Pertanyaan yang Tidak Bisa Dijawab Oleh Pelaku Bid'ah

  Рет қаралды 139,961

Sofyan Chalid bin Idham Ruray

Sofyan Chalid bin Idham Ruray

5 жыл бұрын

📋 PERTANYAAN YANG TIDAK BISA DIJAWAB OLEH PELAKU BID'AH
Apakah Bid’ah yang Anda Lakukan Adalah Kebaikan (Hasanah) yang Sudah Diketahui Oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam?
Apabila jawabannya: Ya, beliau sudah mengetahui kebaikan tersebut.
Maka jawaban ini mengandung tuduhan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sebagai orang yang tidak amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai rasul, yaitu mengajarkan kepada umatnya seluruh kebaikan yang beliau ketahui. Karena ternyata ada kebaikan yang beliau sudah ketahui dan belum beliau ajarkan kepada umat. Inilah bahaya menganggap bid’ah sebagai ‘hasanah’.
Al-Imam Malik rahimahullah berkata,
“Barangsiapa berbuat bid’ah dalam Islam yang ia anggap sebagai bid’ah hasanah, maka ia telah menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengkhianati tugas kerasulan, karena Allah ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu” (Al-Maidah: 3) Sehingga apa yang hari itu bukan ajaran agama, maka pada hari ini juga bukan ajaran agama.” [Al-I’tishom lisy Syaathibi rahimahullah, 1/65-66]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ
“Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib atasnya menunjukkan kepada umatnya kebaikan yang ia ketahui dan mengingatkan mereka kejelekan yang ia ketahui.” [HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu’anhuma]
Apabila jawabannya: Tidak, beliau belum mengetahui kebaikan tersebut.
Maka jawaban ini mengandung kesombongan dan penyelisihan terhadap petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, karena kalau begitu orang yang berbuat bid’ah itu secara tidak langsung menganggap dirinya lebih baik dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, sebab ia telah mampu mengetahui dan mengamalkan satu kebaikan yang Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak mengetahuinya dan tidak pula mengamalkannya.
Ketika seseorang berkata kepada Al-Imam Malik rahimahullah,
“Wahai Abu Abdillah dari mana saya mulai ber-ihram? Beliau berkata: Dari Dzul Hulaifah, dari tempat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ber-ihram. Orang itu berkata: Sungguh aku ingin ber-ihram dari Masjid Nabawi. Beliau berkata: Jangan kamu lakukan. Orang itu berkata lagi: Sungguh aku ingin ber-ihram dari Masjid Nabawi. Beliau berkata: Jangan kamu lakukan, sungguh aku khawatir kamu akan tertimpa fitnah (bencana). Orang itu berkata: Fitnah apakah dalam perkara ini? Padahal aku hanyalah menambah beberapa mil saja! Beliau berkata: Fitnah apakah yang lebih besar dari engkau menganggap dirimu mampu mendahului Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk melakukan satu kebaikan yang tidak beliau lakukan?!
Sesungguhnya aku mendengar firman Allah ta’ala,
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul itu takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nur: 63) [Al-I’tishom lisy Syaathibi rahimahullah, 1/231-232]
Fitnah dalam ayat yang mulia ini maknanya adalah kesesatan dan puncaknya adalah kesyirikan. Inilah azab pertama yang Allah ‘azza wa jalla akan timpakan terhadap orang-orang yang menyelisihi petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dengan cara melakukan amalan yang tidak beliau contohkan, yaitu ia akan ditimpa azab pada hatinya. Kemudian disusul dengan azab yang kedua, yaitu azab yang akan ditimpakan pada fisiknya, wal’iyaadzu billaah.
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,
الفتنة الشرك لعله إذا رد بعض قوله أن يقع في قلبه شئ من الزيغ فيهلك
“Fitnah adalah kesyirikan, bisa jadi jika ia menolak sebagian ucapan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka muncul dalam hatinya satu bentuk kesesatan, lalu membinasakannya.” [Lihat Ash-Shorim Al-Maslul (1/59) dan Taisirul ‘Azizil Hamid, hal. 483]
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Allah ta’ala memulai pertama kali (dalam ayat ini) dengan azab berupa fitnah sebelum azab yang pedih (yang akan menimpa badan), sebagai isyarat terhadap munculnya penyakit hati dan fitnah bagi hati, lebih keras dibanding azab yang pedih (yang menimpa badan) berupa kekeringan, gempa bumi, banjir dan semisalnya yang diakibatkan karena penyelisihan terhadap Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” [Syarhul Ushul min ‘Ilmil Ushul, hal. 151]
Sumber: / 1976307949337400

Пікірлер
Di Mana Letak Syirik dan Bid'ah Shalawat Nariyah, Li Khomsatun dan Burdah?
17:45
Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Рет қаралды 66 М.
Tiga Rumus Mudah Mengenal Bid'ah
12:45
Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Рет қаралды 34 М.
Became invisible for one day!  #funny #wednesday #memes
00:25
Watch Me
Рет қаралды 55 МЛН
Incredible magic 🤯✨
00:53
America's Got Talent
Рет қаралды 67 МЛН
NERF WAR HEAVY: Drone Battle!
00:30
MacDannyGun
Рет қаралды 54 МЛН
Setiap Jiwa Pasti akan Mati, maka Segeralah Beramal Shalih
21:24
Empat Golongan yang Terusir dari Telaga Rasulullah ﷺ
46:24
Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Рет қаралды 160 М.
Hukum Sholat Wanita yang Mengikat Rambut - Ustadz Sofyan Chalid Ruray
4:02
Dialog dengan Ahli Bid'ah
11:30
Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Рет қаралды 37 М.
Khutbah Jum'at: Ahli Ibadah yang Menjadi Anjing Neraka
22:19
Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Рет қаралды 133 М.
Jalan Kebenaran Hanya satu dan Semua Bid'ah Itu Sesat - Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc
2:11:27
Became invisible for one day!  #funny #wednesday #memes
00:25
Watch Me
Рет қаралды 55 МЛН