6:01 - mula

34:25 Sepanjang saya belajar Perlembagaan Persekutuan selama 2 semester di universiti, kewarganegaraan adalah sama sahaja. Tak ada istilah rakyat Sultan atau rakyat persekutuan. Ini bertentangan dengan Laporan Suruhanjaya Reid untuk membentuk kewarganegaraan yang sama bagi perpaduan. Kalau ada, saya minta cikgu berikan bukti di sini dan sama2 kita kaji. Terima kasih.

39:00

SEJARAH RAJA MALAKA 1 sampai era Milenial menuju Bahasa Indonesia (Bahasa Nusantara) Raja Malaka pertama itu asli dari Jawa tapi Mlayu (lari) dari Jawa. Diajak masuk Islam oleh Majapahit (berganti nama Kerajaan Demak) saat itu Prabu Brawijaya V telah diislamkan oleh anaknya sendiri Raden Patah tanpa pertikaian atau perang. Budha dan Hindu disatukan dengan Islam. Raja Malaka Pertama tersebut lari (Mlayu) ke Palembang kemudian lari (Mlayu) lagi ke tumasik (Singapura) dan lari lagi (Mlayu) ke Malaka. Cerita ini mirip dengan kisah era Mataram Kuno saat Jawa melebur menjadi dua yaitu Budha dan Hindu. Balaputradewa (Budha-Syailendra) perang melawan Rakai Pikatan (Hindu-Sanjaya). Balaputradewa Kalah perang kemudian lari (Mlayu) ke Palembang melanjutkan kerajaan Kakeknya Dharanindra yaitu Kerajaan Sriwijaya. Itulah sejarah negeri Mlayu atau Tanah Mlayu atau Tanah pelarian yang saat ini menjadi Negara Malaysia. Dahulu kerajaan Sriwijaya (Palembang, Pasai, semenanjung Malaya), kerajaan Singosari, Kerajaan Kediri, dan Kerajaan sebelah Timur yaitu Ternate, Tidore, Ambon, Makassar, Banjarmasin dll bersatu menjadi Kerajaan Majapahit dengan Ibukotanya di Trowulan, Jawa Timur kemudian Kediri, Jawa Timur. Inilah Hindu dan Budha menjadi satu Kerajaan dengan wilayah di beri nama bumi ibu Pertiwi NUSANTARA. Bagaimana dengan Malaysia saat ini apakah mungkin bisa bersatu kembali ke Nusantara melalui Bahasa Indonesia? Mohon maaf apabila perkataan saya menyinggung perasaan. Karena mungkin yang saya katakan belum tentu benar tapi bisa saja ini jalan menuju kebenaran. 🙏