Рет қаралды 493
Mappabotting bila diartikan dalam bahasa indonesia berarti upacara pernikahan, pernikahan dalam bahasa bugis di sebut “siala” yang artinya mengambil satu sama lain. Hampir sama dengan upacara pernikahan yang sering di lakukan di indonesia, bahan-bahan yang digunakan dalam persepsi pernikahan adat bugis seperti. “sompa’ - atau dapat diartikan sebagai mahar atau mas kawin yang dalam bentuk makanan mentah (uang) ‘’du’i menre atau du’i ma’balanca yaitu sejumlah uang yang dari mempelai pria yang merupakan syarat sah peminangan menurut adat. Besar kecilnya du’i menre dalam perkawinan adat bugis dipengaruhi oleh status sosial pihak wanita.semakin tinggi status sosial phak wanita maka tentu makin besar uang yang harus diserahkan pihak pria. ‘cincin passio’ yaitu cincin dari mempelai pria sebagai tanda mengikat mempelai wanitanya. selain bahan untuk para mempelai, ada juga bahan untuk para keluarga mempelai yakni sarung sutra. Kemudian bosara yakni tempat atau wadah bagi kue kue adat bugis seperti beppa puteh, burongko,bandang dan laen-laen. Yang unik dari pernikahan adat bugis adalah pada saat fase mappasikarawa atau fase mempersatukan. Kegiatan ini dilakukan setelah proses akad nikah, mempelai pria di tuntun oleh orang yang dituakan menuju kekamar mempelai wanita untuk melakukan proses mappasikarawa. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana mempelai pria menyentuh mempelai wanita.Kegiatan ini dianggap sangat penting bagi bangsa bugis karena menurut pandangan mereka sentuhan pertama mempelai pria kepada mempelai wanitanya menentukan keberhasilan keluarga yang akan mereka jalani. Banyak variasi tentang bagian tubuh wanita yang wajih disentuh pertama, antara lain:
-ubun atau leher belakang yang mengandung makna agar istri akan tunduk kepada suaminya.
--Buah DADA. Sebagai lambang gunung, yaitu dengan harapan rezeki mereka akan setinggi gunung.
---Menggenggam tangan mempelai wanita, yaitu dengan harapan hubungan kedua mempelai wanita kekal atau langgeng.
----Perut, yang mengandung makna agar keluarga mereka tidak mengalami kelaparan