Alhamdulillah semoga segera selesai mengenai polemik nasab
@TilikumMolly2 ай бұрын
Kalo Syekh Mahdi mengakui tak ada kitab nasab sebelum abad 9 yg mencatat nama Imam Ubaidillah bin Isa, maka kitab apa yg ditemukan Habib Rumail dari hasil muhibah Beliau ke manca negara? Dari sudut pandang ilmu sejarah, maka benarlah Kyai Imad bahwa memang tak ada kitab sejaman yg menuliskan nama tersebut. Jadi dari sudut pandang ilmu sejarah, thesisnya Kyai Imad sudah memenangkan perdebatan melawan Rara.
@HabaibIndonesia2 ай бұрын
Menurut hemat ane, perbedaan antara ulama muda Nahdlatul Ulama (NU) KH. Imaduddin dengan tokoh Syiah syeikh Mahdi Rojai, itu suatu hal yang pasti. Hal ini karena pendekatan teorinya yang berbeda juga. KH. Imaduddin, menggunakan teori kajian nasab yang umum di NU, yaitu konsep "ikhtiat". Sedangkan Syeikh Mahdi Rojai dengan teori nasab yang umum dipakai dalam Syiah, yaitu konsep prasangka / dzon / khusnudzon yang sering dikenal dengan istilah "syuhro dan istifadah". Dua pendekatan ini, memiliki cara yang berbeda dan puncak penyelesaian yang juga berbeda. Jika konsep "ikhtiat", caranya itu pembuktian seperti data, fakta, DNA dan variabel lainnya. Adapun konsep prasangka / dzon (syuhro dan istifadah), ini caranya dengan prasangka umum. Puncaknya, konsep ikhtiat itu sampai data, fakta, DNA dan variabel lainnya tidak lagi bisa dibantah. Adapun puncak dari konsep prasangka / dzon (syuhro dan istifadah), adalah prasangka baik (khusnudzon). Dengan demikian, hemat ane, mempertentangkan dua konsep ini tidak akan ada ujungnya. Tinggal, mau memilih konsep yang mana. Adapun jika hasilnya berbeda, cukup saling menghormati perbedaan hasil tersebut, termasuk menghormati masing² pihak dalam menjelaskan ke masyarakat akan cara dan hasilnya... kzfaq.info/get/bejne/jc91jcaUyLurZGw.htmlsi=EMF74LtwVsXr6slU