Рет қаралды 12,709
#baguspriyana #magelangtempodoeloe #kotatoeamagelang #magengheritage #sejarahmagelang #magelangtempodulu #kotamagelang #magelang
Jika merunut sejarah, masyarakat Arab di Nusantara banyak bermukim di wilayah pesisir. Kehadiran mereka awalnya adalah untuk berdagang.
Di mana banyak bermukim orang Arab, didirikanlah masjid sebagai tempat ibadah dan berjamaah.
Tempat tinggal mereka dikenal sebagai Kampung Arab.
Banyak masyarakat pribumi yang tinggal di sekitar masjid lalu memeluk Islam.
Untuk mengelola masjid dan mengajarkan agama Islam maka didatangkanlah sayid dan ustadz dari Hadramaut yang mau menetap di Nusantara.
Menurut catatan, di antara marga-marga Hadramaut yang pertama-tama ke Indonesia adalah keluarga Basyaiban, yaitu Sayyid Abdurrahman bin Abu Hafs Umar Basyaiban BaAlawi pada abad ke-17 Masehi.
Seorang sayid muda bernama Sayid Abd. Ar Rahman bin Mohammad Basy Syaiban pada sekitar tahun 1650 didatangkan untuk mengelola masjid di Cirebon.
Beliau menikah dengan Ratu Ayu Katiyah yaitu putri Sunan Gunungjati/Sultan Cirebon. Setelah menikah lalu berpindah ke Surabaya dan menetap di Pekalongan.
Dari Sayid Abd. Ar Rahman bin Mohammad Basy Syaiban ini lalu menurunkan Sayid Ahmad yang kemudian menjadi guru agama Islam di Kraton Yogyakarta.
Beliau lalu menikah dengan seorang putri RT Danurejo, bupati Kraton Yogyakarta. Sebelum diangkat menjadi patih, RT Danurejo I bernama RT Yudonegoro III.
Dari pernikahan Sayid Ahmad ini kemudian berputra Raden Alwi yang kelak bernama Danukromo
yaitu Bupati pertama Magelang.
Raden Alwi ini adalah keturunan ke 5 dari Sayid Abd. ar Rahman bin Mohammad Basy Syaiban.
Selengkapnya yaitu Alwi bin Ahmad bin Moh. Said bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Abd. ar Rahman.
Lingkungan kehidupan Kepatihan dan Kraton mempengaruhi kehidupan keluarga Sayid Ahmad. Terbukti Raden Alwi tidak lagi mengikuti jejak ayahnya di bidang keagamaan.
Raden Alwi menjabat Bupati di dalam Kepatihan dengan gelar Raden Tumenggung Danukromo.
FB : / bagus.priyana
IG : @baguspriyana_kotatoea_magelang