Hallo mas roki

Salam sebat Bung Roki

Sebattt bang roki

tambah gorengane mas kendang

Halo mas roki 😁👍

Jigur tenan jos tapi kang

1,5 baguy

perlu disayangkan El metronome tidak mengajak ahli rokok klobot international yaitu prof zroel

Baguyyyyy

El Metronom pusat kelucuan galaksi

Owhh jadi merokok itu kecanduan ya, bukan kebiasaan...

Tapikalauga makan ,ga tidur sehari aja,apa ga gelisah? He he

Anda bicara "Aslinya bukan kebutuhan"?? Memangnya bayi lahir aslinya makan nasi goreng? Pecel lele? Dan apakah aslinya manusia butuh bernafas dgn hidung ketika di rahim ibu? Jadi KEASLIAN KEBUTUHAN ini hanya diukur dari usia bayi siap makan/minum selain ASI? ilmu dan pengetahuan itu kebutihan atau kecanduan? Aslinya manusia tidak bisa berbicara/berbahasa klo tidak di ajari ilmu/pengetahuan bahasa.. itu kebutuhan atau kebiasaan? Bukankah jika tanpa bicara manusia masih bisa hidup bahkan tidak akan gelisah ketika sejak bayi dia hidup di lingkungan/hutan (kisah manusia yg dibesarkan org utan) justru dia gelisah ketika awal² harus diajari bicara.. Jadi jgn berpikir kalau kita sudah bisa pakai istilah arab atau inggris itu tanda bahwa kita sudah sangat benar? Gadget kebutuhan? Pulsa? Informasi? Pakaian? Potong rambut? Mandi? Sejak anda tahu 1 ilmu, anda akn sadar kuran 1000 ilmu. Jika sebaliknya.. sejak anda tau 1 ilmu, anda merasa cukup tau yaaa... wassalam...

@@AhmadTaufik-gz7hd itu kebutuhan tubuh Abang , yang mutlak pada umumnya seperti itu ibarat nih ya Orang yang bukan perokok bisa tidak merokok karna tidak kecanduan Tapi seluruh mahluk hidup , bukan manusia saja , itu tidur dan makan Paham kan ?

@@CHMguiden bayi ada yg makan nasi goreng sama pecel lele om?? 🙏🏿

Adalah top, maszzeeeh

Mengerikan

Sehat fin? Aku jek duwe utang mangewu

Setuju lur

Belum lagi kebakar karena terkena abu yg masih berapi. Pernah kena mata dan saya bukan perokok.

mending gak usah, malu dilihat orang negara lain

malu²in lah kalo orang luar tau, bahkan ini tidak ada dagingnya sama sekali hanya sekedar mengolah kata² yg bisa mempengaruhi pikiran seseorang, contohnya adalah sampean yg berhasil dipengaruhi oleh mereka.

amiin

Nah... Betul sekali.

Benar bro, mereka hanya peduli tentang dirinya, tidak peduli tentang mengganggu orang lain dengan asapnya

Haizz lebay!

tenanan ini cak

berati rokok di naikan buat bayar hutang negar dgan cpat di atas kesenangan orang yang auka merokok ,dr pd di pajakin masaratvmiskin yang kurang suka di pajakin negara.

MSG pada dosis tinggi baik untuk memupuk tanaman. sila dicoba

sependapat nih, ada kasus yg lebih krusial hampir mirip dengan rokok dan msg yg dikambing hitamkan oleh barat yaitu perkara ganja, padahal cannabis sativa sudah ribuan tahun di manfaatkan oleh manusia di belahan bumi manapun sebagai tanaman budidaya sebagai bahan baku tekstil dan medis, tapi negara barat pada tahun 60 an bikin peraturan bahwa ganja masuk narkotika kelas 1 dan UU nya diadopsi hampir sebagian besar negara dunia termasuk indonesia, tapi lucunya sekarang mereka sendiri yg memanfaatkannya lebih dulu dengan merekontruksi UU nya bahkan industrinya sudah terbentuk yg menghasilkan cuan miliaran dollar pertahun, dan bodohnya kita orang2 timur hingga kini masih mengadopsi dan melestarikan UU goblog dari mereka, padahal asset trilunan itu kalo di olah dengan peraturan yg bijak bisa jadi sumber devisa negara yg berlimpah

@@ayundav3 saya pernah coba pada cabai, subur cabainya.

Kata seorang pakar Neurosains, "kebencian membuat publik percaya politik kebohongan". Dari mana akar mula kebencian thdp rokok? Industri farmasi global & rezim kesehatan (yang menyasar paten nikotin) membangun politik kebohogan ke dalam alur pikir publik & manner (tatakrama) global. Tak terelakkan, sebagai spesies post truth, bahasa verbal manusia akhirnya berkembang menyampaikan yang tidak sesungguhnya. Manner (tatakrama) itu sebetulnya menyampaikan yang tidak sesungguhnya. Di Indonesia, ada golongan yg membenci rokok-memusuhi perokok, tapi juga mengisap uangnya (via skema dbhcht), kecanduan macam apa itu coba?

Yg membuat orang benci rokok ya karena rokok itu nggak sehat. Dan yg ngomong kayak gitu bukan 1-2 orang. Tapi SEMUA dokter. Dokter yg belajar ilmu medis minimal 5 tahun di perguruan tinggi. Bukan cuma browsing internet. Kalo ada perokok yg ga percaya dokter terus kalo sakit perginya tetep ke dokter itu namanya konsistensi macam apa coba?

@@ankysocial ​ @ankysocial Kalo soal sehat & gak sehat, produk konsumsi apa sih yang gak berisiko bagi kesehatan? Sebagaian besar orang yang benci rokok itu krn kemakan narasi industri kesehatan. Industri kesehatan-korporasi farmasi gol ekonominya menguasai pasar perokok. Itu yang terjadi di kancah perang nikotin. Datanya jelas berdasar studi Nicotine War (Wanda Hamilton) ada peta perang bisnis nikotin yang didesakkan ke negara-negara dunia ketiga penghasil tembakau. Orang-orang yang puber intelektual aja pada latah mengafirmasi paradigma adiktif yg dikaitkan ke rokok lantas mengamini rokok sbg global enemy. Indonesia punya sistem pengetahuan yg khas pada budaya tembakaunya. Pada gilirannya, kapitalisme kesehatan menindas kekhasan itu. Tidak ada kebenaran tunggal atas pengetahuan, sekalipun itu keluar dari sekian mulut orang yg kenyang bangku sekolahan. Hanya yg terjangkit superioritas ilusif belaka orang" yg mempeyorasi kerja pengetahuan orang lain, mau via internet kek, buku kek, folklore kek: pengetahuan itu punya banyak pintu. Kalo percaya rokok itu jelek, pastinya gak jadi devisa andalan negara sih. Dokter-dokter di Indonesia apa gak ikut merasakan manfaat pembangunan dari duit cukai yg dikelola negara? Kalo ada yg ngerasa terusik lantaran ngeh dapat manfaat dari skema cukai rokok, gak perlulah meragukan konsistensi perokok, slow aja. Dengan bersetia belanja rokok ya itulah konsistensi. Dengan mengakses layanan JKN ya itulah konsistensi. Yakalee, mau akses layanan kesehatan yg USA punya.

@@Jibalable beda mas. Produk konsumsi yang lain ada ambang batas sebelum dinyatakan nggak sehat. Gula itu perlu asal nggak berlebih. Kopi dan teh bagus selama di bawah ambang batas. Rokok? Mencoba saja sudah nggak dianjurkan oleh dokter. Oleh dokter loh. Itu kuncinya. Situ berani bilang rokok nggak sehat itu adalah narasi belaka berarti mengecilkan ilmu dan usaha tahunan yg dilakukan para dokter untuk belajar ilmu medis. Bukti apa yang sampean punya untuk menuduh dokter berlisensi itu semuanya adalah kaki tangan konspirator? Itu tuduhan serius loh. Mereka punya sumpah profesi dan etika. Sampean berani bilang begitu berarti sama aja menganggap SEMUA dokter dan SEMUA institusi pendidikan medis sudah melanggar sumpah mereka, karena menyatakan sesuatu yang sehat itu nggak sehat. Nah karena dasar rokok itu nggak sehat, maka semua argumen pemasukannya sangat besar dan melibatkan jutaan orang juga jadi invalid. Sama seperti narkoba, atau pelacuran, atau bahkan judi. Yang cari duit di industri itu juga jutaan. Duitnya sangat banyak. Tapi tetap produk mereka nggak sehat. Karena itu nggak pantas didukung.

Sudah guys. Sejak awal diskusi rokok di video ini dan di komen ini sudah bias. Membahas rokok dari sudut pandang ilmu sosial tanpa mengkomparasikan dengan sudut pandang medis tentu pincang dong diskusinya. Divideo diskusinya lebih ke asumsi terhadap fenomena socio economic dan political economic. Blm ada muatan teknis dari sudut pandang medis. Pertama dan paling sederhana saja, mendefinisikan "adiksi" dari sudut pandang seorang econom meski profesor sekalipun apa bisa kita justifikasi kebenarannya? Kedua, mengklaim terjadi skandal pengharaman rokok yg diutarakan perokok, bias dong? Ya gak? Kesimpulannya, video ini memang menyisakan celah untuk debat, membuka lubang untuk diskusi supaya kolom komentar rame dan dapat adsense. Hemat saya, celah debat itu bisa ditutup kalau oposan normalisasi rokok hadir memberikan pendapat. Kalau dua sisi tidak hadir bagaimana mengambil kesimpulan? Mangkanya saya secara "halus" minta part 2 yg menghandirkan praktisi medis dan pakar neuroscience.

nuwun