Рет қаралды 526
Meningkatnya permintaan global terhadap komoditas Sumber Daya Alam (SDA) mendorong korporasi besar semakin memperluas lahan untuk industri ekstraktif mereka melalui izin konsesi dari negara. Tidak hanya menyasar lahan yang diklaim sebagai milik negara, namun juga mencakup lahan yang dimiliki oleh masyarakat, dengan mengalihfungsikan kawasan hutan, sungai, pesisir, dan bahkan pulau-pulau kecil yang diyakini memiliki cadangan SDA yang cukup.
Peningkatan aktivitas industri ekstraktif, khususnya pertambangan dan perkebunan, Meskipun dianggap dapat meningkatkan pendapatan negara, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan lapangan kerja, juga mendorong terjadinya degradasi lingkungan, perampasan lahan, dan mengalienasi masyarakat lokal. Hal ini karena seringkali tata kelola industri ekstraktif bersifat koruptif dan tidak demokratis.
Untuk menanggapi dan mendiskusikan masalah ini, Klaster Ekonomi Politik dan Isu-Isu Strategis Pusat Riset Politik-BRIN menyelenggarakan sebuah webinar dengan topik "Masa Depan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Menghadapi Ancaman Industri Ekstraktif". Diskusi akan memfokuskan pada pesisir dan pulau-pulau kecil karena kedua kawasan ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama yang disebabkan oleh aktivitas antropogenik dari industri ekstraktif.
Webinar dilaksanakan pada:
📌Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juli 2024
📌Waktu : 13.00 - 15.00 WIB
📌Media Platform : Aplikasi Zoom Meeting
📌Zoom Link : s.id/masadepanpesisir
📌Zoom Meeting ID : 944 1080 8723
📌Passcode : pesisir
📌Live Streaming KZfaq:
Pembicara:
1. Anta Maulana Nasution, S.Pi., M.Si (han) (Peneliti Pusat Riset Politik - BRIN)
2. Dr. Ir. Sitti Marwah, M. Si (Dosen Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo)
3. Anggi Prayoga ( Manager Kampanye, Advokasi, dan Media Forest Watch Indonesia)
Moderator:
Imam Syafi'i, M.Hum (Peneliti Pusat Riset Politik - BRIN)