Рет қаралды 55,354
Dalam kitab Tadzkirah al-Auliyâ’, Imam Fariduddin Attar memasukkan kisah unik dari Imam Ma’rûf al-Karkhi. Berikut kisahnya: نقل أنه يوما يمرّ مع جماعة بساحل دجلة, وجماعة من الشبان كانوا في زورق علي دجلة يشربون الخمر ويضربون الرباب ويجاهرون بالفسق، فقال الأصحاب لمعروف: يا شيخ، ادع الله عليهم لعلّه يهلكهم بالغرق، لئلا يصل شؤمهم إلي الخلائق وينقطع عن النّاس فسقهم. فقال: ارفعوا أيديكم. فلمّا رفعوا، قال: إلهي، كما طيّبتَ عيشهم في الدنيا فطيّبْ كذلك عيشهم في الآخرة. فتعجّب الأصجاب عن هذا الأمر، وقالوا: يا شيخ نحن لا نبلغ إلي سرّ هذا الدعاء. قال: توقّفوا ليتبيّن لكم الأمر. فلمّا رأي حماعة الشبان الشيخ، كسروا الرباب وأراقوا الخمر ووقعوا في البكاء وجاؤوا إليه مسرعين وتابوا، فقال الشيخ: انظروا إلي هذا الشأن البديع حصل مراد الجميع بلا غرق Dikisahkan bahwa Imam Ma’ruf al-Karkhi berjalan bersama murid-muridnya di tepian sungai Tigris, dan sekelompok pemuda sedang asyik minum-minum khamr, menabuh rebab (sejenis alat musik), dan menampakkan kefasikan secara terbuka di atas perahu sungai Tigris. Berkata sebagian murid kepada Imam Ma’ruf: “Wahai guru, berdoalah kepada Allah agar mereka binasa dengan tenggelam, agar kesialan mereka tidak mengenai makhluk lainnya dan kefasikan mereka berhenti (mempengaruhi) orang lain.” Imam Ma’ruf al-Karkhi berkata: “Angkatlah tangan kalian.” Ketika mereka semua mengangkatnya, Imam Ma’ruf berdoa: “Tuhanku, sebagaimana Kau senangkan hidup mereka di dunia, maka senangkan juga hidup mereka di akhirat kelak.” Maka murid-muridnya terkejut dengan isi doa Imam Ma’ruf al-Karkhi, dan berkata: “Wahai guru, kami tidak memahami rahasia doa ini.” Imam Ma’ruf al-Karkhi menjawab: “Tunggulah, maka kalian akan memahami rahasia di balik doa tersebut.” Kemudian, ketika sekelompok pemuda itu melihat Imam Ma’ruf al-Karkhi, seketika mereka menghancurkan rebabnya, membuang khamarnya, menjatuhkan diri menangis, dan menghampiri Imam Ma’ruf al-Karkhi dengan terburu-buru, lalu mereka semua bertobat. Setelah itu, Imam Ma’ruf al-Karkhi berkata (pada murid-muridnya): “Lihatlah peristiwa mengagumkan ini, tujuannya tercapai tanpa harus ada yang ditenggelamkan.” (Imam Fariduddin Attar, Tadzkirah al-Auliyâ’, alih bahasa Arab oleh Muhammad al-Ashiliy al-Wasthani al-Syafi’i [836 H], Damaskus: Darul Maktabi, 2009, hal. 346-347) **** Kisah di atas harus dihidupi dengan pemahaman menyeluruh, jangan hanya terjebak pada “mungkin” atau “tidak mungkin” pengaruh doa bisa secepat itu. Keterjebakan semacam itu akan membuat kita terlewat sisi baik kisah tersebut. Kita perlu memahaminya dengan terbuka, membuka pandangan selebar-lebarnya untuk mencerap hikmahnya. Lagi pula, Allah telah berjanji bahwa siapa pun yang berdoa kepadaNya akan dikabulkan, apalagi yang berdoa adalah orang yang saleh lagi berilmu. Dalam kisah di atas, Imam Ma’ruf al-Karkhi (w. 200 H) menampilkan pengajaran akhlak dalam doanya. Di saat murid-muridnya memintanya untuk mendoakan keburukan, Imam Ma’ruf al-Karkhi meresponsnya dengan cara yang tidak diharapkan. Ia berdoa memohon kebaikan bagi para pemabuk itu di dunia dan akhirat. Tentu saja ini tidak dipahami oleh murid-muridnya. Bagaimana mungkin para pendosa bisa bersenang-senang di akhirat? Bukankah hidupnya bergelimang dosa? Begitulah kira-kira yang bergulir di benak mereka.
#waliyullah
#pemabuk
#doamustajab
===============================================
❤ Sosial Media Kami
👉 Facebook / pena-pencari-hikmah-10...
👉 Instagram: / pena_pencari_hikmah