Рет қаралды 727
KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa data adalah komoditi berharga, "Data is the New Oil," sejak awal periode kedua pemerintahannya. Keamanan siber pun menjadi prioritas utama. Namun, sejak itu, jumlah serangan siber di Indonesia meroket hingga mencapai puncaknya pada tahun 2021 dengan 1,6 miliar kali serangan.
Tahun 2022 mencatat penurunan tajam, namun melonjak dua kali lipat pada tahun berikutnya dengan 603.276 ribu kali serangan. Selama lima tahun terakhir, Indonesia menjadi medan pertempuran digital yang keras.
Strategi pertahanan dan keamanan data tampak semrawut. Pada kuartal ketiga tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ketiga dunia untuk jumlah insiden kebocoran data terbanyak. Dalam lima tahun terakhir, ekosistem digital Indonesia benar-benar menjadi medan pertempuran digital.
Diketahui, serangan kejahatan siber yang menyasar Pusat Data Nasional (PDN) sementara oleh Brain Cipher Ransomware berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah.
Di antara instansi yang bocor datanya ini adalah Badan Intelijen Strategis (BAIS), sistem jaringan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) milik Kepolisian RI. Bahkan, tersebar juga di dark web database DPR yang berisi data para politisi Indonesia.
Bagaimana kita bisa meningkatkan keamanan siber di Indonesia? Yuk, simak videonya dan jangan lupa klik tombol subscribe untuk update terbaru!
#PDN #PDNS #Ransomware #Jokowi #PusatDataNasional #PusatDataNasionalSementara #Kominfo #SeranganSiber #Ekonomi #News #TitaniumInvestor