdam Hominum) St. Agustinus menjelaskannya demikian, “Dengan kuasa Roh Kudus yang sama, Yesus lahir tanpa merusak keperawanan Bunda Maria, seperti halnya setelah kebangkitan-Nya, Dia dapat datang ke dalam ruang tempat para murid-Nya berdoa, tanpa merusak semua pintu yang terkunci (lih. Yoh 20:26).” (Letters no. 137, ref: www.newadvent.org/fathers/1102137.htm.) Selanjutnya, St. Agustinus mengajarkan bahwa adalah tidak mungkin bahwa Ia, Sang Terang yang datang untuk menyembuhkan korupsi/kerusakan, malah merusak keutuhan ibu-Nya pada saat kedatangan-Nya. (Cf. Sermon 189, 2; PL 38, 1005, ref: www.dec25th.info/Augustine%27s%20Sermon%20189.html.) St. Agustinus mengartikan ayat yang disampaikan oleh Bunda Maria, “...karena aku tidak bersuami (I know not man)” (Luk 1:34, Douay Rheims Bible) adalah suatu ungkapan kaul Bunda Maria untuk hidup selibat sepanjang hidupnya. (De Virginitate, chap. iv, ref: www.newadvent.org/fathers/1310.htm.) Seperti St. Agustinus, St. Efrem juga menyatakan rahasia keselamatan Allah yang dinyatakan dengan jelas melalui keperawanan ibu yang mengandung-Nya, “sebab dari rahim yang perawan itu, seorang Anak telah lahir.” (St. Ephrem of Syria, Hymns on the Nativity, Hymn 1, ref: www.newadvent.org/fathers/3703.htm.) St. Efrem membandingkan bahwa sebagaimana Yesus bangkit keluar dari kubur-Nya yang terkunci, Ia pun lahir dari rahim yang perawan. St. Ephrem of Syria, Ibid., Hymn 8). Dengan penjelasan ini, marilah kita menerima pengajaran ini dengan hormat dan takzim, sebab adalah hak Allah untuk menentukan cara kelahiran Putra-Nya, tanpa perlu harus mengambil cara yang sama persis dengan manusia. Sebab cara kelahiran manusia yang merusak keutuhan dan menimbulkan rasa sakit pada sang ibu yang melahirkan, itu merupakan akibat dari dosa asal (lih Kej 3:16). Hal ini tidak terjadi pada Bunda Maria pada saat melahirkan Tuhan Yesus karena baik Bunda Maria maupun Yesus keduanya tidak berdosa maupun terkena pengaruh dosa asal. Cara kelahiran sedemikian justru semakin menunjukkan ke-Allahan Kristus dan kuasa-Nya yang mengatasi segalanya. Tiada yang mustahil bagi Allah. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.org

Salam P. Paulus, Silakan membaca terlebih dahulu, apa itu Tradisi Suci (dengan huruf besar ya "T" nya, untuk membedakannya dengan tradisi praktek kesalehan), klik di link ini: www.katolisitas.org/tradisi-suci/ Dari pengertian di atas, memang tak ada buku yang mampu memuat semua Tradisi Suci; namun demikian sebagian dari Tradisi Suci itu dituliskan dalam buku, sebagian lainnya dapat dibaca di internet. Buku yang menulis sebagian dari Tradisi Suci contohnya Katekismus Gereja Katolik, sejumlah doktrin Gereja Katolik (termasuk dokumen Konsili Vatikan II), sekarang dituliskan di situs vatican.va, sejumlah tulisan para Bapa Gereja juga sekarang dibukukan atau dituliskan juga dalam situs encyclopaedia di internet, hanya setahu kami masih dalam bahasa Inggris, dan teks perayaan liturgis juga tercetak di buku yang biasa dijadikan patokan oleh para imam. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.org