Saya lihat informasi di youtube, jurnal2, paper,… sekarang ini banyak negara yg berhasil mengembangkan co-firing batubara dengan sampah atau biomass
@MakmurMarzuki-ml7qg20 күн бұрын
Pembakaran fossil energi seperti batubara memang risiko efek rumah kacanya lebih tinggi (berbahaya), sedangkan penggunaan biomass itu jauh lebih ramah lingkungan.. di negara2 maju berhasil mengembangkan co-firing tanpa harus melakukan deforestry (pembalakan hutan), yang menjadi target pemanfaatan co-firing adalah limbah pertanian, perkebunana (sawit dll) dan industri pengolahan kayu dan sampah kota dan sebagainya.. Memang bisa dikelola lewat industri besar, misalnya penanaman pohon untuk bahan bakar yang dipanen lalu ditanami lagi dilahan yang sama secara siklus... Pemerintah bisa melakukan pengawasan check and balance apabila ada tindakan ilegal seperti pembalakan hutan.. Pemerintah juga harus menetapkan kawasan hutan yang tidak boleh dikelola... Saat ini yang justru menjadi fokus, bahwa program renewal energi seperti solar panel, wind energi dll saat ini belum mampu menyediakan ketersediaan kapasitas energi listrik mengikuti perkembangan kebutuhan listrik tahunan, karena komponen peralatan masih import sehingga investasinya jadi mahal.. karena investasinya mahal maka harga listrik dari energi terbarukan menjadi masih mahal saat ini.. PLN harus membeli produk Energi terbarukan lebih tinggi dari PLTU.. sehingga Subsudi listrik yang harus ditanggung oleh pemerintah juga bertambah besar, harus ada pemangkasan di pos pos subsidi lainnya... gimana kalau APBN tidak sanggup menalangi kelebihan kebutuhan subsidi listrik ? tidak ada jalan lain kecuali PLN akan diminta oleh Pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik... Tarif Dasar Listrik (TDL) bukan ditentukan oleh PLN, tapi ditetapkan oleh Pemerintah.. tentu saja karena terbatasnya APBN.
@MakmurMarzuki-ml7qg20 күн бұрын
Yang sulit difahami ketika PLTU batubara tidak lagi diperbolehkan, sementara batubara dieksport jor joran ke luar negeri (ke China, India dan Eropa dll), itu artinya Mereka (China, India dan Eropa dll) akan memgoperasikan Pembangkit Listrik dan Industri menggunakan batubara.. sehingga harga listriknya lebih murah dan produk industrinya juga lebih murah.. Kalau biaya produk mereka lebih murah karena menggunakan energi batu bara, dan industri kita menggunakan renewal energi yang lebih mahal... bisakah produk kita bersaing harga di pasar internasional ? Saya setuju pengembangan EBTK di tanah air, termasuk larangan pengembangan PLTU batubara sementara waktu, tapi sebaiknya batubara tidak digali dan diekspor ke luar negeri... Apa bedanya batubara dibakar di Indonesia atau di China atau di India, toh dampak ke Iklim Global nya sama saja.... Malah hanya menguntungkan negara negara pengguna batubara..