Рет қаралды 127,522
Pondok Pesantren Temboro AL FATAH Pusat PENGHAFAL HADITS.
Selama ini, kita mengenal Pondok Temboro sebagai markas Jamaah Tabligh terbesar di Asia Tenggara. Ternyata di samping itu, pesantren salaf ini juga telah melahirkan ribuan santri penghafal Hadits. Ada penghafal Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bulughul Maram, dll.
Mengapa menghafal Hadits? Mengapa tidak menghafal Al Qur'an?
Jangan salah. Hafalan hadits dilakukan setelah para santri menghafal Al Qur'an. Rata-rata pesantren di Indonesia mengajarkan kitab-kitab kuning. Ini juga diajarkan di Al Fatah Temboro. Tak terhitung pesantren di nusantara yang fokus pada mencetak para penghafal Qur'an. Dan, pondok Temboro pun gudangnya penghafal Al Qur'an. Bahkan, ketika Ramadhan di sana di adakan tarawih 20 rakaat dengan mengkhatamkan hafalan Qur'an semalam. Al Hasil dalam sebulan khatam 30 kali. Jadi, bisa dikatakan bahwa ciri khas pondok pesantren Al Fatah Temboro adalah Tahfidz Hadits dan Dakwah.
Pesantren Harapan di Tengah Minimnya Penghafal Hadits
Tidak banyak pondok pesantren yang mempunyai perhatian berlebih pada pembelajaran, kajian dan tahfidz Hadits. Padahal, hampir setiap Ulama dan ilmuan muslim memulai karir keilmuannya dengan menghafal al-Qur’an, dilanjutkan dengan ilmu hadits, dan ilmu-ilmu dasar keislaman lainnya.
Seperti dikemukakan Imam al-Nawawi, mereka memulai belajar dengan menghafal al-Qur’an. Ilmu hadits, fiqih dan lainnya baru diajarkan setelah hafal al-Qur’an.
Para sahabat banyak yang bergelar huffaz atau qurra’ untuk dipersiapkan menjamin keterpeliharaan al-Qur’an. Ibn ‘Abbas, selain hafal al- Qur’an juga hafal berbagai sair Arab klasik (jahiliyah). Setiap kali ditanya oleh Ibn al-Azraq tentang makna kosa kata sulit dalam al-Qur’an, dengan piawai ia mendatangkan dari hafalannya berbagai syair Arab yang menjelaskan maknanya.
Alhamdulillah, kita punya Pesantren Al Fatah Temboro yang melaksanakan pembelajaran dan kajian hadits serta memberlakukan kebijakan menghafal hadits (tahfidz al-Hadits kepada para santrinya. PP. Al-Fatah berada di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur (selanjutnya, disebutkan dengan “Pondok Temboro”).
Kebijakan menghafal hadits di Pondok Temboro bermula dari adanya anjuran pengelola pesantren yang diawali sekitar tahun 2007/2008 agar para santri memiliki hafalan hadits, yang akhirnya sampai tahun 2012 kegiatan menghafal hadits ini menjadi sebuah tradisi.
==============================
Wisuda Penghafal Shahih Bukhari PP Al Fatah 2012
Pada acara Wisuda Kelas Daurah dan Takhassus 2 September 2012, Pondok Al Fatah mewisuda 10 santri hafal Shahih Bukhari.
Ke 10 santri yang hafal Bukhari mendapatkan hadiah kehormatan Umrah gratis.
Salah satu wisudawan ada yang bernama Ali Mahmud (23th) asal Riau. Di samping hafidz Qur'an, santri yang sudah 8 tahun belajar di Al Fatah ini juga hafal 500 hadits Shahih Muslim, dll.
Ada juga nama Hasan Biki (20th), Surabaya. Hafal Alfiyah Ibnu Malik. Dan yang pasti sudah selesai Hafalan Al Qur'an 30 juz.
Dan, yang paling menarik ada nama Kholil Ahmad (19th). Beliau adalah KH Uzairon Thoiful Abdillah (pengasuh PP Al Fatah). Beliau sudah hafal Qur'an usia 9 tahun.
Dan hasilnya, di antara 2000 santri yang diwisuda pada tahun 2015, diantaranya terdapat:
1 santri yang mampu menghafal 10.000 hadits
1 santri yang mampu menghafal 7.500 hadits
6 santri yang mampu menghafal 7.313 hadits
28 santri yang mampu menghafal 5.000-5600 hadits
46 santri yang mampu menghafal 3000-4300 hadits
16 santri yang mampu menghafal Bulugh al-Maram
22 santri yang mampu menghafal Mukhtasar Bukhari.
Dan, semua santri yang mampu menghafal hadits tersebut sekaligus mampu menghafal al-Quran dengan rincian:
27 santri mampu menghafal al-Qur’an tanpa salah
163 santri mampu menghafal al-Quran dengan disertai adanya beberapa kesalahan.
Bisa disimpulkan dari banyaknya jumlah santri yang mampu menghafalkan ribuan hadits, bahwa kajian hadits di Pesantren Temboro menunjukkan hasil yang perlu diapresiasi, terlebih di antara mereka terdapat juga sebagian besar yang telah hafal al-Qur’an.
Kondisi ini menunjukkan, bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai lembaga tafaqquh fi al-Din, telah mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kajian Islam. Karena mampu menghasilkan para penghafal al-Qur’an (hamil al-Qur’an) dan penghafal hadits.
Menengok sejarah, bahwa menghafalkan hadits merupakan bagian kegiatan yang tak terpisahkan dari periwayatan hadits. Periwayatan hadits adalah sebuah proses penerimaan (naql dan tahammul) hadits oleh seorang periwayat dari gurunya, setelah terlebih dahulu hadits tersebut dipahami, dihafalkan (dhabt), dihayati, diamalkan, ditulis, dan disampaikan kepada orang lain sebagai murid dengan menyebutkan sumber pemberitaan riwayat tersebut.
Sumber: www.fesbuker.com/2020/05/tahfi...