Awalnya kami ingin mengunjungi lagi air terjun Grenjengan yang dulu pernah kami kunjungi 5 tahun silam. Ternyata Kok Jadi Begini?!!! Air Terjun Grenjengan di Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet Mojokerto.
Ya. Waktu itu sebelum pandemi. Air Terjun Grenjengan di Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet Mojokerto memiliki volume air yang cukup deras. Nah pas kami sampai di tempat tujuan, ekspresi kami, Kok Jadi Begini?!!! Air Terjun Grenjengan di Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet Mojokerto.
Tapi ya sudahlah, perjalanan kami tetap menyenangkan walau Air Terjun Grenjengan di Wisata Pemandian Air Panas Padusan Pacet Mojokerto bikin kami berkomentar, Kok Jadi Begini?!!!
***
Yes, kita dolan lagi.
Kali ini kita akan mengenang perjalanan 5 tahun yang lalu.
Yaitu berpetualang ke Air Terjun Grenjengan, Pacet, Mojokerto
Setelah 5 tahun kayak apa ya sekarang?
Yuk, ikuti petualangan kami.
Perjalanan menuju Pacet memang sering macet.
Apalagi jika berangkatnya kesiangan.
Pasti akan berebut jalan dengan truk-truk raksasa.
Jalanan baru terasa lega setelah melewati pertigaan Adipura Mojosari.
Jalan menanjak dengan pemandangan indah membawa suasana tersendiri.
Setelah makan siang, perjalanan mendaki menuju air terjun kami mulai.
Alhamdulillah, drama gendong menggendong sudah tidak terulang. Anak-anak sudah cukup kuat untuk jalan sendiri. Tapi masalahnya, kaki-kaki ini sudah lama mager. He..he..
Kini ada penginapan baru di sini. Namanya The Soemo Hills. Reviewnya akan kami taruh linknya di deskripsi.
Ternyata suasana perjalanan menuju air terjun Grenjengan tetap menyenangkan.
Anak-anak berjalan sambil bercerita dan mencoba mengingat pengalaman dahulu.
Kini semakin banyak pipa-pipa air yang dipasang di dinding-dinding tebing.
Kami menjumpai pos tiket yang sama. Dengan penjaga yang mirip Iwan Fals Waktu muda.
Menjumpai pohon yang sama. Batu-batu yang sama.
Namun setelah penjalanan sudah sampai ujungnya, baru kami sadar apa yang beda.
Ya. Air terjun yang dahulu mengalir deras, kini tinggal gemericik dengan kolam dangkal yang coba dibendung dengan batu seadanya.
Apakah ini karena musim kemarau. Atau efek dari pipa-pipa air tadi ya?
Ah... kami tidak ingin merusak suasana dengan mengira yang tidak-tidak.
Kami tetap main air seadanya kamudian pulang.