Apa bisa pt pal buat persenjayaannya baik fregat maupun kapal selam? Jngan hanya konstruksi nya saja ..persenjataannya gak bisa.

Saya rasa itu bukan tupoksi pal, pal hanya bangun platform/ rancang bangun kapal soal subsystem ato isian itu urusan perusahaan lain.

@gsulaksono4349 untuk persenjtaanya bisa di serahkan ke Pindad maupun perusahaan swasta lainya yg bergerak di bidangnya, untuk engine pun harus didatangkan dari LN

Aminn

Belajar dahulu, minimal jadi S3 bagian perkapalan dan desain, jika bisa lulusan luar negeri, agar mampu membawa ilmu dari luar untuk di implementasikan ke dalam negeri,. Karena klo hnya rancang kasar tanpa memikirkan pipa2-kelistrikan-tangki bbm-mesin-tempat ammo-tempat radar-tempat combatnya-dll ya sama aj percuma hnya mimpi aj,. Yang penting belajar dahulu, dapat beasiswa pe luar negeri, lalu bawa ilmu2nya ke Indonesia,.

@@firdausdwim9710 thanks for the heads-up

amin

Amin yra

Setuju, kita harusnya buat asosiasi pergalangan kapal seperti Rusia (United Shipbuilding Corporation). Dalam asosiasi itu, ilmu² dari PT. PAL bisa dibagikan ke galangan² kapal yang lain di seluruh Indonesia Saya juga setuju kalau PT. PAL menugaskan galangan kapal yang lain untuk membuat kapal² perang berukuran korvet atau lebih kecil. Karena saat ini PT. PAL yang paling besar industrinya, PT. PAL lebih difokuskan untuk membangun kapal fregat, cutter (OPV sebesar destroyer), destroyer, LPD, LHD, kapal selam serbu dan kapal selam berpeluru kendali

Yang jadi masalah Quality Control nya berbeda2, dan disainnya juga berbeda2, tidak mungkin di samakan karena adanya hak kekayaan intelektual, contoh Korvet Sigma 9113 dah itu aja yang awalnya ingin dibuat di dalam negeri jadinya gak bisa karena harganya jadi mahal harus bayar royalti dan juga bayar ilmunya,. Makanya Galangan2 kapal masing2 di Indonesia membuat desain sendiri2 dan susah untuk di standarkan, karena Hak Kekayaan Intelektual serta yang bisa dapat banyak kerjaan, maka kelangsungan hidup karyawan dan perusahaan kedepannga lebih terjamin,.

@@firdausdwim9710 quality control bisa disamakan, gmn pal mau memenuhi visi merangkul galangan lain seutuhnya kalau bagian quality control nya engga bisa disamakan lewat pelatihan atau perkembangan Perbedaan desain bentuk bukan masalah apalagi cuma minor kyk di LST Bintuni, yg susah itu beda di spesifikasi, system dan senjata kyk di KCR kalo di standarisasi misal sepaket Oto+Oerlikon+exocet+mica itu g ngerusak logistik walau desain kapal 100m nya ada 5 Sedangkan 1 desain KCR kalo dicampur beda system malah lebih repot Mau bentuk 100% samaan ya galangan lokal bikin joint desain kyk Fincantieri-Naval grup bikin desain FREMM, jd bikin beda galangan g ngurus hak kekayaan intelektual g perlu bayar royalti

@@wiwekazaqi pelatihan dan perkembangan membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta pembelajaran yang lumayan lama. Karena masing2 galangan mempunyai standar masing2,. Jika kita menstandarkan sistem2 persenjataan bahkan sistem Radar yang ada maka yang mempunyai Kepentingan tidak mendapatkan apa2,. Contoh ngapain ambil C-802, C-705, P-800 klo Indonesia mau di standarin ke MM40 block 3?. Karena jika hanya satu sistem saja yang msk jika sistem itu di Embargo maka sistem itu tidak bisa bertahan lama,. Makanya Indonesia membutuhkan Sistem yang beragam, walau Ribet tapi jika di embargo maka sistem yang tidak di embargo akan jalan terus,. Klo ane yang paling utama melisensi MM40 block 3 bahkan jika bisa melisensi Aster 30 bahkan Milenium Gun,. Agar jadi Standar persenjataan kapal2 TNI AL,. Masak kapalnya yang dilisensi tapi sistem senjatanya dan senjatanya tidak dilisensi, bahkan terkesan ingin bikin badannya tapi isinya tetap beli dari luar,.

@@firdausdwim9710 pelatihan dan perkembangan jelas perlu waktu, tp bukan berarti g bisa, semua pasti bertahap, dan itu wajar Waktunya ngilangin kepentingan2 itu, waktunya standarisasi lebih efisien Embargo? Yg efisien itu bukan punya 2 opsi jaga2 1 di embargo, gmn kalo ternyata 2 2 nya nge embargo? Punya opsi banyak tp msh kesempatan embargo karna hubungan g deket Yg benar itu gmn caranya punya 1 tp g ada kemungkinan embargo, yaitu lewat lobi politik dan sebagainya, sambil proses bikin lokal yg lebih aman dari embargo

Di Indonesia kemampuan mereka tidak dihargai, bahakan dilecehkan, serta tidak di gubris,. Ya ngapain mereka kerja di Indonesia klo Indonesia nya sendiri seakan tidak membutuhkan mereka??,,

Bkn masalah itu, mslh utama adalah ada tidaknya dukungan Pemerintah, dan juga ada tidaknya Dana yang digelonyorkan untuk membangun, belajar, dan membuat?,,

Maaf bro kalo sy masih kurang yakin kita sanggup tapi dalam arti pendanaan. Maklum APBN indonesia udah lampu merah. Defisit Rp.800 triliun lebih. Sudah sangat hebat kalo kita bisa bikin LPD 155 meter yg bisa memiliki dok kering dan basah. Berdampingan dengan heavy Fregat. Kalo LHD ya berdampingannya pasti dengan destroyer. Minimal light desteoyer 150 meter. 1 destroyer aja bisa sampe USD 1 milyar belom amunisi senjatanya. Jebol keuangan negara walau dibuat multi year karena biaya perawatan dan operasionalnya juga besar.

Dana nya gak Ada bro kalau bangun kapal.nya mungkin bisa

Kan kata pak Jokowi ada dananya 11000 T

Biaya pembuatan, biaya perawatan sistem nukril,, biaya bongkar itu kapal jika habis masa pakai, serta biaya pembuangan atau ya pengolahan bahan2 Radioaktif yang besar akan menjadi beban kedepannya,. Contoh gampang Inggris aja bingung untuk membuang KS2 Nukrilnya yang tua, sedang Russia sekarang kebingungan karena tempat pembuangan limbah Radioaktif bekas reaktor2 nukril KS2 tuanya dekat dengan daratan yang artinya ya persiapan chernoby ke sekian,.

@@firdausdwim9710 Ya itu adalah limbah mulai dari sekarang kita kembangkan pengolahan daur ulang agar di masa depan Indonesia siap menjadi sumber energi masa depan untuk Indonesia maju, kita Indonesia sudah memiliki reaktor pembangkit listrik bertenaga nuklir Disanalah kita kembangkan teknologi daur ulang limbah radioaktifnya agar bisa di manfaatkan kembali untuk menjadi bahan bakar untuk reaktor nuklir pembangkit listrik dan lain-lain

@@wongcilik-tv klo dah limbah itu artinya sampahnya sampah dan dah tidak memungkinkan untuk diolah,. Sebagai contoh USA jika benar limbah Nuklir atau limbah radioaktif bisa diolah kenapa mereka banyak menimbun sampah radioaktif didalam bungker bawah tanah dan di gurun yang jauh dari masyarakat?, Apa sih kurangnya USA?, ilmu dan teknologi ada duit juga ada, tapi kenapa sampah2 radioaktifnya tidak diolah?, karena mang sudah tidak bisa diolah lagi,. Atau Inggis dah yang kebingungan untuk membuang limbah radioaktifnya, padahal Inggris kekurangan apa coba, teknologi dan pengetahuan mereka ada, duit mereka juga ada, tapi kenapa mereka bingung mau mengolah atau membuang limbah radioaktif?,. USA, Inggris, Prancis bahkan berencana membuang limbah2 radioaktif itu ke luar angkasa, akan tetapi di urungkan karena jika terjadi bencana amit2 dah limbah2 radioaktif akan terbakar di atmosfer dan pecahan limbah radioaktifnya akan menyebar di udara dan memberikan teror ke makhluk hidup yang tinggal di bumi,. Segitu ribetnya dalam membuang atau mengolah kembali sampah radioaktif,. Klo misalnya sampah radioaktif bisa diolah dan dibersihkan maka Chernobyl atau Fukushima bisa dengan mudah di huni manusia lagi, toh sampe sekarang 2 tempat itu tidak bisa dihuni manusia karena kandungan radioaktifnya berbahaya bagi manusia,. Atau misal ada yg ngotot Nukril2 itu bagus dan ngotot limbah radioaktif bisa dengan gampang di olah, karena belum mengerti dampaknya dan kekurangannya, ya monggo tinggal di Chernobyl atau Fukushima dan tinggal di dekat tempat kecelakaan tenaga nukrilnya, anggap aja sebagai manusia percobaan, yang nanti di lihat dampak radioaktif bagi tubuh manusia,.

Pertama cangbogo yang di kasih kwalitas dan kemampuannya tidak sesuai dengan yang dijabarkan korsel, contoh dari baterai yang lebih cepat habis karena kapasitasnya kecil dan sonar serta beberapa modul yg bermasalah,. Masalah2 yang ada bahkan masih berlarut sampai saat ini, teknisi korsel dah dipanggil tapi tidak menghapus atau meniadakan masalah yang ada,. Yang artinya cangbogo class yang dioperasikan TNI AL masih mempunyai masalah dan tetap dipaksa beroperasi, karena tuntutan,. Untuk PKR atau Sigma 10514 semua itu tergantung pemerintah atau kemhan nya, yang mau meneruskan atau memutus,. Jadi masalah kenapa Sigma 10514 tidak di perbanyak kemungkinan karena Pemerintah dah bosan dan ingin punya yang lainnya,. Padahal yang jadi masalah utama PKR atau Sigma 10514 adalah senjatanya gak lengkap, ya gampangnya kapan ya Aster 30 di pasang di NR atau Sigma 10514?, Karena terbatasnya anggaran maka yang kabarnya dipasang MICA karena ya dananya gak ada, karena klo dananya ada kemungkinan Sea Ceptor atau Aster 30 yg dipakai, tapi Yang jadi masalah adalah apa rudalnya dah terpasang?, Tentu belum, karena pemerintah sekarang hanya ingin membeli tanpa melengkapi full weaponnya,. Yang penting ada dahulu, klo senjata pemusnahnya bisa belakangan,.

@@firdausdwim9710 seperti KCR (kapal cepat rudal) maksudnya. byk bikin kapal tapi rudalnya tidak ada. . mau bikin fregat kalau ga ada senjatanya apa bisa disebut fregat. apa pak jokowi terlalu memaksakan diri dgn dana yg seadanya. dan senjata masih mengandalkan impor, padahal indonesia didesak untuk menjadi poros maritim. jelas sangat byk membutuhkan persenjataan lengkap. baik bofor .cwis. rudal anti serangan udara. rudal anti kapal permukaan. maupun rbu3000 dan torpedo anti kapal selam. untuk mendukung terciptanya poros maritim tersebut. tragedi kpl selan 402 saja perlu diingat , kita meminta bantuan asing dan mengharapkan peraalatan negara lain untuk menemukan kpal selam kita sendiri. ini sungguh miris. harusnya indonesia sudah memiliki tim dan kapal rescuq

@@imi9997 ya mau bagaimana lagi, banyak kepentingan" di Indonesia,. W aj comment 2x di top di hapus terus sama admin, karena kemungkinan terlalu provokatif,. Menyangkut DANA, dan mencontohkan Maharaja Lela Malaysia,. Yang w takutkan project Frigate TNI-AL skrng akan jadi project seperti Maharaja Lela Malaysia,. Harga Up serta Korupsi dan juga pemotongan anggaran,.

@@firdausdwim9710 sigma dengar² karena pihak damen tidak memberikan tot sesuai perjanjian

@@rakriansindhu3290 isu tentang tot yg tidak muaskan oleh damen belanda benar rame tempo dulu. tapi kebenarannya ada di pt.pal. sama halnya masalah tot kasel chang bogo , yg juga dpt isu tak memuaskan perfoma kapal selamnya. PT. Pal tidak menjelaskan nya mungkin karena menyangkut pertahanan entah lainnya. tapi yg jelas kasel 401 alhamdulillah sdh bisa dipakai kembali oleh tni al setelah berada dipengawasan pt.pal.🖒👍

betul. tanpa tot. maka proses r&d akan memakan waktu yg sangat lama. dengan tot itu akan dapat dipangkas.