Рет қаралды 74,439
Perang Khaibar adalah salah satu perang yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw atau disebut juga "Ghazwah" pada tahun ke-7 H/628. Penyebab perang ini adalah orang-orang Yahudi Khaibar melindungi orang-orang Yahudi yang diusir Rasulullah saw dari Madinah, terlebih setelah adanya provokasi dari sebagian kabilah Arab. Perang Khaibar dimenangkan pihak Islam dan kaum Yahudi Khaibar diusir dari tempat tersebut. Keberanian dan kegagahan Imam Ali as yang berhasil menaklukkan sebagian benteng Khaibar merupakan kunci penting dalam kemenangan yang dicapai kaum muslimin.
Wilayah Khaibar saat ini berada di 165 km arah utara kota Madinah, tepatnya di ujung jalur arah ke Syam (Jalur Tabuk). Pusat Khaibar adalah kota al-Syuraif. Wilayah Khaibar meliputi kawasan pertanian subur yang berada di daerah bebatuan yang terletak pada ketinggian 854 meter di atas permukaan laut. Khaibar memiliki lembah besar, air, lahan pertanian dan penduduk yang banyak. Penghasilan terbesar daerah ini didapat dari kurma yang memang sejak dulu terkenal keunggulannya. Mayoritas penduduk Khaibar berasal dari kabilah Anzah. Mereka tinggal di desa Surair dan daerah sekitar lembah Gharas (keluarga) Bani Rasyid.
Pada awal bulan Muharam tahun ke-7 H/628 Rasulullah saw bertolak menuju ke Khaibar. Dan di bulan Shafar beliau telah berhasil menguasai Khaibar, kemudian pada awal bulan Rabiul Akhir tahun ke-7 H/628 rombongan sudah kembali ke Madinah.
Para sejarawan menyebutkan, pasukan Islam dalam Perang Khaibar berjumlah 1400 orang. Ada yang menyebutkan jumlahnya sama dengan orang yang ikut hadir di Hudaibiyah, yaitu 1500 orang dan sebagian lain meyebutkan 1540 orang. Di antara pasukan Islam terdapat 20 orang muslimah, termasuk Ummu Salamah, istri Nabi saw. Atas ijin Nabi saw, sebagian perempuan dari Bani Ghaffar ikut ke medan perang untuk membantu dan merawat pasukan Islam. Selain itu ada 10 orang Yahudi Madinah dan beberapa budak yang ikut berpihak pada Rasulullah saw.
#AbuHumairoh #Perang #PerangKhaibar