Рет қаралды 54,244
Wahabi Salah Baca Kitab
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,
Bapak ibu para pemirsa yang kami hormati, izinkan saya menyampaikan sebuah nasehat, semoga ini bermanfaat..
Saya awali dengan mengutip keterangan Imam al-Muzani - salah satu murid dekat Imam as-Syafi’i. beliau pernah mengatakan,
لَوْ عُرضَ كِـتَابٌ سَبعِين مَرَّة، لَوُجِدَ فِيهِ خَطَأٌ، أَبَى اللهُ أَنْ يَكُونَ كِتابٌ صحيحاً غيرَ كِتَابِهِ
Andaikan ada sebuah kitab yang dikoreksi sebanyak 70 kali, pasti akan tetap dijumpai adanya kesalahan. Allah tidak mau ada kitab yang 100% benar, selain kitab-Nya.
Benarlah apa yang Imam Muzani katakan. Dan pada hakekatnya apa beliau sampaikan, sejalan dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana yang disebutkan dalam cuplikan mukadimah khutbah beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ
“Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kitabullah.” (HR. Nasai dan yang lainnya)
Kaum muslimin yang kami hormati, keterangan ini memberi kita pelajaran bahwa setiap karya ilmiah yang dibuat manusia, siapapun dia, baik seoran ustad, pelajar, maupun ulama, semuanya berpeluang untuk salah. Karena kita semua adalah manusia.
Termasuk diantaranya adalah ceramah para ustad. Tak terkecuali, saat mereka mengalami luput ketika membaca tulisan arab.
Namun kita perlu memahami bahwa ketika orang berbuat salah, tidak berarti semua kebaikannya menjadi sirna dan tidak berharga.
Bahkan, ketika ada orang memiliki banyak kebaikan di masyarakat, lalu dia melakukan satu kesalahan, kebaikan yang banyak itu akan mengubur kesalahannya.
Dalam hadis yang shahih, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا بَلَغَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلِ الْخَبَثَ
Apabila air telah mencapai 2 qullah, tidak lagi terpengaruh dengan najis. (HR. ad-Daruquthni dan yang lainnya)
Kebaikan para ustadz ahlus sunah demikian banyak, melalui ilmu dan dakwah yang mereka sebarkan. Sekilas kesalahannya, hanya ibarat sebutir kotoran cicak yang mengapung di permukaan air satu bak.
Bapak ibu para pemirsa yang kami hormati, kesalahan seorang manusia dalam menyampaikan agama, secara umum bersumber dari 2 hal:
[1] Su’ul fahmi (salah paham)
[2] Su’ul qasdi (niat yang jahat)
Umumnya kesalahan karena su’ul fahmi terjadi di luar kesengajaan, termasuk diantaranya salah harakat ketika baca kitab.
Dan semua orang berpeluang untuk mengalaminya. Saya sangat mungkin untuk mengalaminya, anda juga mungkin mengalaminya, dan semua dai dan kiyai, juga sangat mengalaminya.
Karena tidak ada manusia yang ma’shum dari salah, selain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Memang ketika kesalahan itu sering bisa menurunkan tingkat keilmiahan seseorang. Namun jika itu hanya sesekali, seharusnya semua orang memaklumi.
Selain itu, Mereka yang mengalami kesalahan karena su’ul fahmi, lebih mudah untuk diingatkan dan dikembalikan ke jalan yang benar.
Berbeda dengan kesalahan karena su’ul qashdi, dimana sejak awal dia memang ingin bertindak jahat, lebih memilih yang menyimpang dibandingkan kebenaran.
Dia punya niat jahat, yang berangkat dari semangat kebencian, kedengkian, hasad dan semua bentuk semangat jahat lainnya.
Dan nilah karakter yahudi, sehingga sekalipun kebenaran ada di depan matanya, mereka akan tetap menolaknya.
Allah berfirman,
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang muncul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (QS. al-Baqarah: 109)
Kita bisa lihat ciri mereka dari semangat mereka dalam menyebarkan kebencian, bahkan menyediakan waktu khusus untuk mencari-cari kesalahan para asatidzah ahlus sunah, dalam rangka menjatuhkan karakter mereka.
Bapak ibu para pemirsa yang kami hormati, yang berbicara masalah agama di dunia maya isinya sangat beragam.
Dengan latar belakang para pembicara yang juga beraneka ragam. Mari kita sayangi waktu kita, dengan menyibukkan diri mendengarkan kajian yang bermanfaat bagi kehidupan kita.
Masih banyak ilmu yang belum kita ketahui, baik masalah aqidah, fiqh ibadah, hingga muamalah.
Mari kita pelajari secara istiqamah, semoga Allah membukaan bagi kita semua ilmu yang bisa mengantarkan ke surga-Nya.
Memang video debat terasa nikmat. Namun tidak semua bisa membuat iman kita menjadi kuat.
Memang video yang viral, menarik untuk didengar. Tapi tidak semuanya layak untuk dikonsumsi dan dinikmati.
Semoga Allah memberikan kita bimbingan, untuk selalu istiqamah di atas jalan kebenaran. Kalaupun kita tidak bisa menjadi sumber kebaikan, minimal jangan sampai kita menjadi pengikuti orang yang menghalangi tersebarnya kebaikan.
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك ... اللهم يا مصرف القلوب صرف قلوبنا على طاعتك
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم