judul ogoh-ogoh Wag Siksa Yamaloka
Narasumber: I Gede Anom Ranuara, S.Pd.,S.Sn, M.Si, M.Ag.(Guru Anom)
Dewa Yama atau di Bali sering disebut Sang Hyang Yamadipati. Dewa Yama dapat muncul dalam wujud yang berbeda saat bertemu dengan orang yang berkarma baik dan berkarma buruk,saat menjumpai orang jahat Dewa Yama akan berwujud menyeramkan sedangkan saat menjumpai orang baik Dewa Yama akan muncul dalam wujud yang berwibawa. Sang Hyang Yamadipati memiliki tunggangan seekor kerbau dan memiliki dua ekor anjing berwujud menyeramkan, kedua anjing tersebut bernama Sarpara dan Sabala atau yang di kenal dengan asu Gaplong dan asu Yaksa, keduanya bertugas memandu atma saat sedang berada di dunia bawah menuju Yama loka. Dewa Yama juga dibantu oleh Kingkara yang bertugas untuk mengeksekusi atma yang melakukan perbuatan buruk semasa hidupnya.
Sementara itu dalam Catur Loka Pala dikatakan bahwa Dewa Yama diposisikan sebagai mulut peran mulut sangatlah penting karena dengan mulut dapat tercipta hal yang buruk dan dengan mulut juga dapat tercipta kebaikan, mulut sejatinya adalah senjata yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. Apabila mulut tidak berbicara hal baik tidak akan terjadi, apabila mulut salah berbicara kehancuran/ sengsara lah yang didapat, dan apabila mulut digunakan dengan baik maka kebaikan pula lah yang akan dipetik.
Dalam kehidupan saat ini banyak manusia yang tidak dapat menggunakan mulutnya dengan sebagai mana mestinya, pada kehidupan sehari - hari banyak ditemui masalah - masalah yang berawal dari salahnya penggunaan mulut, masih banyak manusia yang tidak tepat menggunakan mulutnya sehingga terjadi hal yang buruk, contoh kecilnya dari perkataan dapat menimbulkan perpecahan antara saudara, dengan perkataan manusia dapat menjatuhkan martabat seseorang, dan dengan perkataan manusia dapat melecehkan sesama manusia.
Hal inilah yang mendasari terciptanya ogoh- ogoh Wag Siksa Yamaloka dimana digambarkan pada pengadilan para atma, Dewa Yama dibantu oleh Asu Gaplong dan Asu Yaksa yang mengantarkan atma menuju hadapan Dewa Yama di pengadilan, dua atma ini adalah dua saudara yang memiliki sifat yang bertolak belakang, salah satu atma yang memiliki sifat buruk selalu menggunakan mulutnya untuk menjatuhkan saudaranya, sedangkan atma dengan sifat yang baik menggunakan mulutnya secara benar sebagai mana mestinya. Dewa Yama yang merupakan dewa yang mengadili atma, telah memberi putusan pada atma yang semasa hidupnya tidak menggunakan mulutnya sebagaimana mestinya, untuk dihukum dengan cara mulutnya di buka paksa oleh Kingkara hingga mulut atma tersebut robek (wag siksa), sementara atma yang menggunakan mulutnya dengan baik selamat dari siksa yang telah diputuskan oleh Dewa Yama.
Walaupun mata melihat dengan baik, hidung mencium dengan baik dan telinga mendengar dengan baik, jika mulut tidak berbicara dengan baik akan terjadi hal yang buruk. Maka kita sebagaimana manusia hendaklah menggunakan mulut sebagaimana mestinya, gunakanlah mulut untuk mempersatukan sesama umat manusia dan mempererat tali persaudaraan antara sesama manusia
"wasita nimitantta manemu Laksmi, wasita nimitantta pati kapangguh, wasita nimitantta manemu duka, wasita nimitantta manemu mitra" Artinya: Oleh perkataan engkau akan mendapatkan kebahagiaan, Oleh perkataan engkau akan menemui ajalmu, Oleh perkataan engkau akan mendapat kesusahan, Oleh perkataan engkau akan mendapatkan teman.
ST. SANGGRAHA YASA
#bali #budaya #tradisi
#ogohogoh #ogohogohbali #ogohogoh2023#caka1946 #ogohogohdenpasar #denpasarpengerupukannyepi #kotadenpasar
#budaya #budayabali #ogohogohbaru
#ogohogohterbaru #fyp
#denpasarviralterkini
#denpasartimur
#denpasar