Рет қаралды 327,824
Bismillah....
Hukum asalnya kita tidak tahu tentang perkara ghaib yang berkaitan tentang peristiwa yang terjadi di alam kubur, tetapi "TERKADANG" Allah menampakkan beberapa hal yang dialami oleh para penghuni kubur kepada sebagian manusia yang masih hidup. Dimana terkadang peristiwa itu diceritakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya atau yang lainnya.
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu telah menceritakan tentang mayit yang ditolak oleh bumi dengan dilemparkan kembali di atas tanah karena murtad dan menghina Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (HR. Bukhari no. 3617 dan Muslim no. 2781)
Ada kuburan yang terbelah sesudah ashar, lalu anak yang durhaka kepada ibunya meringkik 3 kali, kemudian kuburan pun menimbunnya (HR. Al-Ashbahani dll, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2517)
Dan kisah-kisah lainnya yang sangat banyak tentang orang-orang yang bersaksi bahwa mereka pernah melihat adanya adzab kubur lalu dikaitkan dengan *dosa yang pernah mayit kerjakan sebelum matinya*, kemudian kisah-kisah itu disebutkan dalam Kitab para ulama, diantaranya dalam Kitab ar-Ruuh oleh Imam Ibnul Qayyim, Ahwaalul Qubur oleh Imam Ibnu Rajab, Man 'Aasy Ba'dal Maut oleh Imam Ibnu Abid Dunya, At-Tadzkiroh oleh Imam al-Qurthubi dan para ulama lainnya.
Para ulama telah menceritakan kisah-kisah itu di Kitab mereka, lalu orang-orang yang mengisahkannya atau para ulama itu sendiri yang kemudian mengkaitkan adzab yang diterima oleh mayit dengan *dosa yang pernah dikerjakan oleh si mayit sebelum matinya*. Dan yang seperti ini sangat banyak disebutkan dalam Kitab para ulama salaf.
Lalu apakah kisah sejenis yang sangat banyak diceritakan kembali oleh para ulama dalam kitab-kitab mereka itu kita tolak semuanya, lalu kita pun dengan segera mengatakan bahwa itu semua bukan aqidah ahlussunnah dan tidak sesuai dengan manhaj salaf ? Subhanallah...
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
“Hal tersebut sungguh telah tersingkap bagi sebagian manusia sehingga mereka dapat mendengar suara (jeritan) orang-orang yang disiksa di dalam kubur mereka dan juga dapat melihat dengan mata kepala mereka sendiri para penghuninya itu diadzab di dalam kubur mereka. Tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan selamanya dalam setiap waktu, namun hanya dapat dirasakan pada waktu tertentu saja" (Majmu’ Fatawa IV/ 296)
Memang kita tidak tahu dosa yang lain dari si mayit yang telah menyebabkan ia diadzab, tetapi bukankah banyak disebutkan bahwa dosa besar itu telah diancam dengan siksa kubur dan siksa Neraka ?
Seseorang yang sampai mati tetap dalam kondisi tidak pernah bertaubat dari berbagai dosa besar, maka ancamannya jelas telah disebutkan dalam dalil bahwa orang itu akan mendapatkan siksa kubur, kecuali jika Allah berkehendak untuk mengampuninya, di antaranya karena Allah melihatnya "ada syubhat", dan sebagai contoh misalnya :
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda : "Pernah terjadi seseorang sebelum kalian yang berburuk sangka terhadap amalnya. Lalu ia berpesan kepada keluarganya : "Apabila aku telah mati, maka ambil tindakan kepadaku (dalam riwayat yang lain disebutkan : “Bakarlah aku”), lalu taburkanlah (abuku) di lautan pada hari di mana angin bertiup kencang. Kemudian mereka pun melakukan (perintahnya). Lalu Allah mengumpulkan (kembali jasadnya), lalu Dia berfirman : "Apa yang mendorongmu untuk mengerjakan hal itu?”. Ia menjawab : “Tidak ada yang mendorongku untuk melakukannya, kecuali karena rasa takut kepada-Mu”. Maka Allah mengampuninya" (HR. Bukhari no. 6480)
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
telegram.me/najmiumar
Link Kajian Lengkap:
Selamat di Liang Lahat - Ustadz Najmi Umar Bakkar : • Selamat Di Liang Lahat...