Рет қаралды 32
Setiap Agama atau kepercayaan memiliki cara tersendiri untuk sembahyang atau ibadah, begitu juga dengan umat Hindu.
Dalam persembahyangan agama Hindu, selain menggunakan sarana persembahyangan berupa puspam atau bunga, patram atau dedaunan, phalam atau buah-buahan dan toyam atau air, umat hindu juga menggunakan unsur api, yang diwujudkan dengan Dupa.
Penggunaan Api dalam tradisi agama Hindu bersumber dari Kitab Suci Hindu. Dalam kelompok kitab suci Wedanga yang terdiri dari kitab :Siksa, Wyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisa, dan Kalpa.
Dalam Reg Weda dan Sama Weda api memiliki peranan :
1. Api adalah pengantar upacara, penghubung manusia dengan Brahman. (Regweda X, 80 : 4).
2. Api (Agni) adalah Dewa pengusir Raksasa dan membakar habis semua mala dan dijadikannya suci. (Regweda VII 15 : 10).
3. Hanya Agni (api) pimpinan upacara Yajna yang sejati menurut weda. (Regweda VIII 15 : 2).
Dupa adalah sejenis harum-haruman yang dibakar sehingga berasap dan berbau harum. Dupa dengan nyala apinya merupakan lambang dari Dewa Agni, yang mana berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Pendeta pemimpin upacara
2 Sebagai perantara menghubungkan pemuja dengan yang dipuja
3. Sebagai pembasmi segala kotoran dan pengusir roh jahat, yang mana dapat mengganggu keheningan upacara dan persembahyangan yang sedang berlangsung
4. Sebagai upasaksi atau sebagai saksi upacara.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Dhupa yang kita gunakan setiap hari untuk sembahyang terbuat dari bahan-bahan alami yang mana dapat menimbulkan bau harum.
Di mana bahan-bahan Dhupa tersebut meliputi kayu cendana, kayu kemenyan dan Kayu majegau.
Disisi lain dikutip dari berbagai sumber, Dhupa memiliki peran sentral di dalam sadhana bhakti umat Hindu sehari-hari.
Inilah 5 filosofi Dhupa atau agni berdasarkan Siwa Purana, Satarudra Samhita :
1. Abu Dhupa melambangkan pengorbanan diri kepada Tuhan. Api itu sendiri mewakili makna pembebasan, api adalah pembimbing, Tuhan, ritual suci, pusat kesucian.
Jelasnya, segalanya adalah api.
2. Wangi asap dupha dapat membersihkan energy negative di sekitar. Semua hal yang tidak suci akan menjadi suci segera setelah ia kontak dengan api.
Oleh sebab itu api disebut penyuci.
3. Api sendiri melambangkan Agni Skambha, yaitu pilar api kesadaran yang tak terbatas yang merupakan Brahman tertinggi yang tidak dapat dijangkau bahkan oleh Brahma dan Wisnu sekalipun. Aspek Siwa yang membara dalam wujud api.
4. Terangnya nyala api Dhupa mewakili saksi perbuatan. Api adalah mata dari penguasa ketiga dunia. Di dunia yang penuh kegelapan ini siapa lagi selain dia yang menjadi penerang.
5. Asap dhupa naik ke atas simbolis sebagai pembawa pesan kita kepada para dewa.
Dupa berasal dari “wisma”, yaitu alam semesta menyala dan asapnya bergerak keatas, pelan-pelan menyatu dengan angkasa. Ini dapat dikatakan sebagai lambang penuntun umat, bagi yang melakukan sembahyang agar menghidupkan api dalam dirinya yang disebut dengan bhuana alit, dan menggerakkannya menuju persatuan dengan Hyang Widhi sebagai bhuana agung. Seperti yang diibaratkan dengan Dupa yang asapnya menuju keatas dan menyatu dengan angkasa.
Dengan demikian, dapat dikutip bahwa Dupa adalah lambang pertemuan antara umat dengan Tuhannya.