Рет қаралды 1,064,862
Inilah Gir Pasang. Ratusan tahun silam, kampung ini hanya dihuni oleh 3 orang saja.
Namun zaman berkembang. Kini sudah ada total 37 jiwa, dari 12 kepala keluarga.
Para warga, tinggal di 9 rumah saja. Untuk mencapai kampung ini, warga dan pengunjung harus melewati jalan setapak. Menuruni lembah dan mendaki bukit.
Dulunya jalur ini hanyalah tanah terjal, namun kini lebih mudah setelah dibuat anak tangga dari beton. Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari seribu anak tangga yang harus dilewati dengan jarak sekitar 2 kilometer.
Bagi yang belum terbiasa melewati jalan ini, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai rumah terdekat.
Akses satu-satunya yang sulit inilah, yang membuat kampung girpasang menjadi terpencil dari kampung lainnya. Namun justru itulah daya tariknya. Sebab, pemandangan alam yang asri alami dan sejuk, mewarnai setiap langkah.
Sesekali, kawanan monyet ekor panjang yang turun mencari makan, menyapa para pengunjung. Tiba di Girpasang, keramahan warga jadi hal yang paling menonjol.
Aktivitas warga berjalan normal layaknya warga pegunungan lainnya. Bertani, beternak ternak, dan menjadi buruh di luar dusun menjadi mata pencaharian mereka.
Sekolah dan fasilitas umum lainnya tak lengkap tersedia disini. Meski jauh, dengan semangat,setiap hari, anak anak kampung ini, bisa 3 hingga 4 kali bolak-balik melewati lereng yang curam. Triyani misalnya, siswi kelas 8 ini sempat mengeluh karena medan yang melelahkan, namun ia selalu mendapat semangat oleh keluarga, untuk terus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
9 rumah dikampung ini tampil apa adanya.
Sederhana namun bersahaja. Layaknya kehidupan penduduknya.
Seperti sosok Mbah Patmo ini. Sesepuh di Gir Pasang yang berusia 69 tahun ini, tak pernah merasa khawatir, meski hidup dekat dengan puncak merapi yang masih aktif, dan jauh dari kehidupan kota. Warga mempercayai, bahwa kampung mereka masih cukup aman, lantaran terhalang oleh Gunung Bibi, gunung berwarna hijau yang berada di antara Desa Tegalmulyo dan puncak Gunung Merapi.
"2010 ya cuma abu disini segini. tapi aawan panas gak sampai sini. hidup di girpasang kalo saya pribadi sama adik di atas situ tinggal disini sudah nyaman sekali, aman terkendali." Ujar Patmo Sudarso, Sesepuh Girpasang.
Warga juga tak ingin pindah dari kampung mereka, meski telah memiliki keluarga di luar dusun Girpasang. Guyub dan rukun, serta alam yang indah, membuat mereka betah. Hidup berdampingan dengan gunung merapi, juga harus selalu siap dengan segala kemungkinannya.
Bahkan warga girpasang menjadi prioritas relawan jika gunung merapi erupsi. Salah satunya, warga akan dievakuasi ke desa Tegalmulyo, Kemalang, Klaten.
" bilamana harus mengungsi girpasang salah satu prioritas kami. jadinya mereka harus kami dahulukan karena melihat akses harus menyeberang juran gitu kan kalau tidak didahulukan merapi keburu letusan besar jadi kita dahulukan. gak ada kesulitan. karena kita semua sudah terbiasa dengan medan seperti itu kesulitan relatif tidak ada." Ujar Subur, Ketua Relawan Tegalmulyo
Kini, warga berharap ada bantuan fasilitas dari pemerintah, seperti jembatan dan akses lainnya, yang bisa mempermudah transportasi menuju dan keluar dari kampung mereka.
Subscribe NET JATENG Official KZfaq Channel:
/ netjateng
Twitter :
NetJateng
Instagram:
@netjateng
NET. JAWA TENGAH
CH 54 UHF Semarang | CH 22 UHF Tegal | CH 22 UHF Purwokerto