TRIBUN-VIDEO.COM - Negara-negara sekutu Israel mulai mengalihkan dukungannya untuk mendesak agar gencatan senjata dilakukan di Gaza.
Adapun, dilansir dari Tribunnews.com, berikut ini deretan negara yang telah enggan mendukung agresi militer Israel ke Gaza.
1. Inggris
Inggris menjadi contoh pertama sekutu Israel yang mengalihkan dukungannya untuk merealisasikan gencatan senjata di Gaza.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, mengaku tak terima atas warga sipil yang turut menjadi korban agresi brutal Israel.
Sunak, dalam pernyataannya, turut meminta Israel agar menahan diri dan melakukan operasi dengan mematuhi hukum humaniter internasional.
"Kami telah berulang kali meminta Israel untuk menahan diri untuk beroperasi dalam hukum humaniter internasional, untuk mengambil setiap tindakan pencegahan yang memungkinkan guna menghindari merugikan warga sipil dan yang terpenting untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza," ujarnya dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency.
Namun, di sisi lain, Sunak juga meyakini bahwa Hamas turut bertanggung jawab atas perang di Gaza buntut serangan awal pada (7/10/2023) lalu ke Israel.
2. Jerman
Senada dengan Inggris, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalenna Baerbock turut mendesak adanya gencatan senjata lantaran jatuhnya puluhan ribu korban jiwa akibat perang di Gaza.
Baerbock pun tidak hanya menginginkan adanya gencatan senjata tetapi juga perdamaian antar dua negara.
"Tujuan kami tidak bisa hanya menyetop pertempuran hari ini. Harus ada kedamaian yang berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun, dan beberapa generasi."
"Oleh karena itu kami mendukung gencatan senjata, tapi hanya jika itu berkelanjutan," kata Baerbock dikutip dari The Guardian.
Baerbock sadar bahwa banyak pihak menginginkan agar gencatan senjata di Gaza benar-benar terwujud.
3. Prancis
Berbeda dengan Inggris dan Jerman, faktor utama Prancis mendesak agar gencatan senjata terwujud demi membebaskan para sandera.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron juga mendesak Israel untuk tidak membunuh orang yang tak bersalah demi melawan Hamas.
"Gencatan senjata segera penting dilakukan agar progres dapat dicapai demi gencatan senjata terwujud dan untuk membeaskan para sandera, memungkinkan akses dan pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil yang menderita di Gaza, dan pada kenyataannya untuk bergerak menuju perdamaian," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Collona dikutip dari AP.
4. Kanada
PM Kanada, Justin Trudeau, turut mendukung gencatan di Gaza.
Dukungan ini disampaikan bersama dengan PM Selandia Baru, Christopher Luxon, dan PM Australia, Anthony Albanese, dikutip dari Reuters.
Trudeau menyebut cita-cita Israel untuk memusnahkan Hamas tidak sebanding dengan penderitaan warga Palestina.
"Kami khawatir dengan berkurangnya ruang aman bagi warga sipil di Gaza. Harga untuk mengalahkan Hamas tidak bisa dibayar dengan penderitaan terus-menerus warga sipil Palestina," kata Trudeau.
5. Selandia Baru
Pada kesempatan yang sama, PM Selandia Baru, Christopher Luxon, turut mendesak gencatan senjata segera diwujudkan.
Dia juga meminta secara khusus kepada Hamas agar turut membebaskan sandera Israel dan tidak "menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai".
6. Australia
Bersama dengan Trudeau dan Luxon, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese turut mendukung upaya negara dunia mendesak gencatan senjata di Gaza.
Dirinya pun turut mengutuk kekerasan yang dilakukan pemukim Israel di Tepi Barat.
Albanese juga turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa baik dari pihak Israel maupun Palestina akibat perang ini.
"Australia, Kanada, dan Selandia Baru meratapi setiap nyawa tak berdosa Israel dan Palestina yang telah hilang dalam konflik ini dan menyampaikan belasungkawa kami kepada semua keluarga dan komunitas yang terkena dampak konflik," ujarnya dikutip dari Aljazeera.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sekutu Israel Rontok, Ini Daftar Negara yang Desak Gencatan Senjata di Gaza, www.tribunnews.com/internasio....
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
Host: Nina Agustina
VP: Latif