Saya tetap cinta NU ,habaib ,dan ulama😅😅

Sadar atau tidak sadar umat sedang diadu domba .. yang senang adalah musuh Islam .. gembira dengan adanya ini ... semoga Alloh senantiasa melindungi Habaib .. kyai .. dan kami umat yg merindukan kedamaian dalam menjalankan keyakinan Islam 🤲🤲🤲

Ini baru terang Harus dg ilmu penelitian yg memenuhi syarat

Ketika ahlinya menjelaskan, tentu yang bisa menerima hanya orang-orang yang tidak punya kepentingan alias normal lurus hati dan fikiranya. Tapi bagi yang hatinya ada penyakit pasti akan membuat sanggahan dan berputar-putar, dengan berbagai argumenya,walaupun nggak masuk akal. Perlu di waspadai bagi kita semua kemungkinan ini cara untuk melemahkan kesatuan hati kaum muslimin dengan mengadu domba sesama muslim. Terima kasih atas ilmunya, semoga semua bisa memberi jalan yang benar.

Saya Warga NU Asli,akan tetap ikut KeTua PBNU Gus Yahya utk tetap Menghormati,memuliakan Juriat Rosulullah tanpa uji ilmiah.Saya tidak mau menyakiti Hati Nabi Muhammad,karena Nabi Muhammad pernah berpesan ,Sayangi Anak Cucuku.Kalo Saya tidak menyayangi Juriat Rasulullah itu sama halnya akan membuat Sedih Junjungaku Nabi Besar Muhammad Rosulullah Apalg Sampai mengatakan Juriat Rosulullah sdh putus.Tanda Kecintaanku Kepada Rosulullah yaitu Menyayangi Juriat Rosulullah.Semoga Pecinta Juriat Rosulullah tetap teguh tak tergoyahkan tak terpengaruh oleh isu Apapun ttg Nasab. Aamiin.Aamiin Aamiin

Yang bilang tulisan nya si imad itu dalam bentuk tesis ilmiah berarti emang ga pernah kuliah S2 jadi wajar kalo iya iya aja saat dibilangin kalo itu tesis ilmiah karena kalo pernah kuliah S2 pasti tau tata cara penulisan tesis ilmiah dan bagaimana cara pengujian nya serta siapa saja yang berhak melakukan dan memberikan penilaian terhadap tesis ilmiah tersebut.

Ini ,baru sejarahwan sejati dan muslim yg bijak

*Alhamdulillaah Yaa Allaah, diatas langit* *masih ada langit, begitulah akhirnya* *jangan merasa pinter sendiri, ada ahli* *sejarah nasab yang lebih berhak* *menilai ilmiah tidaknya suatu karya itu* *semoga para pecinta habaib berhati* *lega dan Islam tidak di adudomba* *terus berkarya berkelana menyebar* *kebesaran dan KeAgungan Allaah* *Jalallaah di bumi dan di angkasa raya* *semoga Islam semakin melambung* *tinggi di langit yang biru, Aamiin Yaa* *Allaah*

Setuju pak, terus sampaikan ini untuk mengcounter imanudin cs

Keren nich pernyataannya, .... "Kalau sumbernya tidak otentik secara otomatis hasilnya tidak otentik".

Sampai sekarang pihak kyai2 sepuh di pesantren besar & sepuh di tanah air ini tidak mendukung kelompok Bapak Imaddudin Banten. Menariknya ide ini muncul setelah banyak para Kyai sepuh wafat.

JANGKRIK 🎉YAHUDI BOS!!#PATAH SAYAPNYA!!😂😂😂😂

Udah dibuktikan saja duduk bersama dialok disaksikan oleh semua pihak yg terkait biar selesai siapa yg benar dan siapa yg berdusta selesai

YA KASIAN TERIAK-TERIAK PALING KERAS, PALING BENAR TERNYATA TERDAPAT MANIPULASI DATA, ALHAMDULILLAAH SUDAH TERKOREKSI OLEH AHLINYA DAN TESIS ITU TERNYATA TIDAK ILMIAH, ASTAGFIRULLOOH,

BAROKALLAH SEMOGA DIJAGA ALLAH SEJARAWAN YANG MENJELASKAN MASALAH INI, DAN MENCERAHKAN PARA PECINTA NABI DAN ZURRIAHNYA

Klu saran saya debat lah ki imad jangan sampa kita kita ini bingung.

Sudah abaikan yang ga percaya . Hikmah dari smua ini habaib makin tambah dikenal dan di cintai❤❤

Yg buat curiga itu .. hasil penelitian sendiri tanpa ada pengujian hasil penelitiannya pada yg ahli nya atau para ulama sepuh ... tp langsung di publikasikan di medsos .. seakan dia paling benar .. dan di tambahin konten kelompoknya yg isinya provokasi dan propaganda .. aneh kan ??? .. jd kesimpulannya ada pergerakan sistematis untuk membuat indonesia gaduh . Serta perang antar umat ..

WALAUPUN PARA HABAIB TIDAK SYAH MENJADI CUCU NABI ( MANTAN CUCU NABI SAW ) TAPI YAA ALHAMDULILLAH MENJADI UMMAT NABI SAW,... JANGAN SEDIH YAA HABIB

Ini lah orang yang benar dan ahli penelitian, kita bisa liat cara bicaranya yg cerdas dan bijak

Logika Nubuwah Rasulullah Muhamnmad, yg paling sederhana adalah beliau diangkat menjadi utusan Alloh untuk membawa Tauhid Islam kepada umat manusia untuk kebaikan hidup di dunia & akhirat. Contoh nyata kehidupan sekarang adalah Negara Maroko & Yordania, masyarakat disana mengakui bahwa Penguasa di 2 negara itu masih terhitung dzuriyah Rasulullah, sangat bisa diterima karena pada kenyataanya kehidupan di kedua negara itu relatif damai, bahkan tidak tersentuh sama sekali oleh revolusi melati/Arab spring, yg memporak porandakan beberapa negara, bahkan yaman belum selesai sampai saat ini, bahkan sebelum nya (ratusan tahun) juga tidak pernah damai, apalagi maju & modern. walau tidak sekaya raya tetangga2x mereka di kawasan Timur Tengah, Maroko & Yordan membuktikan bahwa logika Nubuwah Rasulullah Muhammad, bahwa Islam Rahmatan lil al-amin Logika Nubuwah yg mana, bisa membuktikan bahwa dzuriyah Rasulullah banyak berdomisili di Yaman (Tarim, Hadramaut)? sudah sejak ratusan tahun yll sampai saat ini tidak pernah ada kedamaian disana, apalagi makmur & modern, Rahmatan lil al-amin nya dimana?

Gampang kalo sudah merasa yakin kalo argumentasinya kuat , kiyai Imanuddin siap untuk berdebat , kalo cuma pansos sudah banyak yang melakukan.

Mari kita jaga diri masing masing karena kita tdk tahu apakah ahli surga atau ahli neraka. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masih ad-Dajjal. (HR Muslim).

Alhamdulillah, Gusti Allah sedang menyaring siapa yang cinta ahlul bait dan yang benci ahlul bait,, jaman fitnah Akhirul jaman,,

OALAAAH NGOMONG2 SENDERI D TANGGAPI SENDIRI LUCU2 ORANG ORANG R.A. YG BGINI? 😅😅😅😅 keangkuhan MENUTUPI AKAL ?

Sebaiknya anda berdiskusi langsung dgn KH Imadudin ; jika pendapat anda merasa paling benar. KH. Imadudin sudah menunggu dan siap.. bagi siapa saja, yg ingin mengajak berdiskusi/ berdebat. jangan seperti Rabithoh Alawiah.. diajak diskusi malah bungkam/ ngeleess.. buktikan Kebenaran itu.. dgn berdiskusi langsung.! jika ga berani betdiskusi.. tentu masyarakat pun, akan ragu.. dengan pendapat / kebenaran trsb.

Silahkan tuntut kh imad kita sangat menunggu keberanian baalawi melaporkan kh imad agar semakin jelas dan gamblang...

Mantap pak penjelasan nya... Ayo kelompok Mang Imad simak baik baik... Semoga pada paham dan sadar...

Biasanya yg berpendidikan pakai data ilmiah dgn menampilkan primer dan sekunder tapi kalo ngomong doang tidak lebih dari kata tidak valid alias ngawur

SAMPAI KAPANPUN TIDAK AKAN BISA DIJAWAB. Karena tidak memenuhi standar kajian ilmiah, kata beliau ini. Keren dech pokoknya.

beda penelitian beda pemikiran. kalau penelitian itu harus dikaji dahulu disertai sumber-sumber kredibel, setelah semua sudah valid baru disampaikan. kalau pemikiran bisa semaunya disampaikan tergantung pesanan atau keinginan diri sendiri, jika terjadi kontroversi barulah dikaji. seperti imad itu contohya, difahami sendiri, cangkeme koar koar disana sini seolah intelek, padahal dia sedang mempertontonkan kebodohannya

Ini baru mantapp dan jelas pencerahannya ilmiah 👍🙏

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد❤❤❤

MASYARAKAT INDONESIA AKAL SEHAT,,, BERTERIMAKASIH KPD..KH IMADUDIN....SKRNG SUDAH BERUBAH PANDANGAN KPD HABAIB...BUKAN ZURIYAH NABI MUHAMMAD....JELLASSSS...!! DAGANGAN BAALAWI..SKRNG BANGKRUT...SIWAK JIGONG..DIMUSEUMKAN😂

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh...seharus nya duduk Bersama... Panggil Kyai Imadudin adu data....ada nya semua itu ada Hikmahnya....supaya bisa pendewasaan diri dlm keilmuhan... Tetap jaga Ukhuwah islamiah...

Sangat setuju,,sekarang Alloh dan kanjeng nabi sedang memilih hambanya yg mencintai dan mengakui kanjeng nabi melalui tesis imad al kaburi.semoga umat yg mencintai dzuriah nabi kelak di kumpulkan dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW para sahabat dan keturunanya.

Sangat tepat apa yang dikatakan ilmuan ini jadi abaikan aja apa yang dikatakan Imad dengan pendukungnya yang kehilangan rasa ta'zhim dan kecintaan kepada zuriah nabi terlaknatlah ,terputuslah syafaat nabi karna kesombongan dan kedengkian mereka

inti nya kalo mereka mau tes DNA selesai. gak bikin ribut. kalo mereka waras ya ilmiah balas ilmiah bukan freming di sosmed.

"Tulisan ilmiah hanya bisa di-tandingi oleh tulisan-ilmiah pula". Hal tsb mjd kaidah yg umum berlaku dlm penulisan ilmiah diseluruh dunia. Maka sebaik apapun tandingan yg dibuat, sepanjang BUKAN berbentuk "Tulisan-ilmiah" (yg setara), maka tandingan tsb tiada akan bernilai sehingga pantas disebut sbg tandingan yg sebanding. Adapun tandingan yg TIDAK dibuat dlm bentuk "Tulisan-ilmiah" tsb akan tetap punya nilai diluar kaidah (non-akademik). Namun demikian, tandingan itu tak kan pernah "duduk-sejajar" dgn Tulisan-ilmiah yg dimaksud hendak ditandinginya. Smoga manfaat...🙏

Mantap pencerahannya ahli sejarah ini

Ingatlah Sejarah Dan Fakta Bahwa Hanya Di Negara Demokrasi Seperti Indonesia Pikiran Liar ! Umat Islam Di Hargai Dan Di Dengarkan Bahkan Nilai Luhur Agama Islam Bisa Diserap Mewarnai Langkah Demokrasi Di Indonesia Dan Indonesia Adalah Negara Yang Lahir Sebagai Rahmatan Lil Alamin Dari Allah SWT Untuk Segenap Perjuangan Rakyat Indonesia Bersama Umat Islam Yang Dipimpin Ulama Nahdlatul ulama , Semoga Kita Bisa Menjadi Bagian Dari Rakyat Indonesia Yang Pandai Bersyukur Amin !

TESIS IMAD AKAN VALID DAN ILMIAH KALO SUDAH DI RENDAM DI EMPANG ATAU GORONG2 😂😂😂🙍🙍

Idolaku bang haji @rhoma official sangat perlu nonton ini.

Harus buat lagi buku yang ilmiah yang membantah buku tersebut biar bisa dibandingkan mana yang lebih ilmiah

Gegara KH Imaddundin .saya sebagai orang pribumi mulai faham kalau orang arab yg ada di Indonesia tidak semua dzurriya nabi.saya juga menyangsikan oknum habib seperti bahar.riziq.dan taufeq.itu turunan nabi Muhammad saw

Keren analoginya, seperti analogi anak TK 😂😂😂😂

Terimah kasih atas penjelasannya,, luas dan Padat

Masalahnya ada penipuan dengan atas nama keturunan Nabi .... Nah penipuan inilah yang harus di bongkar ..... Dan cara paling mudah dan akurat adalah dengan Tes DNA .....berani tidak .....???

Beginilah cara ilmiah dalam membuat tesis secara ilmiah bukan hanya dr 1 kitab dengan menampik bukti2 arkeologi berupa batu nisan . Belom meneliti ke sumbernya yaitu penelitian di hadramaut . Luar biasa penjelasan bapak ini !! Jelas dan gamblang !!

Tinggal debat aja dgn kyai Imad beres kan?? Jd nanti keliatan mana yg bener mana yg salah. Kenyataan bani Ba'alawy gak ada yg berani. RA pada mingkem gak ada yg berani malah bikin framing benci habaib.

Yaa Allaah selamatkan negri ini dan umat islam di negri ini Selamatkan Ulama-ulamanya dan para habaib yg ulama baik yg keturunn Nabi saw atau bukan... Satukan lah semuanya Selamatkan semuanya dari pitnah permusuhan dan perpecahan umat. Yaa Allah kami rakyat yg bodo tidak butuh nasab yg mmecah Ulama... Dan umat... Kami butuh kesholehan kedamaian umat. Kami butuh ilmu yg jadi cahaya untk umat dari kesesatan daei jebakan Iblis pmecah umat. Yaa Allah kmi butuh Rohman lilaalamiin.

Umat ini sedang diadu domba, jangan biarkan alat 2 musuh Alloh semaking mengacaukan, semoga Alloh melindungi umat nabi Muhammad, amin ya robbal alamin

MENAKAR KE-ILMIAH-AN PENELITIAN KIYAI IMADUDDIN DENGAN BUKU "MENAKAR" KH. Imaduddin Utsman Al Bantani menulis buku berjudul "Menakar Kesahihan Nasab Habib Di Indonesia". Saya (Sudirman El Batamy) hanyalah salah seorang pembaca buku tersebut, yang coba menggunakan buku "Menakar" tersebut untuk menakar. Saya yang fakir ilmu ini mencoba untuk tidak berpaling dari buku tersebut sebagai rujukan tulisan ini, serta berusaha bertutur kata yang santun. Fokusnya hanya dari halaman 8 sampai 11 (buku Menakar), yang memaparkan nukilan kitab-kitab abad 5, 6, dan 7 Hijriyah. Kitab Abad Kelima Hijriyah Kiyai Imaduddin menukil catatan dari tiga kitab: Kitab Tahdzibul Ansab wa Nihayatul Alqab karya Al-Ubaidili (w. 437), Kitab al-Majdi fi Ansabittholibin karya Sayyid Syarif Najmuddin Ali bin Muhammad al-Umri an-Nassabah (w. 490), Kitab Muntaqilatut Tholibiyah karya Abu Ismail Ibrahim bin Nasir ibnu Thobatoba (w. 400 an). Kesimpulan sementara Kiyai Imad mengatakan bahwa abad kelima konsisten berdasarkan tiga kitab di atas bahwa yang tercatat dari anak Ahmad hanyalah Muhammad bin Ahmad bin Isa. Tapi ketiga kitab itu tidak menegaskan bahwa Ahmad hanya mempunyai satu anak. Jadi bukan berarti tidak ada anak yang lain, karena tidak ada kalimat penegasan dari ketiga kitab itu. Kalau begitu kesimpulan sementaranya, berarti di abad kelima itu terbuka kemungkinan (besar) ada anak Ahmad yang bernama Ubaidillah, tetapi yang tercatat oleh ketiga kitab tersebut hanya nama Muhammad. Kitab Abad Keenam Hijriyah Kiyai Imaduddin menukil catatan dari Kitab as-Syajarah al-Mubarokah karya Imam Al-Fakhrurazi (w. 604 H). Kutipannya sebagai berikut: امااحمد الإبح فعقبه من ثلاثة بنين: محمد ابوجعفر بالرى وعلي بالرملة وحسين عقبه بنيسابور “Adapun Ahmad al-Abh maka anaknya yang berketurunan ada tiga: Muhammad Abu ja’far yang berada di kota Roy, Ali yang berada di Ramallah, dan Husain yang keturunanya ada di Naisaburi.” (terjemahan Kiyai Imad) Kesimpulan Kiyai Imaduddin mengatakan bahwa dari kutipan di atas Imam Al-Fakhrurazi tegas menyebutkan bahwa Ahmad al-Abh bin Isa al-Muhajir hanya mempunyai anak tiga yaitu Muhammad, Ali dan Husain. Ahmad al-Abh tidak mempunyai anak bernama Ubaidillah. Dari ketiga anaknya itu, semuanya, menurut Imam al-fakhrurazi, tidak ada yang tinggal di Yaman. Saya (Sudirman El Batamy) dengan membaca terjemahan kutipan diatas mencatat kalimat, "anaknya yang berketurunan ada tiga". Jadi, ada "kondisi" (kekhususan) pada 3 orang anak Ahmad, yaitu hanya yang berketurunan, atau yang melahirkan cucu bagi Ahmad saja yang dicatatkan. Sehingga masih saja terbuka kemungkinan (kecil) ada anak Ahmad yang lain. Ubaidillah? Bisa saja. Walaupun dengan asumsi bahwa anak yang lain tersebut tidak punya anak. Saya juga memperhatikan penulisan nama "Muhammad Abu Ja'far" oleh Imam Ar-Razi sebagai anak dari Ahmad. Sementara dalam kitab abad kelima, Muhammad Abu Ja'far ditulis sebagai cicit dari Ahmad. Yaitu Abu Ja’far (al-A’ma: yang buta) Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad. Didalam Kitab Assyajarah Almubarokah (izin keluar sebentar) pada sambungan kutipan Kiyai Imad diatas dituliskan sebagai berikut: أمامحمدابوجعفرفعقبه من رجل واحد اسمه على, وعقب علي هذا من رجل واحد اسمه الحسين ابوالقاسم "Adapun Muhammad Abu Ja'far (bin Ahmad) maka keturunannya dari satu orang anak laki-laki, namanya Ali (cucu Ahmad), dan keturunan Ali ini dari satu orang anak laki-laki, namanya Al Husain Abu Alqosim (cicit Ahmad)." Sebagaimana yang dikutip Kiyai Imad, sambungan dari kutipan tersebut juga tegas meyebutkan bahwa anak dari Muhammad Abu Ja'far hanya satu orang (yang berketurunan), yaitu Ali, dan Ali hanya punya satu anak (yang berketurunan), yaitu Al Husain Abu Alqosim. Sementara dalam tiga kitab abad kelima dan satu kitab abad ketujuh (Kitab al-Fakhri fi Ansabitalibin karya Azizuddin Abu Tolib Ismail bin Husain al-Marwazi (w. 614)), Ali punya anak bernama Muhammad Abu Ja'far. Hal inilah yang membuat saya memperhatikan nama Muhammad Abu Ja'far tersebut. Setelah Kitab Assyajaroh dikonfrontir dengan kitab sebelum dan sesudahnya, timbul pertanyaan, apakah Muhammad bin Ahmad tersebut memang punya gelar "Abu Ja'far"? Atau apakah yang ditulis oleh Imam Ar-Razi sebagai anak Ahmad justru cicitnya? Lagipula Imam Ar-Razi tidak mencatatnya sebagai anak dari Ali. Mungkin pertanyaan saya tidak terlalu penting, dan mungkin saja saya yang salah memahami. Tapi bagaimanapun, yang selalu disebut memang anak Ahmad yang bernama Muhammad, dan hanya Imam Ar-Razi yang menulis namanya sebagai Muhammad Abu Ja'far. Dengan adanya dua kesalahan (perbedaan) data pada catatan tersebut, dapat diduga dengan kuat (indikasi kuat) bahwa nama Muhammad Abu Ja'far pada catatan Assyajaroh Almubarokah tersebut bukan orang yang sama dengan 3 kitab abad kelima dan 1 kitab abad ketujuh, yang dinukil dalam buku "Menakar" tersebut. Dimana 4 kitab tersebut mencatat secara down-top (dari level cicit), Muhammad Abu Ja'far bin Ali bin Muhammad bin Ahmad. Sementara Imam Ar-Razi secara top-down dari Ahmad - Muhammad Abu Ja'far - Ali - Al Husain Abul Qosim. Kalau Kiyai Imad menukil juga sambungan yang saya sampaikan diatas, tentu akan segera kelihatan perbedaannya yang sangat signifikan itu, dimana sangat sulit diterima secara data, jika Muhammad (Abu Ja'far) versi kitab Assyajaroh adalah anak dari Ahmad (Al Muhajir). Saya sudah berulangkali memeriksa tambahan catatan yang saya nukil diatas, dan saya tidak punya pemahaman lain, kecuali bahwa Muhammad Abu Ja'far versi Ar-Razi itu bukan anak Ahmad (cuma kadang mata saya sangat rabun). Kalaupun Muhammad tersebut bisa saja punya gelar "Abu Ja'far", masih ada satu perbedaan, karena cicitnya bernama Al Husain Abul Qosim. Implikasinya apa? Kalau secara data literatur tersebut dapat dikatakan bahwa Muhammad Abu Ja'far di catatan Ar-Razi bukan Muhammad di catatan Al Ubaidili, Al Umri, Ibnu Thobatoba, dan Al Marwazi, maka rontoklah hujjah Kiyai Imad. Yang kemudian saya (Sudirman El Batamy) menganggap buku Kiyai Imaduddin tersebut belum pantas menyandang predikat "ilmiah" atau setidaknya "lemah" (dhoif), adalah karena setelah Kiyai Imaduddin mengutip dari catatan Ar-Razi, lalu menjadikannya sebagai "senjata" untuk membatalkan nasab Ba Alawi, Kiyai Imad hanya menyisipkan asumsi sebagai berikut: Imam al-Fakhrurazi, penulis kitab al-Syajarah al-Mubarokah tinggal di Kota Roy, Iran, di mana di sana banyak keturunan Ahmad Al-Abh dari jalur Muhammad Abu Ja’far, tentunya informasi tentang berapa anak yang dimiliki oleh Ahmad al-Abh ia dapatkan secara valid dari keturunan Ahmad yang tinggal di Kota Roy. Dalam kitabnya itu Imam Al-Fakhrurazi dengan tegas menyebutkan nama anak Ahmad al- Abah bin Isa hanya tiga. Dari sini kesempatan masuknya nama lain sudah tertutup secara ilmiyah kecuali ada kitab semasa atau yang lebih dahulu ditulis yang berbicara lain. Bagi saya (Sudirman El Batamy) sendiri, asumsi diatas memang bisa dibilang logis. Tapi logis belum tentu ilmiah. Mengapa Kiyai Imaduddin berasumsi tentang referensi Imam Ar-Razi? Tentunya karena Kiyai Imaduddin sendiri sebagai peneliti memandang sangat penting memaparkan referensi Imam Ar-Razi (dari siapa atau dari kitab apa Imam Ar-Razi mendapatkan informasi), namun ternyata Kiyai Imaduddin belum menemukannya, sehingga beliau coba menutupi dengan asumsinya sendiri. Saya sangat terpesona dengan penggunaan diksi "tentunya", karena diksi tersebut bisa dipakai oleh siapapun untuk "ngeles". Tentunya saya bisa saja mengatakan "tentunya Al Ubaidili tahu berapa jumlah anak Ahmad, hanya saja kebetulan didalam catatannya, Al Ubaidili sedang menceritakan cicit dari Ahmad". Begitulah, siapa saja bisa membela diri dengan mengatakan "tentunya". Kata "tentunya" itu bisa berubah menjadi sesuatu yang "tidak menentu". Bagi saya tetap saja Kiyai Imaduddin harus mampu menemukan referensi Imam Ar-Razi. Kalau tidak? Ya tidak ilmiah. Setidaknya Imam Ar-Razi sendiri lahir 200 tahun setelah wafatnya Ahmad Al Muhajir. Sementara itu kitab nasab pun bukanlah kitab suci. Saya sendiri, jangankan menjadi penulis, menjadi pembaca saja pun saya belum pernah khatam. Wallahu a'lam. Sudirman El Batamy

Sejarahwan itu harus tau batasan mana yg mitos dan mana yg sejarah serta mana yg peristiwa sejarah.... Begini ya.... . *Silsilah* itu bagian dari cerita sejarah, *"Cerita sejarah"* dan *"peristiwa sejarah"* merupakan dua hal yang berbeda, cerita sejarah *(yang bukan dogma agama)* merupakan karya tulis ilmiah buah penafsiran terhadap suatu peristiwa di masa lalu dengan menggunakan methode² tertentu berdasarkan bukti-bukti otentik berupa data, dokumen, sumber sumber primer lainnya, bila perlu ada saksi saksi sehingga *cerita sejarah* tersebut memiliki akurasi tinggi terhadap *peristiwa sejarahnya* atau kejadian sesungguhnya. Cerita sejarah harus ilmiah dan bersih dari mitos atau hayalan, Ba'alawi bisa buktikan tidak bahwa silsilah dan cerita sejarahnya bukan hayalan dan rekayasa ?... Gitu saja kok repot ?...

Terima kasih atas penjelasan Bapak Idrus Mansyur.

Terimakasih atas uraian singkat tentang penelitian Ilmiah

Pak guru lebih baik terima ajakan diskusi online langsung dengan KH imad. Saya heran sama yang ngaku ngaku pakar yang bela habaib selama ini tidak ada yang berani hadap hadapan langsung dengan KH Imad, baik online ataupun offline. Semua beraninya hanya menggonggong dari jauh aja he he.. kenapa??..ngak pede?? maaf pak yah.

Terima kasih kepada para Kyai Ulama Nusantara ,..terus berjuang untuk Fenomena yg sekarang ...JANGAN TERKOCEH DENGAN NARASI YANG DIBUAT NGAMBANG DAN KABUR....TES DNA,: hal yg dapat mengtahui garis keturunan..

Jika ada ulama yang sudah pada tingkatan ijtihad..... hasil dari ijtihad tersebut.....jika 'salah' pun masih dapat pahala.... artinya.... Ulama itu boleh/bisa jadi 'salah'... toh 'salah' pun dapat pahala...... maka.... untuk generasi selanjutnya.... SALAH ATAU BENAR ......BISA DITINJAU ULANG....... itu pasti.... KECUALI taklid buta dengan hasil ijtihad mereka dan menganggap ulama-ulama itu BENAR semuanya... tertutuplah pintu penelitian..... ingat TES DNA itu.... metode ilmiah yang paten .... TES DNA sesuai dengan Penelitian Data...... Ba'alawi yaman bukan dzuriah rasul

Mantap ini yg baru ilmiah,pmbuktian scara ilmiah yg mengaku penelitian ilmiah dia jg harus bisa membuktikan penelitian nya itu di dapat secara ilmiah

Abang ini pandai dan cerdas alangkah baiknya jika berani bertemu langsung dgn KH Imaduddin agar jelas mana benar dan tdk membingungkan orang awam.

Tes DNA aja bro.lebih meyakinkan bantahan apapun kalau tdk tes DNA Itu kurang meyakinkan.

Terlepas dari penelitian empirik, pakailah tes DNA supaya yakin secara eksakta. Sangat penting dilakukan supaya polemik nasab ini selesai.

Segala sesuatu di dunia ini tidak lepas dari izin Allah begitu juga dengan tesis kiayi Imaduddin tidak lepas dari izin Allah barangkali Allah menunjukkan jalan yang benar melalui tesis kiayi Imaduddin.Wallohu A"lam.

Hikmahnya itu biar kita umat muslim GK salah mencintai dan menghormati dzuriat rosulalloh ..mknya wajib tes DNA itu cara yg faktual dan Lebih masuk akal .. ini jaman modern mengetahui darah keturunan siapa itu bisa diketahui .

Semuanya baik habaibnya langsung ataupun para pendukungnya yang mengaku ulama, ahli sejarah dan pakar ilmu semuanya sama satu karakter...pengecut!!!

Trm ksh atas nasehatnya. Saya sbg ummat pribumi, bersyukur Alhamdulillah, Alloh menunjukkan orang2 yg membenci dan memusuhi bani alawiyyin. Walaupun msh dugaan, saya yakin ini mengandung indikasi keterkaitan terkait dg politik praktis thn 2024.

Coba buat debat ilmiah terbuka. Undang KH. Imaduddin. Debat resmi dengan narasumber masing2 pihak dan diliput media. Agar permasalahannya cepat tuntas...

Tepat sekali. Yg pernah selesaikan tesis S2 tentu akan paham yg dimaksud dlm video ini. Sebuah penelitian/tulisan ilmiah hrs memenuhi kaidah2 metode penelitian baik reliabilitas maupun validitas nya. Memang zaman skrg penuh pembodohan. Kasian rakyat yg pendidikannya dibawah atau awam akan slalu mjd korban para elit, oligarki dibalik berbagai isu yg mencuat.

HANYA KHAWARIJ YG BENCI HABAIB , KAMI CINTA SEMUA HABAIB ❤❤❤❤❤

Betul bro sekarang terbukti mna yg benci terhadap duriyyat Rasul dan mana yg cinta durriyyat rosul lanjutkan pk dokter

Penelitian sangat ilmiah dan demokratis moderat,ya Tes DNA ,kita hidup menjelang di era mutakhir ,socio 5.0

Ya kalau memang bukan zuriat Rosul jangan ngaku ngaku diskusi ngeles tess DNA KAburrr htrus ujung ujungnya cari pembenaran buat kelompoknya

Kalau lihat wajahnya, kayak dari Yaman itu 😊

Sehat selalu dan berbahagia selalu ini yg benar benar org yg pintar ,cerdas dan berwibawa,mantap

Bukan penolakan tapi ingin kepastian karena secara kenyataan banyak yang mengaku Habaib tapi dakwahnya bertolak belakang dengan aklak Nabi SAW.

Ikuti arahan dari hbb Rizieq Shihab yg ngaku habib atau keturunan nabi Muhammad Saw harus verifikasi dgn test DNA

Kenapa RA tidak bisa menjawab secara ilmiah atas tesis KH Imaduddin. Buka forum debat resmi, jangan bermain narasi seperti ini... Debat terbuka ogah, test DNA pun enggan.

Dengar itu si fuad, imad dan arya, jgn ngoce terus DNA melulu

sunggoh benar ini ujian Allah .Tuan teruskan sebar kebenaran❤

*Pelan pelan memahaminya agar tahu bedanya* 1. Semua *Ahlul Bayt* adalah *Alu Nabi Saw* tapi tidak semua *Alu Nabi Saw* adalah *Ahlul Bait*. 2. Semua *Itroh Nabi Saw* adalah *Dzuriyyat Nabi Saw* tapi tidak semua *Dzuriyat Nabi Saw* adalah *Itroh Nabi Saw*. 3. Semua *Itroh Nabi Saw* adalah *Ulama* tapi tidak semua *Ulama* adalah *Itroh Nabi Saw* 4. Semua *Itroh Nabi Saw* dan semua *Ulama* adalah pewaris Nabi Saw. 5. Semua *Ba'alawi* bukan ahlul Bait bukan pula Alu Nabi Saw juga bukan Dzurriyat Nabi Saw dan Itroh Nabi Saw. 6. Tidak semua *Ba'alawi* adalah ulama. Bagaimana membedakan semuanya itu ? *Ahlul Bayt* adalah keluarga Nabi Saw yang tinggal bersama Nabi Saw semasa Nabi Saw hidup, yakni : istri² Nabi Saw, Fatimah RA, Ali bin Abi Tholib RA, Hasan RA dan Husein RA dan yang diakui sebagai ahlul bait oleh Nabi Saw seperti Salman al Farisi RA. *Alu Nabi* adalah keluarga besar Nabi Saw yang Islam dan yang tidak termasuk secara khusus sebagai Ahlul Bait seperti paman-pamannya, besannya, mertuanya, bibinya, keponakannya, iparnya, menantunya, sepupunya dll. Seperti Hamzah bin Abdul Mutholib RA, Abbas bin Abdul Mutholib RA, Abdullah bin Abbas RA, Ja'far bin Abu Tholib RA, Abu Bakar Siddiq RA, Ummar bin Khottob RA, Utsman bin Affan RA dll. *Dzuriyyat Nabi Saw* adalah para keturunan Nabi Saw yang terus ada hingga hari kiamat nanti. Dari jalur Hasan disebut Syarif dan dari jalur Husein disebut Sayyid serta dari jalur puteri-puteri Nabi Saw yang lainnya yang terus ada hingga kiamat kelak. *Itroh* adalah ahlul bait dan Dzuriyat Nabi Saw yang turun temurun menjadi orang orang alim yang sekaligus disebut juga sebagai ulama pewaris Nabi Saw dalam hal dakwah dan darah. *Pewaris Nabi Saw* adalah mereka yang disebut sebagai Ulama yang mewarisi jalan dakwah dan perjuangan Nabi Saw, termasuk juga kelompok Ahlul bait dan Itroh serta ulama dari Ba'alawi atau bukan. *Ba'alawi* adalah orang orang yang mengaku sebagai Ahlul Bait atau Dzuriyat Nabi Saw serta mengaku bergelar Habib tapi nasab atau silsilahnya kepada Nabi Saw diragukan, hanya sebatas pengakuan sepihak saja tanpa bisa membuktikan pengakuannya sendiri secara ilmiah.

Menuduh penelitian kyai Imaddudin tidak ilmiah ? ...tapi tes DNA yang ilmiah tak berani atau tak mau ..... ya hasilnya Balawi pasti bukan dzuriyah nabi muhammad saw .... dan sekarang orang seluruh indonedia tahu bahwa Balawi memang bukan dxuriyah nabi muhammad saw. ....... tinggal tunggu waktu Balawi akan tersingkir dengan sendirinya ...... ngapain kita harus beragaul dengan pembohong.

Berarti benar dong, ngopinya kurang jauh kali, tidak seperti Prof.Kyai.H.Abdul Somad dan memang beda kelas dan lebih unggul dalam menyampaikan tausiyahnya lebih santun dan terarah tidak emosi selalu mengutamakan rendah hati, semoga Allaah Jalallaah selalu menjagamu dalam segala keadaan, Aamiin Yaa Allaah.

Mendengar penjelasan bapak ini sangat jelas, serasa kembali kuliah 😊

Demi keutuhan umat maka Pemerintah harus memfalitisasi TES DNA agar tak menyesatkan umat.

Bagi pecinta HABAIB tak akan terpengaruh dengan karya Beliau Salam sehat dan sukses selalu buat para HABAIB, KYAI dan para ULAMA dan Muslimin dan Muslimah

Kalo ada Yg merasa masih tdk prcya dengan nasab habaib srta keturunannya,,maka sudah jelas dipertanyakkn keisLamannya🙏jangan2.....🙏

Mantap, pencerahan untuk umat yg sempat bimbang...

Sudah jelas kh imaduddin semakin tak dapat di patahkan kajian ilmiyah nya

ROBITHOH ALAWIYAH HARUSNYA KLARIFIKASI KAJIAN ILMIAH KYAI IMAD, jgn DIAM aja. Agar umat ini tau KEBENARANNYA.

Udah doain Aj biar pade tobat,kasian lietnya,kyai kok pade bgono sih,jadi kyai kublus dah😱,klo ane sih mo habib asli mo palsu tetap cinta habib karena Allah karena rosululloh amiin

namax ilmiyah harus ada kriteria2 yg ilmiyah.. ilmuwan yg meneliti harus objektiv sebelum mendapatkan hasil akhir dan kesimpulan karena yg dikedepankan rasionalitas bukan egoisme... sehingga tidak tendensius....

Warga Indonesia khususnya Nahdiyin,paling nomer 1 cintanya PD nabi dan dzuriyahnya,jadi gak HERAN kalau habaib Khawatir jikalau kehilangan jabatannya karena jabatan habib akan menghasilkan fulus fulus yg sgt kuat merubah nasib

Terus maju pak yai imad ,rawe2 rantas malang2 putung

Nasab baalawi terkonfirmasi putus untuk selamanya, hampir tidak ada jalan lagi untuk nyambung. Dokumen2 sumber data primer sudah sangat jelas.

Terakhir tes DNA saja jaman sekarang sdh tdk butuh kitab nasab ...kalo pakai kitab itu hanya tulisan tapi kalo tes DNA mau d bantah bagaimana lagi sdh pasti tdk insya allah lagi daaaaah.....camkan itu percuma banyak mulut gk ada hasil...RAHAYU MULYANING JAGAD NUSANTARA-KU ❤❤❤❤❤❤❤

Sebagai Jongos dan Budak Arab memang sudah seharusnya kita harus taat dan patuh kepada orang Arab keturunan yang akan memberikan Syafaat agar kita bisa masuk Surga kapan saja.

Imad2 cepat taubatlah sebelum terlambat sebab azhab Allah SWT pasti ada

Tolong Pihak robitoh dibantu bikin riset sejenis pak....lalu dipresentasikan dan dipublikasikan sebagai pembanding, kami umat ingin yg rasional saja terutama dari pihak para habaib yg sering mengaku dzuriat nabi.....silahkan untuk kebenaran.

Trus dia siapa?kl berani ya adu data🤣🤣🤣🤣