yaa kan itu tinggal dibikin sesuai kemauan dr client/user nya bang. Bs aja tp klo memang pemilik rumah ini memutuskan utk ga mau buat 2 pintu keluar masuk ya dia juga ga mikir kesitu. Masing2 org punya selera lah. Mas juga bs kok minta ke arsitek dibikin 2 pintu masuk. Semua balik lgi ke user atau client

@@clientindonesia3776 saya tahu dan mengerti betul bahwa klien adalah raja. Tapi kalau praktik arsitektur yg seperti ini terus berulang, wajar bila saya mengkritik eksistensi arsitek sebsgai penyedia jasa desain bangunan. Bila ujungnya, "klien maunya gini". Lantas apa guna arsitek ada. Sedangkan saat di perkuliahan dibekali juga ttg aspek fungi (termasuk di dalamnya, fungsi mitigasi), disamping estetika. Kalo terus menerus arsitek hanya menuruti kemauan klien. Tanpa memberi edukasi dan/atau mengajak ke hal2 yg lebih baik. Jadi gak terlihat pembeda antara penggunaan jasa arsitek atau tidak. Arsitek, seperti halnya seorang dokter. Tidak berhenti hanya sekedar berpraktik. Namun juga harus aktif mensosialisasikan nilai2 positif. Mengedukasi hal2 lain yg juga penting utk dipertimbangkan khalayak luas dalam membangun bangunan. Yang dalam region Indonesia, bbrp diantaranya ialah kenyamanan klimatik, kenyamanan fisik (terkait human centered design; fungsi gerak, fungsi pendengaran, dan fungsi rekreasi-estetika), mitigasi, dan keberlanjutan. Arsitektur Indonesia, ayo jangan terus menerus anti-kritik. Ayo menerima kritik2 positif juga. Supaya khazanah arsitektur Indonesia mampu berkembang, mewujudkan lingkungan hidup yg lebih baik bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

@@goddchilla saya setuju, walaupun pada akhirnya semua kembali ke kemauan klien, arsitek sebagai yang disebutkan di atas seorang "konsultan", harus bisa mengedukasi klien tentang apa-apa yang penting, seperti mitigasi bencana itu. Meski begitu, kalo dari sudut pandang saya sebagai klien, saya pribadi sih kalo pilihan mitigasi bencananya berseberangan dengan standar estetika saya, saya bakal lebih milih estetikanya sih hahaha

Wkwk...mayan dr pd rusun

terima kasih

setuju...pake banget

Agree💯 arsiteknya kren abish. I ❤ the detail😂

Mang bener sihh tantangannya kaya gitu ,, makanya rumah ginian cocoknya bwt orang yg tinggal sendirian / ber 2 doang

Kan emang lahannya sempit. mau bangun kemana lagi kalo bukan ke atas.

Positifnya owner-nya sehat naik turun tangga bisa sekalian olahraga. Yang penting owner nyaman dan rumahnya sesuai kebutuhan mereka.

Ya gak salah sih, tapi namanya juga lahan terbatas terpaksa harus jadi vertikal building ya

Sangat betul. Semoga semua menyadari ini. Kalau terpaksa, setidaknya usahakan ruangan berikut harus 1 level (di 1 lantai yg sama, tanpa tangga): kamar tidur utama, kamar mandi, dapur, ruang makan, dan ruang cuci-jemur. Krn ini ruangan2 rutinitas yg bakal diakses selalu diakses. Menua itu pasti (kalau tidak mati). Dan mayoritas yg menua, fungsi motorik seperti lutut dan ankle akan berkurang. Jangan silap (ngiler) dengan rooftop pada rumah2 masa kini. Karena kebanyakan di antara kita, beli rumah hanya mampu 1x seumur hidup.

ganteng pas muda🤣😆

Kamarnya bisa ditukerin sih itu

Iya, aq jg mikir yg sama 😄. Rumah itu buat pasangan muda yg anaknya msh kecil. Tapi kalo buat aq yg jg ngerawat ortu yg sudah sepuh, kasihan ortunya

Rumah paling bener tu paling engga lantai dasar ada 1 kamar ya jadi masa tua ga mikir ulang lagi...kalo masih muda kamar lantai dasar bisa di manfaatin kamar tamu nah kalo dah tua baru dimanfaatin buat tidur sendiri

Jalur efakuasi ketika "kebakaran"

Lansia special bawahj aja

alhamdulillah terima kasih

Iya

Terus?

Hahhaha iyaya?? 😂😂

Semoga berlanjut. Kaya inspirahoms 😆

Yang barusan banget kemarin syuting ya? Belum. Tunggu yaaa😁

Haloooo

Lihat style yg pernah didesign oleh arsitek2 tersebut, bisa liat websitenya, liat instagram, jadi portfolio mereka biasa akan dilasih lihat, kalo masalah byran biasanya ada term and conditionnya, misalnya DP 25%, baru mulai design kasar, setelah kl ada yg perlu direvisi biasanya akan disebut boleh berapa kali. Harusnya revisi ga akan terlalu bnyk kalo didepan sblm deal, arsitek sudah menggali ekspetasi clientnya

Lihat portofolionya. Rekam jejak desain2 yg pernah dibangunnya (jangan sebatas render 3D, yg benar2 terbangun). Lihat kesesuaian desain antara gambar (2d & & 3d), dengan yg sudah jadi. Lihat juga, apakah mayoritas portofolionya sesuai dengan preferensi desain impianmu. Setelah itu, coba buat janji temu utk membicarakan kasaran desain (desain coret2an). Dgn data yg harus kamu berikan: arah lahan, ukuran, kebutuhan ruang, dan contoh desain utk rujukan). Kalau di rasa sesuai, lanjutkan. Kalau tidak, batalkan. Bbrp firma/jasa arsitek menerapkan appointment fee. Dan banyak juga yg tidak

Di akhir video ini ada penjelasan nya

Bukan typo kayanya judul deh : inspiarsi ( inspirasi arsitek )

Dibawah tadi