Kenyataaan di lapangan, 99% guru penggerak sombong, tapi malas mengajar, kalu ngajar hanya bikin yel yel melulu. saat ada seleksi siswa berprestasi tak satupun binaan guru penggerak yang maraih prestasi, bahkan sd penggerakpun prestasinya nol. Padahal dapat asupan dana yg besar.

Guru Penggerak jadi anak emas pemerintah, biarpun 0 prestasi, kinerja juga nol besar. Hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri, lupa tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.

Semenjak ada guru penggerak belum ada korelasi yang signifikan terhadap keberhasilan proses belajar dan mengajar di sekolah yang banyak guru penggerak. Lebih baik diadakan penelitian kebermanfaatan dengan adanya guru penggerak.

Sangat perlu dievaluasi. Ada banyak hal yg sdh melenceng dr tujuan guru penggerak

Sebaik baiknya guru adalah guru yang mencerdaskan anak didiknya.bukan guru yang bergerak kemana mana mencari uang tambahan😂

Adanya program guru penggerak tujuan awalnya adalah mencari guru-guru yang unik dan sukses mendidik serta memberi inspirasi terhadap siswanya. Namun karena adanya iming-iming keuntungan jadi Kepsek dan pengawas sekolah..maka guru2 yang oportunis dan ambisius berusaha ikut guru penggerak..padahal tidak unik dan inspiratif dalam mendidik dan mengajar siswa😂.

Guru penggerak bukan y memperbaiki pengajaran tp malah berlomba2 pengen jd kepsek dan pengawas dgn umur yg masih muda

Benar sekali, guru penggerak seolah olah super . Padahal mereka gak ada bagus2 nya. Sering memanipulasi kegiatan ini itu utk menghindari masuk kelas. Heboh yel2, bikin kreasi ,main laptop mlulu, online ,zoom sertifikat, heboh gak keruan ,kelasnya terbengkalai. Mohon pihak terkait mengevaluasi secara paripurna . Cek lapangan.😢

Guru penggerak memang lebih unggul pengetahuan teorinya,tapi aplikasi kinerja butuh pengalaman yg begitu majemuk tuk membentuk akidah dan akhlak seorang GURU, ❤❤❤

Terlalu mengagung agung dan melebih lebih guru penggerak, bahkan bisa langsung jadi kepsek dan pengawas, shg sombongnya muncul

Yg bukan guru penggerakpun banyak yg berkompetensi dgn dibuktikan dgn membawa siswanya berprestasi diajang lomba2 yg diadakan pemerintah sendiri

Jika ingin melihat keberhasilan guru penggerak, alankah baiknya kalui dikunjungi sekolahnya, melihat keberhadilannya.

Semua guru harus d latih untuk meningkatkan kompetensi,

Hanya untuk mengkotak-kotakan guru.Kompetensi dipertanyakan.

Guru penggerak tidak pasti berhasil dalam pembelajaran di kelas. Bahkan dengan banyaknya kesibukan guru penggerak, kelasnya sering ditinggal maka hasil yang diperoleh lebih jelek dari guru biasa yang mengajar dengan tekun dan disiplin. Guru penggerak lebih terobsesi untuk karir pribadi bukan untuk hasil belajar siswa

Program ini perlu di evaluasi

Era sekarang adalah era dimana kesadaran sendiri guru dibutuhkan untuk mau belajar, bukitnya banyak guru tua keberatan kalau banyak pelatihan, berarti memang sebaiknya orang' muda yang dijadikan calon kepsek

Guru yg hebat adalah guru yg dirindui oleh anak didiknya . . .bukan guru yg bergerak kemana - mana hanya ngejar karir sementara anak didiknya terabaikan. . .😮

saya pengin sekali lihat anak kandung dari guru guru penggerak mampukah mereka menjadi manusia pilihan di muka bumi ini kita tunggu dan bagaimana penilaian masyarakat secara luas terhadap para guru penggerak dan anak anaknya.

Kuliah S2 saja belum ada kewenangan bimbing temannya .waktu belajar dari S1 ke S2 sekitar 2 tahun. Guru penggerak dg singkat bisa bimbing teman seprofesi.yg S2 bukan guru penggerak bisa jadi murid guru penggerak yg s1

Betul sekali ibu saya sangat setuju sekali dengan pendapat ibu👍👍👍

Saya setuju dgn ibu ini, guru penggerak tanpa di asah dulu jd kepala sekolah lalu jadi pengawas, apa yg mau diawasi, bimbingan apa yg mau diberikan terhadap sekolah dibawah pengawasannya, sdgkan beliaunya ( guru penggerak) blm faham tentang selukbeluk dan problematika tentang pendidikan secara luas, mereka htuk saat ini hanya tahunya mengajar

Yang belum ikut program guru penggerak berjuanglah untuk ikut programnya agar bisa mengetahui lebih dalam keberhasilan pada dirinya.

Seorang guru itu harus mempuni secara pedagogi/keilmuan nya, wawasan nya, pengalamanannya, keepedulian nya, dan toleransi nya...

Kalau teori mudah dibaca tapi kalau praktik itu implementasi di lapangan.

Guru penggerak alangkah baiknya pengajar kelas 6...yg harus mengemban siswanya sukseskan USEK

Menurut saya Nilai pengetahuan seorang guru penggerak oke, tapi nilai karakter dan keterampilan masih dibawa standar dari guru senior yang non penggerak karena kompetensinya lebih tinggi lebih dewasa lebih dan berpengalaman.

dari dulu para guru sudah bergerak guru pasti berusaha untuk tidak ketinggalan dan selalu mengikuti pergerakan jaman.

KS yg ideal diambil dari guru yg bukan hanya memiliki kompetensi profesional dan kewirausahaan saja tapi juga kompetensi manajerial dan kepribadian serta sosial emosional yg itu diperoleh selama bertahun tahun menjadi guru tidak serta merta dari guru penggerak yg hanya diperoleh beberapa bulan saja.

Setuju Bu,sangat mewakili,sesuai dgn pendapat kami

Ayolah... Ikut Program Guru Penggerak. Ikuti prosesnya dari awal sampai menjadi GP. Dapatkan ilmunya. Tergerak, bergerak dan menggerakkan adalah bertujuan utk memperbaiki layanan pembelajaran di kelas yang berpusat pada murid. Kalau lihat komentar apriori diatas,itu tergantung GP nya dan memang ada fakta seperti itu. Sebagai GP sebaiknya menerapkan 4C : Creative, communicative, collaborative dan critical thinking. Bisa jadi sudah GP tapi tdk creative, bisa jadi tidak collaborative, communicative dan berfikir kritis sehingga byk komentar miring tentang GP diatas. GP harus memberi dampak yang lebih baik bagi pembelajaran dan pendidikan. Saya PP A9 usia 56 bersyukur bisa belajar di PGP dan telah mengajar sejak thn 1992 tidak merasa senior. Intinya mau belajar utk pengembangan diri . ☕☕☕☕ mari kita ngopi ☺

Program Guru Penggerak itu baik tapi perlu dievaluasi lagi. Setelah jadi guru penggerak sebaiknya jadi guru dulu beberapa tahun lalu ujikom KS.Setelah jadi KS beberapa tahun ujikom PS dan jika lolos ujikom PS jadi PS.

Luar biasa negara tercinta penuh dengan visi misi yg ambisius dan tdk didukung oleh sikonnya.

Ganti saja mentrinya dan kurikulum nya, dan menterinya

Minimal ikut CGP hrs 5 th mengajar, hrs bs ngisi essey yg berupa pengalaman dlm bentuk Deskripsi, jk tdk punya pengalaman, akn nampak cerita ngarang atau realnya dlm deskripsinya. Setelah lulus Tahap 1, akan di test Micro teaching & Wawancara. Aksesori yg ngetes tdk sembarangan tapi betul-betul ahli dalam bidangnya sehingga bisa terbaca jawaban berdasar pengalaman atau tidaknya. Seleksi alam pun akan berlaku jika CGP tdk memantau Sim PKB, jd klo ada info kok tertinggal, itu sdh seleksi alam CGP. Dalam pendidikan selama 6 bln pun itu betul2 efektif karena banyak aksi nyata yg hrs diselesaikan. Tdk semua orang bisa ngerjakan jika tdk mampu memanage waktu dg baik. Sy Alumni GP dan skrg jd KS, Alhamdulillah bisa memimpin sklh dg baik. Daring dan Luring itu ada di PGP dan tdk bisa disambil pekerjaan lain utk PGP. Jadi jangan underestimate dg PGP.

Prestasi siswa setelah adanya program ini adalah...siswa semakin pinter tepuk tangan😏😏😏

Guru penggerak harus tau mengajarkan,jangan jadi sombong ,banyak guru penggerak tidak suka mengajarkan guru yang lain.

Guru Penggerak umumnya mereka merasa dirinya paling hebat di Planet Bumi ini. Padahal Guru Penggerak gak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan seorang guru yang pernah jadi Wakasek minimal 2 tahun.

Sampai sekarang sy belum merasakan perubahan yang signifikan di dunia pendidikan dengan adanya guru penggerak,

Kemendikbud secara instan seakan menjadi guru penggerak membuat tandingan untuk meningkatkan kualitas guru ini menunjukkan kenerjanya Kemendikbud yg makin tak profesional dan menabur sebuah mimpi dan kinerjanya Kemendikbud perlu diobservasi kelayakannya bukan gurunya mengerjakan PMM dilapangkan membuat guru sibuk dgn administrasinya

Sebaiknya ikuti Prosesnya baru komentar ...kebanyakan yang komentar karena belum menjalani prosesnya... selebihnya merasa kesenjangan sosial, dikiranya GP banyak dapat duit....... guru tapi cara berfikirnya seperti kebanyakan orang 😁😁 mengukur baju orang lain di badan sendiri tentu ada kekurangannya

Yang terpenting klu jd Kepsek hrs mampu mengayomi semua kalangan baik guru yg tua-tua & guru yg muda-muda

Jempol untuk Bu Wahyuni.

Literasinya ditingkatkan dulu biar bisa memberi info yg benar dan tak membodohi yang memang masih banyak (bodoh) dan kurangnya. Tak ada diskriminasi. Sejak awal diundang yg senior² ikut PP, Fasilitator, instruktur tetapi banyak tak mau, malas dan repot alasannya. Yg tua² setelah PP dstnya bisa jadi Guru Penggerak juga. Bila tak ikut juga tak masalah, ada ilmunya juga di PMM. Silakan dimanfaatkan.Nah, bila PMM diprotes juga ya...kasihan, sama saja tak akan pernah bisa tau. Memang fix mindset yg ada pada guru yunior-senior dimanapun. Jika tak ingin terus maju, merasa sudah cukup paham --meskipun kenyataan masih banyak kelirunya-- lalu apa yg mau diharapkan utk perubahan yg lebih baik dari peran guru yg diharapkan negara dan pemerintah yg empunya tugas kenegaraan? Mari berpikir waras, sudah banyak juga guru yang tak waras dan obyektif, lebih bersikap defensif dan tak kenal diri sbg pekerja yg seharusnya ikut bergerak dan mau tahu dg baik dahulu alasan mendasar perlunya perubahan dalam apa yg disebut paradigma pendidikan dan pembelajaran yg perlu disesuaikan dg model pendidikan asli, a'la Indonesia yg ingin dikembalikan. Kenyataannya, masih banyak pejabat berorientasi pada jabatan dg segala argumentasi tak ingin berubah. Itu FAKTA pada kenyataan banyak protes soal perubahan kurikulum --yg juga sudah ada kajian yg ingin disesuaikan dg kebutuhan-- namun banyak protes sj. Orientasi jabatan pada guru dan pengaruh birokrasi yg kuat itu yg merusak dunia pendidikan Indonesia, jika jujur mengakui. Kalau tak jujur, maka sudahlah tak dipaksa juga cukup diketahui.😅😂😂 Makanya, belajarrrr dan tak perlu bertahan dg ilmu apapun yg sudah dipunyai, begitu. Yakin ilmu yg dipunyai sudah fix, benar, betul, baik, positif dg dampak baik dlm wkt panjang kedepan? Kalau memang anda benar, silakan menempuh jalur ikut terlibat sehingga bisaemperbaiki argumentasinya yg memang sangat amat payah juga. Kelihatan guru² senior iri saja, tetapi tak mau ikut terlibat bahkan menghambat. Nah...itu masalah lagi. Selamat berargumentasi dg keterbatasannya. Dipahami!!😅😅👎

Anggarannya luar biasa banyaknya, tapi kinerjanya dipertanyakan,,,,,

Carut marut pendiikan kita. Semoga ada pencerahan terus. Sukses Bapak Indra Charismiadji. 🙏🙏

Guru penggerak tak ada pengaruh bagi sekolah yg ada kelas selalu kosong karena alesan tutor PMM dan seabreg kegiatan..... Bila ada kegiatan hari besarkah atau lainnya mereka d undang akhirnya seringkali kelas kosong

Diskriminasi?? padahal terbuka untuk umum, baik yg honorer maupun yg sudah ASN... dibuatnya program ini agar para guru kreatif, inovatif dan "mampu" jadi tonggak dan penggerak di sekolahnya masing².... tentunya akan berdampak sangat besar kedepannya...

Guru penggerak hanya mengejar iming-iming kepsek. Terutama guru guru muda.Golongan 3b, memimpin guru gol. 4/A. Kopral mimpin Kolonel. Hebat kan?. Bahkan ngajar pun sdh malas. Guru SD adalah guru kelas, harusnya seleksi langsung di lapangan mengajar di kelas. Ada guru mapel tdk pernah masuk kelas eeh tahunya sudah jadi GP. Jadi cgp ternyata cuma modal laptop. Mas menteri cek dilapangan.

Terimakasih..dengan mengikuti webinar ini saya mendapat ilmu dan bertambah wawasan tentang jenjang kepegawaian..terimakasih..

Makanya diselesaikan supaya terpilih orang2 yang bisa maksimal secara daring. Klo gak diseleksi secara baik ya bisa jadi orang2 yg seperti ibu ragukan itu merusak

Guru yg hebat adalah guru yg presen in absen ,selalu dirindukan anak didiknya serta mampu mnjdi teladan dalam pembentukan karakter anak didiknya...

Hebat BUU WAHYU terima kasih semua pengalamannya selama menjadi guru sampai sekarang menjadi Kepala Sekolah

Para guru pengerak di lapangan merasa dia yang paling super, padahal saat ujian juga minta jawaban dari teman.itu realita.

Usul bapak menteri. Kememterian semestinya perlu refleksi dan evaluasi diri juga, seperti apa yang diharapkan pak menteri. Satu hal CGP berdiklat 6 bulan jadi GP sudah mendapat fasilitas via Permendikbudristek bisa jadi kasek atau pengawas. Yang kedua guru-guru yang belajar/diklat mandiri dan memperoleh sertifikat via PMM dengan point akumulatif setara atau lebih dengan point PG tidak terakomodir oleh permendinas utk bisa menjadi kepala sekolah/pengawas. Moga-moga bisa dievaluasi.

Di yakini semua guru itu bergerak menuju ke arah yang lebih baik ,Guru penggerak dan sertifikasi sebenarnya diskriminatif lho,Faktanya di lapangan sama- sama mengabdi tak banyak perbedaanya antara guru penggerak dan guru biasa

Saya Sangat sependapat dengan Ibu. Gimana seorang Pengawas bisa memberikan solusi kepada Kepsek, sementara Ybs belum pernah merasakan atau menghadapinya sendiri🙏

Yang lulus guru pangeran merasa beradab di atas awan, padahal cara mengajar juga siswa tidak mengerti. Apa yg mereka berbuat? Guru yg lulus penggerak mereka tidak tau bekerja dalam sekolah. Contoh di sekolah saya kelihatan mereka gk berbobot.

Cek on the spot kiprahnya guru penggerak,kasihan siswa ditinggalkan terus menerus mungkin tidak semuanya

Guru guru penggerak yg ada di sekolah kami belum menampakkan hasil pada siswa dalam pembelajaran di kelas . Dalam pembelajaran di kelas model pembelajaran yg diberikan masih sama dg kita kita yg guru jadul ( guru jaman dulu) yg gaptek .

setiap guru itu pernah jadi guru penggerak di zaman nya.cuma tidak bersertifikat saja.akhirnya guru senior membatasi gerak nya dg adanya guru penggerak krn merasa segan melangkahi guru penggerak yg bersertifikat.akhirnya sekolah berjalan lamban.krn nunggu gerak dari guru penggerak yg bersertifikat.ini yg terjadi di lapangan.

Mau jadi kepala sekolah/pengawas itu dari guru penggerak/guru biasa ga masalah asalkan amanah dan bisa menjadi manusia setengah dewa. 1. Mampu mengolah Dana yang ada dengan baik, syukur-syukur dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi honorer dan juga untuk perawatan sekolah , serta sarana prasarana sekolah meningkat, kalau cuma nunggu bantuan pemerintah kapan tau. karena kebanyakan disekolah negeri tenaga pendidik masih banyak honorer perbandingan 50/50 antar guru honorer dan PNSnya belum lagi karyawan serta staf TU, 2. Mampu menjalin kerjasama yang baik dengan guru dan wali murid, bukan sekedar perintah, tapi mampu membimbing

Program guru penggerak betul- betul diskriminatif. Arahnya hanya jabatan, bukan profesionalitas kerja sbg guru

Mantap bu paparannya...sangat menginspirasi

Guru penggerak itu kelebihannya apa siich, di sekolah saya coba lihat malah sering ninggalin kelas, kok tidak sesuai dgn yg di kor2kan di kemendikbud.

Guru penggerak sering meninggalkan kelas diganti dengan buku yg mengajar,siswa diberi buku saja gurunya sibuk dengan zoom dan tugas ,tugas utama mengajar diabaikan siswa ribut di kelas coba cek on the spot.Setiap waktu hanya di depan laptop cara mengajar I don't care

Untuk mengikuti seleksi Guru Penggerak syarat utamanya harus sudah 5 tahun mengajar. Ada kesalahan dari Moderator yang bertanya baru 1 tahun mengajar sudah bisa mengikuti seleksi Guru Penggerak. Yang mengikuti seleksi Guru Penggerak juga bukan hanya Guru PNS saja tetapi banyak juga yang masih Honorer. Lalu yang mengikuti Seleksi juga banyak yang sudah mendapat tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah, Bendahara BOS, Operator Dapodik dll, sehingga secara pengalaman juga sudah cukup baik. Dan tidak semua Lulusan Guru Penggerak yang PNS langsung diangkat menjadi Kepala Sekolah. Sebaiknya harus menampilkan Data dalam bertanya atau berargumentasi.

Usul untuk pak menteri, untuk seleksi CGP. Diawali dulu Uji Kompetensi Guru. Guru yg dinyatakan lulus, lanjut ke tes kompetensi pedagogik lalu ujian praktek langsung dikelas. Bila lulus ikut Diklat. Kemudian barulah ditetapkan sebagai GP.

Sekarang ini untuk guru saja sudah terbagi dua.yaitu guru penggerak dan guru biasa...apa sih kelebihan dan kekurangannya...coba perlu diinterfiu tentang kinerjanya atau terobosan baru dari keduanya....untuk sekarang...kita lihat ada suatu dinding yang membatasi antara keduanya...kalau saya beragument...jadi guru penggerak hanya faktor dari keberuntungan saja dalam test sebagai guru penggerak.

Saya juga setuju kalau jadi pengawas harus berproses lebih dahulu, dan guru senior yang berprestasi harus di pikirkan, dan guru penggerak bukanlah segalanya jangan di deskriminasikan guru senior yang berkwalitas

Guru penggerak harusnya d nilai kemampuan buka hanya kecerdasan dalam pembelajaran tp mereka juga d uji dlm menyelesaikan berbagai permasalan d sekolah, d sekolah sy cuma satu guru penggerak tapi sekolah sy prestasi juga baik

Adanya program guru penggerak tujuan awalnya adalah yang sukses mendidik serta memberi inspirasi terhadap siswa

Guru Penggerak sebaiknya dihentikan. Karena selain diskriminatif juga tak sehat

Pengawas yang berasal dari kepala sekolah... Di lapangan berbeda dengan yang berasal dari guru.... Pada saat melaksanakan pembinaan ataupun pendampungan sangatlah berbeda yang berasal dari kepala sekolah cenderung memberi tunjuk ajar dan memberi masukan tapi dari guru.. Mereka lebih merasa bahwa kepala sekolah adalah bawahanya dan cenderung memaksakan pendapatnta sendiri dan lebih menggurui seolah mereka lebih hebat dari kepala sekolah

Menurut saya.... Teori yang diajarkan di pelatihan guru oenggerak itu harus diaplikasikan terlebih dahulu... Tetap guru penggerak itu harus melalui tahapan sebagai wakil dulu kemudian kepala sekolah kemudian pengawas... Tidak bisa ujug ujug dari guru penggerak langsung diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas

saya juga kepala sekolah dan saya merasakan banyak perubahan yang menuju perbaikan mutu pendidikan dan bisa dirasakan manfaatnya juga bagi murid

Menurut penilaian saya secara pribadi. Bahwa sejatinya guru penggerak itu jadi teladan dalam implementasi praktek mengajar yg baik dan inspiratif di kelas, Sungguh sayang sepertinya jika guru terbaik itu (guru penggerak) justru tdk bersentuhan langsung kepada peserta didik, dikarenakan diberikan privilege jadi kepsek/pengawas atau sejumlah jabatan yang lain. Karena esensi pendidikan itu adalah peserta didik dan berhasilnya guru penggerak itu jika mampu menjanjikan sebuah kepastian generasi emas. Bukan semu dalam tampilan video yg terkesan penuh rekayasa melalui proses editing.

Kalau menurut saya guru penggerak harusnya mampu menggerakkan teman temannya untuk bisa berinovasi dan berkreasi lebih baik lagi, mampu menggerakkan dan meningkatkan motivasi siswanya dalam belajar, tapi faktanya harapan itu jauh api dari panggang.....belum nampak hasilnya

Kita di sekolah swasta kita latih guru guru yuniur untuk sungguh sungguh menjadi guru profesional itu sebenarnya penuh perjuangan. Setelah itu dapat kesempatan direkrut jadi PNS.

Guru sudah 30 tahun menjadi PNS umur 51 sudah sertifikasi pangkat 4/A tidak bisa berkarir lagi dikarenakan tidak Punya sertifikat guru penggerak Guru baru diangkat 3 tahun pangkat 3 b sudah bisa berkarir jadi kepsek Penilaian cuma 6 bulan cuma Kalah dengan guru berkarir 30 tahun Kebangetan banget pemerintah sekarang

Betul

Masih ada guru penggerak yg tidak mau membagikan ilmu yg di peroleh kepada teman temannya

Sebenarnya saya yg belum berkesempatan jadi guru Penggerak setuju dgn PGP ini akan tetapi kemen disbud Ristek hendaknya mengambil manfaat untuk kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan, dgn memberikan kesempatan mempraktikan ilmunya di satuan pendidikan masing2. Baru ke kebijsksanaan karirnya.

😊😊menurut saya,..lulus GP,baru 2 atau 3 thn jadi PNS jadi KEPSEK/PENGAWAS=pengkarbitan,..padahal belum pengalaman menghadapi karakteristik siswa seperti Guru yg 30+mengajar/mendidik & sudah banyak menghasilkan generasi jadi ,tentara,polisi,Dr,Pengusaha,&kesuksesan lain "WOW...kurang pas & tidak kompeten karena belum pernah menghasilkan siswa siswa yg jadi/berhasil.

Betul bu perlu di Evaluasi bu sebab tak sesuai dgn kenyataan dilapangan bahkan lebih baik guru yang tak pengerak yang mengajar kepada siswanya sebab sesuai pengalaman dan pengabdian yang lama menjadi seorang pendidik dikelas apa lagi yang pengabdianya lebih dari 20 tahun keatas 👍🙏

Mantap Bu sarannya, mewakili kami guru senior

TUGAS UTAMA GURU YA NGAJAR DAN KALO TO JADI KASEK, JADI TUGAS YG LAIN ADALAH TUGAS TAMBAHAN

Iya, sekarang kepala sekolah dan pengawas sekolah banyak guru" angkatan th 2014 ke sini. Jadi anak" muda semua.

Harusnya Program ini jgn ada diskriminasi ( jgn di jadikan Propil Pancasila itu hanya simbol saja ) artinya menjadi guru penggerak ntuk mnuju Kepala sekolah itu harus di labeli dengan pengalaman yg luas melalui tangga yg satu menju tangga yg ke 2

Mari mengabdi, membentuk peserta didik semampu kita,agar mereka tidak saja unggul dalam prestasi tetapi lebih berkarakter ,berbudi pekerti yg terpuji sebagai generasi2 masa depan .Menjadi guru adalah sebuah pengabdian,yg kelak nanti dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.Kita jalankan dengan penuh rasa tanggungjawab.

Sejauh ini, yang saya saksikan di sekolah, belum ada kontribusi dan prestasi yang signifikan dari guru penggerak.

hidup kompetensi yang berkopmpetensi itu yang yang jadi pemenang

Asww...terkadang..sudah jadi guru penggerak,hanya dengan metode darring 6 bulan...sudah bisa kah ilmu nya sebagai kepala sekolah,atau pengawas....saya rasa jauh panggang dari api...saya setuju dengan tutur dari ibuk..kita lihat kwalitas nya dulu ibuk.kami melihat seolah-olah guru penggerak itu lebih dari yang guru senior hanya dengan waktu darring selama 6 bulan...

Mudahan di dengar oleh yang membuat kebijakan, kegiatannya juga banyak meninggalkan siswa utk pertemuan pertemuan ini itunya.

Salam kenal salam sahabat jika pendidikan tidak ditangani secara serius maka jgn harap Indonesia maju. Betapa lemahnya untuk menutupi kekurangan yg setiap tahun pasti ada yg pensiun . Banyak uang yg di korup tapi tidak ada dana untuk investasi di bidang pendidikan . Dulu untuk jg djriala sekolah harus melalui 5 tahapan 1.membuat Bu portopolio 2.tes akademis 3.pskhotes 4. Wawancara 5.tes tele mamping 6. Paparan . Ini pun masih ada yg tidak lulus.sekarang begitu mudahnya menjadi kepala sekolah. Sebagai guruku penggerak tidak jaminan akan menjadi kepala sekolah.untuk menjadi kepala yg penting adalah integritas. sosial .kepribadian

Pengawas sekolah dari guru penggerak mereka dirinya dilevel tinggi ,,, modal cuma klik klik edit enter poto video dilayar kaca, ,,, pengalaman mendampingi kepala sekolah Nol , mendampingi guru Nol , interaksi sosial dgn wali murid Nol. Hahhhh inilah dampak buruk dari aplikasi dan teknologi teknologi,,, Narsisss hedon suombongggg.

Benar sekali Bunda kepsek, GP merasa paling jempolan, selama jadi CGP muridnya banyak ditinggal garap tugas Penggerak, karaktermurid bubrah, bagus di penggerak bubrah di dalam....biar segera dptjabatan baru

Guru adalah suatu panggilan hati nurani, penuh kelembutan dan kasih sayang, guru adalah profesional terhadap ilmu yang akan disalurkan pada murid-murid nya.

Saya rasa guru penggerak belum matang lagi untuk menjadi kepsek apalagi untuk jadi pengawas, apalagi kami lihat guru pengerak hanya sibuk dengan IT, tapi terkadang kelasnya sendiri sering tertinggal,karena sibuk keluar jadi pembimbing atau ikut pelatihan.apalagi yang jadi guru penggerak baru saja jadi guru PNS /PPPK, untuk jadi KEPSEK atau pengawas perlu kematangan , butuh pengalaman, kinerja yang baik atau guru berprestasi, baru bisa memimpin sekolah.

Betul skali yg disampaikan Bu Wahyu. seharusnya PGP itu mengolah guru agar lebih berkompeten dan bisa menerapkan ilmunya di sekolahnya utk membangun sekolahnya menjadi lebih baik . Utk sistem seleksinyapun juga hrs lebih baik, krn tak jarang mereka yg masuk ke program tersebut bukan hasil pekerjaan sendiri (ada semacam joki) dalam mengerjakan soal testnya. menurut saya banyak mudharotnya...