Рет қаралды 133,545
Mereka sepertinya masih sulit membedakan antara menutupi aib dengan menyetujui KDRT. Versi mereka, kalau nggak setuju KDRT pada wanita, maka harus mendukung gerakan feminisme, yang nggak setuju feminisme berarti kena toxic masculinity
Mereka bilang asal ada consent (persetujuan, izin, sadar), maka meskipun zina nggak papa. Tapi meski sudah sah dalam pernikahan, tapi nggak ada consent itu artinya marital rape, pemerkosaan
Lebih jauh lagi mereka bilang pernikahan itu legal prostotion, akal-akalan para lelaki trash untuk memperbudak wanita, dan merebut hak atas tubuh mereka yang harusnya mereka kuasai
Dunia ini mau dibawa seperti yang mereka mau, lelaki urus dirinya sendiri, wanita urus dirinya sendiri, ayah nggak boleh nyampurin urusan anak, istri nggak boleh diatur suami, suami boleh jalan sama istri orang (asal sama-sama consent)
Pernikahan dikritik dan dihujat, perzinaan dianggap wajar. Lalu seperti apa masyarakat yang mereka ingin wujudkan? Ada contoh keluarga seperti apa yang mereka ingin hasilkan? Peradaban apa yang sudah mereka hasilkan?
Sementara Rasulullah mencontohkan keluarga yang sangat kita impikan, anak-anak yang jadi investasi ketaatan, peradaban yang memuliakan manusia, lelaki maupun wanita
Mana yang kita pilih?