courtesy #sekolahvokasiugm Vokasi Tutup D3, Fokus D4 (Sarjana Terapan), D1 & D2, (+S1,S2,S3) Indonesia akan Semaju Jerman
Пікірлер: 2 200
@rifkifachrudin58894 жыл бұрын
d3 itu byk diniatkan siap krj, hny sj dunia krj memberi syarat S1, jd aja extension.
@diontanggut47324 жыл бұрын
Betul...
@diontanggut47324 жыл бұрын
Betul sekali ... Makanya bagi kebanyakan orang kuliah lagi untuk mendapatkan pekerjaan Itu.
@rahmafitriani29264 жыл бұрын
Betul, ini juga terjadi pd D1, D2, n D4, banyak loker yg bilang yg kami butuhkan s1, n kalo pun D3 diterima kerja, selalu di buly orang2 sekantor, kamu itu D3 blum layak
@5172154 жыл бұрын
Brarti yg oon itu HRD nya...
@moviescope88914 жыл бұрын
Ga juga kan d3 pajak d3 bea cukai dibutuhkan
@faisalsyamsuri16394 жыл бұрын
Konsepnya bagus, pak. Sangat setuju. Saya lulusan D3 Metrologi dan Instrumentasi, Akademi Metrologi dan Instrumentasi, Kementerian Perdagangan RI. Dulu sekolah ini belum ada, dan cikal bakalnya adalah program D3 Metrologi dan Instrumentasi ITB, sehingga sampai angkatan 2013 ijazahnya masih ITB. Sebenarnya dari dulu program ini udah ada, tapi pas jaman Presiden Soeharto sempat ditutup, kemudian diaktifkan lagi oleh Menteri Perdagangan era Presiden SBY, yaitu Pak Gita Wirjawan. Sekolah ini adalah sekolah vokasi. Tetapi karena pengajarnya para scientist dan engineer yang teoretik, bukan praktisi, akhirnya para lulusan menjadi overspec dan ada sebagian yang ditempatkan di divisi RnD karena pengetahuannya serupa dengan anak S1. Namun tidak semuanya mulus. Ada juga orang seperti saya, yang kebanyakan makan teori (karena digembleng di ITB) tapi ijazahnya ijazah praktek, akhirnya teori tidak matang, praktek apalagi. Akhirnya kompetensi saya kurang, belum lagi IPK dibawah 3, bikin susah cari kerja. Sekarang dapat kerja pun di posisi yang sebenarnya bisa diisi oleh anak SMK. Tetapi karena kurang luwes dikarenakan kompetensi yang pas-pasan, jadi minder buat cari kerja lagi. Akhirnya saya putuskan untuk lanjut S1 di kampus di daerah Cikarang. Di kampus saya saat ini, saya anak yang menonjol di hampir semua mata kuliah teori karena saya senang Fisika dan Matematika. Dan benar sekali, dulu masuk D3 itu karena pelampiasan, bukan passion. Sehingga saya malas-malasan, sering memaki hidup dan nilai saya pun jadi jelek. Engineering Mathematics, Electromagnetic Field Physics, Calculus, Linear Circuit Analysis I & II, Object-Oriented Programming, System Modelling and Identification, dan mata kuliah saintifik lainnya rata-rata saya mendapatkan nilai A, sementara teman-teman saya yang mendapatkan nilai C pun sudah sangat bersyukur. Tetapi untuk kreativitas dan kompetensi vokasional, teman-teman saya jauh melampaui saya. Mereka sudah pergi ke Jepang, China, Malaysia dan Singapura, bahkan negara-negara Eropa seperti Jerman dan Perancis untuk pelatihan kerja. Mereka juga punya banyak bawahan karena kompetensi mereka yang nyata, bukan sekedar teori seperti saya. Saya hanya hebat di kampus, tidak hebat di dunia kerja. Dan karena kehebatan mereka, saya seringkali minder meskipun saya memimpin di kampus. Sebenarnya yang menentukan seseorang sukses di dunia kerja itu bukan ijazah, tetapi kompetensi dan kreativitas. Namun sistem pendidikan yang baik diharapkan mampu menunjang kompetensi dan kreativitas tersebut. Sehingga kuliah bukan semata mengejar ijazah, tetapi juga mengasah keterampilan dan mengembangkan kreativitas di bidang yang diminati, bukan di bidang yang terpaksa diambil atau salah jurusan. Saya juga setuju bahwa Jepang, Jerman dan Belanda adalah negara yang budaya vokasi nya kuat sekali. Contoh di Jerman, S1 (Bachelor of Science for example - B.Sc.) dan S1 terapan (Bachelor of Applied Science - B.App.Sc.) dihasilkan dari universitas yang berbeda. Misalkan jika kita ingin S1 murni, kita kuliah di RWTH Aachen, sementara jika kita ingin kuliah terapan, maka kita kuliah di FH Aachen, FH singkatan dari Fachhochschule, yang artinya sekolah vokasi atau sekolah ilmu terapan. Dan disana tidak ada D3. Selain itu tidak ada lagi masuk kuliah karena tidak diterima S1, karena baik ilmu murni dan ilmu terapan, iklim kuliahnya serupa, yang membedakan adalah kurikulum ilmu murni dan ilmu terapan serta outputnya di industri maupun di lingkungan sosial. Mudah-mudahan Indonesia segera bisa menyerupai Jerman dalam budaya riset dan vokasinya, sehingga kita bisa mulai membangun negeri dan tidak hanya bangga dengan gelar, lulus kuliah hanya mencari kerja dan hidup untuk diri sendiri. Tetapi dengan sistem pendidikan yang baik, diharapkan tidak hanya hidup untuk diri sendiri, melainkan juga bisa membantu masyarakat banyak dikarenakan hasil nyata dari kuliah yang ditempuh bertahun-tahun. Mengingat salah satu dari sumpah sarjana adalah sumpah pengabdian kepada masyarakat melalui ilmu yang didapatkan selama mengenyam pendidikan.
@septiputri26144 жыл бұрын
Saya setuju sama masnya sih, jadi Jerman penempatan lulusannya juga tepat sasaran ;)
@astri69394 жыл бұрын
Duuh.. Cape bacanya bro :)
@pgbagastya50264 жыл бұрын
fh aachen hadirr
@hadfera89254 жыл бұрын
Keren mas.. 😁 saya juga termasuk yg tercebur alias di suruh ambil d3..
@putrawibisono95934 жыл бұрын
Sendi jari sehat, semangat ngetik XD
@zogras454 жыл бұрын
Orang indo cuma tau. "Semakin tinggi gelarmu semakin dihargai" Kadang juga saya pusing gara2 pemikiran2 seperti ini indonesia sulit maju
@hendrickyoung53594 жыл бұрын
Andaikan pola pikir dari mengejar gelar diubah menjadi mengejar ilmu. Dengan ilmu yang cukup, kesejahteraan, pemikiran pun terangkat sendirinya.
@srisutanti33714 жыл бұрын
Sa3A A6 ..
@dgamerclip74332 жыл бұрын
wkwkw aku D3 UI akuntansi lulusan 2014, gak niat buat lanjutin S1, bisa jadi manager kok. Gaji alhamdulillah 2 digit. bisa ngalahin status S1 S2 dari kampus lain hehe. Yang penting itu SKILL boyy, bahasa inggris ,mandarin, dan skill komputermu dah joss itu. So yang pengen D3 kuliah aja, ga usah kebanyakan minder, perbaiki skill.
@khoirulhuda58744 жыл бұрын
Motivasi ini sama seperti yg saya dengar dari manager teknik di 7 tahun yg lalu... "Jangan bangga dengan gelar anda, tapi bangga dengan kompetensi yang anda miliki" 😊
@muhammadIqbalBasagili4 жыл бұрын
video ini menjelaskan konsep yang benar mengenai pendidikan vokasi. vokasi yang ada sekarang seolah menjadi rival dari sarjana. padahal sebetulnya berbeda peruntukannya. setelah melalui review dan diskusi yang mendalam tentang deskriptor, kompetensi dan kurikulum pendidikan D4 ternyata SULIT DIBEDAKAN DENGAN TEGAS dengan deskripptor, kompetensi dan kurikulum pendidikan S1 pelajaran yang saya dapatkan dari sekolah vokasi di Australia : 1. sekolah vokasi hanya dibuka apabila dibutuhkan oleh industri/ ada lapangan kerjanya, bila tidak ada serapan, maka segera ditutup agar tidak semakin banyak pengangguran. pendidikan vokasi haruslah tepat kebutuhan 2. pendidikan vokasi mengedepankan KOMPETENSI, kurikulumnya hampir full praktik dan reduksi mata kuliah yang tidak menunjang pekerjaan 3. vokasi tidak ada skripsi/ tugas akhir tapi dituntut membuat produk/prototype 4. dosen-dosen vokasi tidak perlu dituntut thridharma yang sama dengan Universitas, hanya mengajar saja dari sana saya berfikir, ga heran Australia maju karena untuk jadi tukang bangunan dan tukang ledeng saja harus certificate 1 (setara D1). Semoga INDONESIA BISA !
@radikinsanu16944 жыл бұрын
Bagaimana dengan politeknik ya...yg bikin bingung universitas itu intinya pendidikan akademi atau vokasi...
@cinemaart5254 жыл бұрын
Yh menurut gw sih sebenernya di SMK tuh harus nya hanya fokus di praktek dan skill serta terapan dalam industri, 2 tahun tuk belajar dan magang di perusahaan untuk skill sebenernya dalam kerja. Seperti negara jepng dimana SMK tuh hanya 2 tahun 1 tahun magang jadi setiap lulusan dah punya skill.. Setiap perusahaan retail harus ad sistem paruh waktu untuk mengambil pengalaman serta skill
@rudolfanzala61684 жыл бұрын
Penjelasannya keren mas, jadi ini ada kesenjangan antara "keilmuan" dan "kemampuan" ,
@rudolfanzala61684 жыл бұрын
@@cinemaart525 mas, ada contoh "perusahaan retail yang memfasilitasi paruh waktu untuk mengambil pengalaman dan skill" ? Kalau di industri lain mungkin ada HR yang coaching carrer dan kasih kesempatan buat pegawainya untuk ambil pendidikan lagi agar bisa naik jabatan. Tapi kayaknya ada retail nasional yang sampai manager regional tidak butuh gelar tapi untuk naik jabatan adalah kompetensi dan hasil yang telah dicapai saat diberikan tanggung jawab pada posisi tertentu.
@user-ku9lq1sq1k4 жыл бұрын
Gmna mau tiru jepang hhhh perusahaan di Indonesia egois semua
@hambajelata68384 жыл бұрын
Presiden kita pernah dipimipin tamatan SMA yaitu Megawati, mentri kita pernah dipimipin tamatan SMP yaitu Pudjiastuti, dan gw pernah dipimipin ama direktur yg cuma tamatan SMA..... Pendidikan itu cuma sarana alat mencari ilmu tapi terapan masa depan dan hasil tergantung individu masing-masing..... Banyak orang yg sukses tanpa pernah mengenyam pendidikan sekolah hanya bermodalkan kemauan dan kemampuan..... Jangan pernah bangga dengan titel yg dimiliki karna belum tentu kamu lebih sukses dengan yg tak pernah sekolah sekalipun..... Jujur, amanah, pekerja keras, dan disiplin mau belajar itulah modal yg sesungguhnya.... #ijazah cuma tanda pernah belajar tapi bukan tanda pernah berpikir : Rocky gerung
@thefallencomrade504 жыл бұрын
Terus kalo pendidikan gak penting bagimu bagaimana ada teknologi internet smartphone komputer Software semikonduktor yang digunakan masyarakat dunia itu berkat orang berpendidikan goblok kalo memandang pendidikan tidak penting ya sudah itu bagimu bagi saya pendidikan itu penting berkaca dari negara Jepang yang sangat suka belajar akhirnya mereka maju apa mereka semua tidak berpendidikan
@tamaiantama4 жыл бұрын
Megawati dan Susi itu kasus khusus, bukan kasus umum. Dari sekian juta lulusan SMP dan SMA, berapa banyak yang bisa jadi seperti dua orang itu, duduk di posisi tertinggi pemerintahan? Rasionya 1:1.000.000
@thefallencomrade504 жыл бұрын
@@tamaiantama Megawati sarjana kata siapa dia tidak berpendidikan
@d4clovetrain6484 жыл бұрын
Sayangnya lo bukan Megawati ato Susi. Tolol lo
@muhammadfathoni16214 жыл бұрын
Kalo mau diada adain mah bethoven juga pendengaran nya terganggu tapi bisa aja jadi komposer kelas wahid, masalahnya kalo lo bilang hal itu secara enteng bakal jadi mindset ke anak anak yg lg ngenyam pendidikan kalau ijazah itu bukan segalanya yang penting ini yg penting itu pada akhirnya meremehkan pendidikan formal, kalau orangnya bener mencoba fokus didunia bisnis, mau jadi pengusaha yg pasti ngalamin pasang surut, mendapat tekanan dari sana sini karena imagenya yg seperti gaada kerjaan(walaupun sedang usaha) syukur kalau dia mentalnya kuat, kalau engga? Bingung usaha gamaju maju, umur harusnya udah nikah kepentok biaya, asset sendiri belom ada, mau kerja paling ya apa orang gapunya ijazah sih, intinya gua juga bukan orang yg bener banget tapi seengganya kalau punya ijazah menurut gua bisa jadi backup gua kalau gua lg jatuh karena jujur gasemua mental survive orang tuh sama.
@mohammadyusufafandi38944 жыл бұрын
Mantap hidup D4. Saya lulusan D4 Teknik Pengelasan. Dibekali sertifikat kompetensi welding inspector dari BNSP.
@oktajayaharmaja15434 жыл бұрын
Jangan salahkan D3 atau S1. Yg menjadi permasalahan adalah masyarakat tidak memahami apa itu pendidikan Avokasi (D1, D3, D3, & D4) dan pendidikan akademik (S1, S3, & S3). Kesalahan ke 2 mengapa pemerintah menerbitkan nomenklatur S1 Kebidanan, S1 Keperawatan, dll .....? Pendidikan Avokasi menjadi Akademis. Kesalahan ke 3. Lowongan pekerjaan memang meminta S1 (Gelar sarjana). Mengapa tidak di mapping bidang pekerjaan avokasi apa, akademis apa?
@muhammadIqbalBasagili4 жыл бұрын
Betul banget, lapangan kerja tahunya S1 doang, ga daham ada D1 ato D2 bisang tertentu
@danirkzundov19964 жыл бұрын
Nah ini. Bener
@hikigayashu73254 жыл бұрын
Bener banget, pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan oleh SMA pun di haruskan punya Tittle S1
@singgihsugiarta6484 жыл бұрын
sepemikiran sih
@parker44254 жыл бұрын
"vokasi" yaa bukan "avokasi". Tidak ada kata "avokasi" dlm KBBI
@nasuhakamil32364 жыл бұрын
Kalau menurut aku sih, sebagai mahasiswa D3. Aku memilih D3 biar bisa cepat kerja dan gak kelamaan kuliah. Tapi lanjut ke S1 itu sebagai alternatif aja kalau perusahaan membutuhkan tamatan S1 untuk naik jabatan.
@marsvitodiansetyah2034 жыл бұрын
tapi menurut saya sekolah d3 dengan tujuan siap kerja di indonesia kurang tepat, karena mayoritas perushaan/industri di indonesia lebih mengedepankan S1
@Feryfardianto174 жыл бұрын
Kenapa kok tidak SMK aja bro Biar cepet kerja ?
@nasuhakamil32364 жыл бұрын
@@marsvitodiansetyah203 beda dong mas. D3 itu mengedepankan skill. Bukan teori. Politeknik, dan pendidikan vokasi lainnya jelas berbeda walaupun sedikit. Dimana saya sendiri yang kuliah di politeknik, merasakan jauh lebih sibuk. Karna di setiap MK, ada pemisahan SKS antara teori dan praktek. Banyak kok perusahaan yang membutuhkan lulusan minimal D3. Yang jadi permasalahan sekarang ini, D4 yang dianggap setara dengan D3. Alias D4 itu dianggap bukan sarjana. Padahal mereka lulus dengan gelar sarjana terapan.
@nasuhakamil32364 жыл бұрын
@@Feryfardianto17 wah, beda dong bro. SMK itu jenjang nya setara dengan SMA. Perusahaan yang lumayan besar biasanya membutuhkan staff setidaknya minimal D3. Kalau ada lowongan kerja yang membutuhkan karyawan minimal berpendidikan D3, anak SMK kan gak bisa daftar. Jadi ya, menurut aku, SMK itu memang cepat dapat kerja. Initinya D3 itu tidak sama dgn SMK. lihat aja CPNS, lulusan SMA/SMK itu cuma bisa kerja sbg penjaga tahanan, penertiban lalu lintas. Dsb
@boss_degen4 жыл бұрын
@@marsvitodiansetyah203 salah. Justru mayoritas perusahaan butuh bnyk jasa D3 dibanding S1. Tempat saya kerja dan tempat kerja saya yg lalu lebih bnyk lulusan D3 krn perusahaan butuh tenaga vokasi. Selama saya kerja perusahaan tidak prnh minta upgrade ke S1 kalo mau naik jabatan.
@IsraqAU4 жыл бұрын
Editannya keren bangettt, luar biasaa mantap
@widodosri71744 жыл бұрын
Saya nggak kuliah. Dan kerja di korea cari modal yg banyak. Ntar kalo udah punya modal banyak saya akan buka usaha dan semoga bisa rekrut bnyak karyawan, syukur2 yg udah lulus kuliah.😊
@ianfebri019.2 жыл бұрын
Krja ap di sna bang
@unknown.w_17324 жыл бұрын
Sayangnya mindset kita lebih kepada bekerja bukan menciptakan. Dan sekalinya menciptakan pasti ada pangkucilan ☹️☹️. Dan tidak di pasilitasi...😢
@aepsaefuddin21294 жыл бұрын
Betul sekali nihh
@cultclassicxpopculture4 жыл бұрын
Ada porsinya masing2, ga semua org bs jadi pengusaha jg sebaliknya, sistem ekonomi berjalan karena saling bekerjasama dari pemulung yg ga lulus sd sampai pemilik modal yg punya duit milyaran
@AMWPICTURE4 жыл бұрын
@@cultclassicxpopculture org bisa jadi pengusaha bang, gimana niat memulai nya, Orang indo kebanyakan mikir jika ingin memulai usaha, jadi nggak jalan usaha nya :-)
@fandiaj4914 жыл бұрын
Segeralah untuk resign dari pekerjaan anda. Kalau anda wirausahawan, tolong PHK semua karyawan anda. Suruh nyiptain lapangan kerja baru biar mindsetnya berubah. Biar gak kerja kerja saja!!!!
@hendringultom23094 жыл бұрын
@@fandiaj491 mas bro nyuruh pekerja itu untuk resign dan suruh untuk ciptain lapangan pekerjaan. Kalau di suruh buat lapangan pekerjaan nya siapa dong jadi pekerja nya , orang mas bro suruh karyawan pada di PHK ..
@astradarmawan2194 жыл бұрын
Kampus yang punya program D-4 akan selalu bilang program D-3 itu masih kurang ini itu, dan akan selalu bilang jualannya (D-4) adalah solusi. Survei yang dikatakannya bahwa mayoritas memilih D-3 krn tidak diterima S-1 itu juga tidak benar, yang benar mayoritas memilih D-3 karena ingin cepat dapat kerja krn waktu kuliah yang singkat dan sudah terpaket 3 tahun. contoh saya dulu diterima di S-1 tapi pilih D-3. Untuk yang ingin mulai masuk kuliah atau lanjut jenjang, saran pribadi lebih baik langsung S-1 dibanding D-4. Realita dilapangan lulusan D-4 secara jabatan diperusahaan berada dibawah S-1 (banyak kawan saya lulus D-4 tapi secara jabatan diperusahaan sama dengan D-3), dan tidak ada perusahaan yang membuka lowongan D-1, D-2, D-4 mayoritas yang ada lowongan S-1, D-3, SMU/SMK. Pilihan ditangan masing-masing
@mathinmochammad52464 жыл бұрын
banyak kok perusahaan yg buka lowongan D4 biasanya di tulis di lowongan nya, S1/D4 atau S1 dan setara,... bahkan ada juga perusahaan yg gak masalah lulusan apapun yg penting skill nya.. dan 1 lg, gak semua perusahaan nentuin jabatan dari si employee lulusan apa, buktinya teman saya pernah punya atasan yg hanya lulusan smk, bahkan atasan nya itu skrg sudah pindah ke perusahaan startup yg besar (yg logonya warna biru loh)..
@farhanmuzakki88574 жыл бұрын
Sempat ngedrop saat liat video INI, tapi kembali percaya diri masuk D3 karna komen Ini
@mlaksw26424 жыл бұрын
Tidak diterima s1 lalu ke d3 menurutku benar juga kok.. alumni ku banyak yg kayak gitu.. realita (2019)
@sierracortes91724 жыл бұрын
Astra Darmawan realitanya d3 emang gagal masuk S1 nah contohnya aing wkwkwkwk
@dapurbaba45004 жыл бұрын
Yes setuju, sy pilih D3 karna ingin cepat bekerja dan begitupun teman2 sy di politkenik.
@hendrasantoso68664 жыл бұрын
Saya D3,sekarang menempuh S2 di UGM tapi kuliah ini bukan untuk bekerja di perusahaan orang melainkan untuk upgrade ilmu dan titel.Memang benar bagi beberapa orang lulusan D3 inginnya lanjut S1.Tapi banyak juga yang sudah bekerja di perusahaan menempati jabatan bagus namun rata2 tidak bisa menempati posisi maksimal Karena terhalang gelar. Dunia kerja kita terlalu Naif,melihat orang hanya berdasarkan gelarnya.Itu Faktanya. Kalau mau merubah dunia pendidikan,smestinya juga dibarengi Mindset yg sama di dunia kerja.Rubah juga regulasinya.Kiblat kita masih ke negara2 yg mengedepankan Titel,semestinya kita lebih mengedepankan skill dan kompetensi dibandingkan dengan titel.
@mitsubishi3285 Жыл бұрын
Kalau di swasta ijazah tdk begitu penting, yg terpenting itu lamanya bekerja di perusahaan tersebut. Biasanya PNS yg mensyaratkan ijazah minimal.
@ridwansyah77844 жыл бұрын
siapapun Anda sehat selalu pak, Indonesia butuh orang seperti bapak yang visioner dan open minded. Thanks for sharing..
@NaufalZufar4 жыл бұрын
Kesimpulan: Intinya, D3 itu 'nanggung' karena pada akhirnya banyak mengambil extensi S-1 ( yang mana ke S-1 itu teori banget), sehingga skill praktek mereka lulusan D3 'luntur' pula pada akhirnya. Jarang ada orang masuk D3 karena hati nuraninya ingin menjadi pekerja praktek (pekerja yang menggunakan skill praktek mereka). Padahal pekerja praktek sangat diperlukan, yakni SMK, D1, dan D2. Maka dibuatlah D4. Yakni jenjang yang setara dengan S-1 namun memiliki skill praktek yang mumpuni (60% praktik dan 40% teori). Sehingga lulusan D4 di 'desain' untuk menjadi superviser, manager, direktur, creator dan inovator yang tetap memiliki skill praktek. Dengan begitu akan sangat menguntungkan, apa saja keuntungannya D4? -Hemat biaya (tak perlu extensi ke S-1) -Efisien waktu (tak perlu menambah 2thn dari saat lulus D3 utk extensi ke S-1) -Kedudukan diperusahaan (baik milik negara / swasta) itu sama dgn S-1 -Memiliki skill praktek yang TIDAK DIMILIKI oleh LULUSAN S-1 -Mudah jika ingin melanjutkan ke S2 dan S3 terapan, maupun S2 dan S3 Reguler -Tidak jadi tukang, tapi memiliki kemampuan nukang -Di desain menjadi creator dan inovator Sekian, terimakasih Nama : Arvian Naufal Zufar No. Abs : 57
@alexsimare4 жыл бұрын
SUPERB!
@mejauna10574 жыл бұрын
Stuck
@fistahanan54884 жыл бұрын
Masalahnya, maupun dirancang untuk jadi mandornya D3, lowongan untuk D4 masih jarang
@antoniuscalvinnalinka92654 жыл бұрын
Dibutuhkan.... Bla bla bla... Syarat : Minimal S1 dr perguruan tinggi terkemuka.
@chanelmastuit3864 жыл бұрын
@@antoniuscalvinnalinka9265 Ga juga bro.. perusahaan liat D3 juga, walaupun low.S1. liat pengalaman nya.. wkwkkw
@Raven28Pisces4 жыл бұрын
6:00 Setuju banget pak! Saya seorang Azubi di Jerman di bidang Gastronomi spesifikasi Restoran! Bahkan di sekolah terapan dimana saya didik bahkan tidak hanya ada bahasa Jerman dan Inggris tapi juga Prancis untuk membuat individu punya daya saing dan nilai tambah(karena bahasa Prancis di dunia Gastronomi bagaikan bahasa latin di dunia Biologi)
@bangkitwong91154 жыл бұрын
Sy S1, 9 thn pengalaman jadi kuli sesuai bidangnya, skrg wirausaha ... Ttp semangat adik2ku yg masih mengenyam pendidikan, dan semangat jg yg masih bekerja. Semua itu penting, harus dilalui dan dilakukan dg sepenuh hati dan all-out krn bagian dr perjalanan hidup, dan jgn lupa untuk selalu bersyukur.
@janco31124 жыл бұрын
siapa juga yang gamau jadi lulusan S1 :( tapi ga semua orang punya kesempatan yang sama gue lahir dari keluarga miskin, kuliah cuma sanggup D3 itupun di kampus yang ada obama nya, pass lulus keluarga senengnya bukan main, sampai ngadain syukuran sering dianggap remeh sama temen atau tetangga yang lulusan universitas ternama tapi usaha ga akan sia-sia alhamdulillah ilmu nya kepakai, dan sekarang maanfatin ilmu buat kerja sendiri sesuai bidang, rata-rata penghasilan atau revenue kisaran 10 juta - 15 juta per bulan 😭😭😭😭 dan gue sadar diri,angka segitu ga jelek buat lulusan d3 kaya gue
@idrismaulana71053 жыл бұрын
Jurusan ap bang?
@kopikadaladi60483 жыл бұрын
@@idrismaulana7105 jejak
@widisetiaaji3 жыл бұрын
Bsi kuliah aja wkwk
@janco31123 жыл бұрын
@@idrismaulana7105 manajemen informatika gan kerja formal ,sekalian side job
@janco31123 жыл бұрын
@@kopikadaladi6048 manajemen informatika bang kerja formal ,sekalian side job
@ikbalmusaad13844 жыл бұрын
gw D3 IT, kerja di perbankan bgian IT development. dn gji gw melebihi S1 dstu.. intinya bnyak bljr,, lu pinter bnyak perusahan yg btuh.
@heartstone94384 жыл бұрын
Betull bosss skill sangat menentukan Sy cm lulusan SMA pernah kerja jd enginer di prusahaan telekomunikasi untuk pro XL...
@ikbalmusaad13844 жыл бұрын
@@heartstone9438 iyaa skill tu sngat utama, yah klu dk pemerintahn tu sya gk tau ya, mngkin pendidikn yg di utamakan, tpi klu di suasta setau saya Skil tu yg nmor 1.. Biar cmn lulusan SD, klu skil sdh Pro akan di pakai...dn jika pendidikn tggi tpi Skil di lapangan gk ada sama sja, akan kalah saing sama yg lulusan SD sekalipun tpi skil sdh Pro.
@torukmakto68534 жыл бұрын
Gua lulusan SMA gaji ku setara s2 bang Alhamdulillah. Dan ini gak hoax loh
@JFS.Channel4 жыл бұрын
yang di bahas disini bukan tentang gaji namun sebuah inovasi bukan level pegawai tapi penemu dan membuka lapangan pekerjaan/industry. kalau tentang gaji mah gak lulus sekolah pinter bisnis gajinya juga gede gak ada apapanya pegawai 😂🙏
@ikbalmusaad13844 жыл бұрын
@@torukmakto6853 mantul
@boskuh62944 жыл бұрын
Sekolah = jualan Yang penting murid banyak
@annaswahyu91884 жыл бұрын
Bisnis menggiurkan karena orang indonesia doyan nikah muda dan bikin anak .
@dosskull4 жыл бұрын
Sekolah jualan mimpi, enak ya tinggal jual mimpi dapat duit,
@mursyidjunianto35454 жыл бұрын
wkwkwk
@cvasilahenergyconsultant10414 жыл бұрын
di tambah bumbu agama kyknya laris itu
@yogaalfian5114 жыл бұрын
Wkwk temenku ada tuh. Waktu jam pelajaran di pake jualan milea propolis, sm nyebarin bisnis mlm nya😂 sia" bos elo di sekolahin ortu elo
@ssangel52334 жыл бұрын
Bismillah yg ptg jujur, gk malas, ibadah ... inget hdp di dunia bkn sekedar cr gelar tp bekal di akhirat ...
@surososakrim22664 жыл бұрын
Ini bagian dr implementasi Perpres 8/2012 ttg KKNI... Mantap... Ayo majukan bidang vokasi Indonesia. Terwujudnya generasi muda Indonesia yg siap mengawaki perubahan2 zaman. Ayo Songsong era 7.0
@astradarmawan2194 жыл бұрын
Tutup D1 & D2, tingkatkan kualitas SMU & SMK. Jika mau mengarahkan ke D1 & D2 jadikan jenjang tersebut pendidikan gratis, jadi wajib belajar 11 tahun
@gitechannel90634 жыл бұрын
Mana ada pendidikan gratis, masuk TK aja bayar
@parker44254 жыл бұрын
Ini bukan mau menyalahkan si D3 atau S1 atau apapun. Tujuan video ini utk memberi usulan agar sistem pendidikan Indonesia bisa lebih baik dan jelas arahnya serta jelas kompetensi peserta didiknya.
@BabaResto4 жыл бұрын
Tapi bener juga, di Indonesia ini kok bisa disamakan program D3 dan D3 Politeknik, padahal kuliah di Politeknik itu berat sekali karena kuliahnya setiap hari dg tugas yg sangat banyak. Setelah tamat sy diterima di salah satu Industri otomotif Jepang di Jakarta yg datang ke kampus utk melakukan rekrut entah dan sy satu2nya yg langsung dikirim ke Jepang utk mengikuti program Vocational di Jepang selama 9 bulan, dan alhamdulillah sepulang dari Jepang sy bisa berbahasa Jepang dg lancar dan akhirnya dijadikan translater perusahaan khusus untuk para TA (Technical Asisstance) Jepang yg diperbantukan ke Jakarta utk menjadi konsultan kami. Tapi ternyata secara kelas penggajian kami alumni Politeknik disamakan dg D3 shg secara salary 2 tingkat di bawah S1, padahal secara job yg kita kerjakan jauh di atas S1 (utamanya krn sy bisa berbahasa Jepang). Jadi posisi tamatan Politeknik sangat sulit utk dapat naik posisi dg cepat dibanding S1 krn dari pertama masuk kita sdh 2 kelas di bawah S1 secara kelas penggajiannya , padahal kita punya skill yg lebih dari S1, karena Politeknik negeri tadinya cuma ada 11 di Indonesia dan itu kerja sama dg pemerintah Swiss, jadi benar2 mumpuni hasilnya, terutama dlm hal mata kuliah Bhs inggris. Karena melihat hal itu maka sy hanya bertahan selama 3 tahun kerja di Jakarta (total 4 tahun, krn 9 bln di Jepang) dan memutuskan utk mengundurkan diri krn sistem tdk mengizinkan sy utk bisa berkarir di perusahaan itu. Padahal sblmnya sy sdh kuliah di S1 dg jurusan yg sama di salah satu PTN, tapi sy memutuskan utk pindah ke Politeknik utk lebih mencari Skill daripada teori. Itulah kesalahan sistem pendidikan di negara kita yg krg menghargai skill tapi lebih melihat gelar. Semoga di era sekarang pendidikan Vocational lebih diperbanyak dan sy setuju utk dijadikan D4 (StTr) ..... Dan Alhamdulillah Anak sy juga baru masuk D4 Politeknik lewat jalur PMDK dari SMKN juga.... Maju terus Vocational....Indonesia bisa... Ganbatte
@aljoko9572 жыл бұрын
Bgmnapun saya suka sekali krn MAS NADIEM. Baru kali ini pendidikan keren lagi setelah masa KI Hadjar
@asesafata37414 жыл бұрын
Ketika negara lain sudah ada D4, disini D4 malah disetarakan D3, jadi takut mau ambil D4 ujung2nya di perusahaan dianggap selevel D3
@nugrahadoantabayang81874 жыл бұрын
Betul, D4 juga jarang diminta jika saya perhatikan.
@arpb7324 жыл бұрын
Sebenarnya perusahaan itu intinya , lu bisa apa
@riwayatbola63994 жыл бұрын
@@arpb732 iya, emang gitu.. tpi di persyaratannya Perusahaan skrg rata2 minimal S1, klo udah gitu.. yg D3 bisa apa?
@arpb7324 жыл бұрын
@@riwayatbola6399 ente D3 apa, lihat di jobstreet dan jobsdb banyak lowongan D3, lamar aja di sono
@uchiha701964 жыл бұрын
Setuju ini,
@samwisegamgee15254 жыл бұрын
Berarti intinya D4 ini menciptakan bos yang memiliki karakter pemimpin yang tidak hanya kuat pada leadershipnya tapi juga memiliki pemahaman pada prakteknya, sehingga lebih memahami masalah dan lebih cermat dalam eksekusi keputusan. Mwantulll pakk Naufal Adi Chandra ARM 1 (46)
@arthaadnanredho18674 жыл бұрын
ga melulu hrs bos, intinya ahli praktikal. bisa jd pekerjanya. industri ga butuh bos baru
@rendyfebry4 жыл бұрын
Ciee mahasiswanya...
@kotokjenengku96244 жыл бұрын
Nopal Adi Candra,lu anak TRM kan ? Tetangga kost gua :v
@kotokjenengku96244 жыл бұрын
@Rio Aprianto eh lu anak DTM kan ? Salam kenal dari mantan anak DTM yang pindah ke DTS :v
@wtpchannel66714 жыл бұрын
Tidak ada bos yang memiliki karakter pemimpin, dikuliah tidak ada mata kuliah wajib tentang pemimpin, yang ada cuma di organisasi yang harus pemimpin untk memiliki karakter pemimpin, kalau nggak ya jadi orang yg di suruh suruh aja.
@hanifibrahim28964 жыл бұрын
Asik banget dengan pemikiran dan kemasan seperti ini..semoga bisa membuat negara ini semakin maju . Salam dari mahasiswa sarjana kedokteran di universitslas airlangga
@farhanaprilian7234 жыл бұрын
"di Indonesia masuk d3 karena gagal masuk S1" OKE itu aku 👌
@-DodikHendraS3 жыл бұрын
Sekarang udh kerja ??
@yogikurniawan22892 жыл бұрын
Wkwk sama bro aku jg masuk d3 karna gagal s1, btw aku maba th ini
@vichmarly4 жыл бұрын
Jadi begini ceritanya.. Suatu hari sebut saja Bowo merupakan lulusan SMK, lalu dia ingin kuliah D1/D2, tapi dalam hatinya berkemelut pernyataan "aduh nanggung bener, jaman sekarang jarang yang pakai lulusan Diploma setengah mateng, udah sekalian gue D3 aja lah". Akhirnya kuliah lah si Bowo, setelah 3 tahun dia akhirnya mendapatkan gelar "Amd". Setelah itu dia mencari pekerjaan, tercengang lah si Amd yang masih bau-bau kursi kampus ini. Jika di dunia Industri +62, si Bowo membaca lowongan kerja. "Dibutuhkan karyawan sebagai operator mesin produksi dengan lulusan SMK (berpengalaman selama 2 tahun) / D3 sederajat. Bowo pun akhirnya shock, "waduh gue kuliah 3 taon, udah sering praktek di kampus, masih aja di bikin buruh, kenapa gw ditempatin se-Level SMK, kenapa gw ga jadi mandor? paling juga training sedikit gw juga udah menguasai mesin-mesin itu" Karena gejolak batin yang sangat dahsyat, terpaksa akhirnya bowo melanjutkan transfer studi ke S1. Setelah lulus dan mendapat gelar ST, dia coba coba apply lagi ke perusahaan dengan kualifikasi S1 sederajat, yang nyatanya merupakan 1 level diatas buruh operator mesin. Akhirnya Bowo menyimpulkan sebuah kenyataan. Bahwa jika kamu ingin kerja dengan gaji sedikit diatas UMR maka wajib untuk Kuliah S1. Kalau ada orang dalem, kamu bisa naik pangkat lebih cepat, supaya gaji lebih tinggi daripada "diatas gaji-gaji anak S1" yang lain. Inilah Indonesiaku.. Inilah dunia Industri ku..
@r.wijaya37244 жыл бұрын
Haha s1 juga banyak nganggur apalagi yg jurusan pendidikan honorerlah jadinya gaji d bawah umk jauh Ingat rejeki udh ada yg ngatur masing masing setiap orang berbeda.dn jgn suka menyombongkan pendidiknmu yg tinggi hingga merendahkn yg pendidiknnya rendah krn banyak juga orang ngaku pinter krn pendidiknnya tinggi tapi sebenrnya goblok mash pinter anak pendidikn rendah Fakta
@MuhammadIqbal-bl9lc4 жыл бұрын
Kalau gue jadi Bowo mending buat bengkel ngapain jadi operator mesin.
@vichmarly4 жыл бұрын
@@r.wijaya3724 bener bro, maka dr itu di perusahaan-perusahaan +62 sekarang bukan ketrampilan yang jadi acuan, tapi Ijazah & IPK yang sampai semana. Itu yang bikin kenapa banyak banget lulusan SMA/K yang pada ngejar S1 mau di PTN kek.. PTS kek.. dia masa bodoh.. Seandainya pun sudah S1 tapi masih aja gawean susah ya berarti belum rezeki bro. Yang butuh digembleng di Indonesia ini harusnya pendidikan ENTERPRENEUR, liat aja sekali dibuka lowongan ga nyampe 5 orang, yang daftar satu kampus. sedangkan pertumbuhan pengusaha kreatif di sini masih dibawah 5%. kan udah ketebak, kalo generasi kita mental kacung.
@anggarifkikurniawan15024 жыл бұрын
@@MuhammadIqbal-bl9lc rejeki sudah ada yang atur mau buruh apa bukan yang penting halal dulu bro..
@ramarama70324 жыл бұрын
@@vichmarly loe ngomel sama diri sendiri nih ceritanya? Gw tambahin, mental kacung itu gak selamanya jelek, ada dan mungkin banyak hasil kerja mereka baik, tapi masalahnya mental kacung itu mati tanpa tuan. Dan menurut gw bukan satu generasi aja yang punya mental kacung, tapi sudah banyak generasi. Tapi jangan salahkan orang yang punya mental kacung, krn itu adalah produk, dan menurut gw itu produk peninggalan jaman Belanda (perbudakan), yang berlanjut ke generasi berikutnya hingga saat ini. Mungkin ya.
@Feryfardianto174 жыл бұрын
1. Kenapa ada gelar? S1 S2 S3 2. Kenapa dibatasi dengan S3 ? 3. Bukanya belajar ilmu itu nggak ada batasnya ? 4. Siapa sarjana pertama di dunia ini dan apa gelarnya ? 5. Siapa yg mengkonsepkan adanya sekolah/perkuliahan ?
@jonggrang75214 жыл бұрын
wkwkkw
@jonggrang75214 жыл бұрын
besok nguli aja bang
@sudrajadhariyanto50704 жыл бұрын
BETUL BROW..PINTER NGOMONG DOANG..
@jefsang4954 жыл бұрын
Nahh lo. Wkwkw
@prathamaagustyan584 жыл бұрын
Nomer 4 ya jelas gelarnya Sarjana. Kan kamu nanya siapa "Sarjana" pertama di dunia.
@qodratrezkya15934 жыл бұрын
Mau D1 sampai S3 yang terpenting adalah orang dalamnya.
@unknownplayers18044 жыл бұрын
Terima kasih telah memasukkan jurusan saya drafter/arsitek sebagai pekerjaan yang dibutuhkan di Indonesia.
@Adelsaputrasalim4 жыл бұрын
Realita : A : kamu jurusan apa? B : ilmu hukum A : kenapa kamu ambil jurusan itu? B : yah gimana, keterima nya di situ.
@bambangsuryapratama3464 жыл бұрын
Gimana orangnya bro, toh orang lain yang keterima pada prodi yang bukan keinginannya masih banyak yang bersyukur dan sungguh sungguh
@andiprapstio87544 жыл бұрын
Mantap
@ghi_channel61634 жыл бұрын
ciri ciri org pasrah tuh
@yonatangabriel72134 жыл бұрын
Lah gw malah oengen banget hukum keinginan gw sendiri biasanya ngambil hukum perdata,hukum pidana dll itu di semester 5.
@darmawanstart38173 жыл бұрын
@@yonatangabriel7213 TERUS MASUK dihukum PENJARA .... hhhhhhh
@nonienandya65854 жыл бұрын
Ada 3 pasar SDM : 1. Companies 2. Government 3.Education. Pasar SDM companies membutuhkan praktisi dengan jalur sebaiknya memang vokasi. Krn jalur karir dan kompetensinya melalui pengalam kerja. Seperti chef, ga bisa dr jalur s1 tata boga, bisa diakui jd chef, tapi hrs lewat pelatihan dan kerja baru bisa diakui sbg chef. SDM yg lulusan dari jenjang s1, s2, s3 itu dibutuhkan oleh pasar Goverment dan Edukasi. Pns karirnya ditentukan oleh lulusannya apa, menjadi guru atau dosen juga tergantung dr lulusan apa.. S1? S2? S3? Bagaimana nanti kalo yg dr praktisi jd dosen/guru? Ada uji sertifikasi yg dipakai untuk penyetaraan s1 s2 s3.. Ya kayak bu susi itu. Dia uji kompetensinya di level 9, kalo dia ngajar, ya setara doktor... Angan2 bisa menerapkan seperti jerman, tapi tidak hanya pekara jenjang lulusan /kurikulum.. Di jerman itu apapun pekerjaannya, mereka dihargai. Mindset nya beda. Sambil mbenerin jenjang, ada baiknya habit /mindsetnya juga diubah, soalnya orang dari vokasipun kompetenpun kalo nggak punya kebanggaan, ujung2nya dipaksa juga jd pns.
@rudolfanzala61684 жыл бұрын
Keren nih penjelasannya, ada referensi level-level uji kompetensi. Karena masih suka kaget dengan Doktor Honoris Causa, biasanya dikasih ke praktisi yang sudah melakukan inovasi di Industrinya dan diberikan kesempatan buat mengajari mahasiswa. 👏👏👏
@farisman86754 жыл бұрын
Jadi inget kata temen gue, "yang ada tu cuna pengkomersialisasi pendidikan"
@muharamangga44514 жыл бұрын
Di Amrik itu ada community college yang lulusannya D2 dan rata2 emang buat masuk s1 tinggal 2 taun lg... mirip kayak D3 indo
@hatullhatull36414 жыл бұрын
Kami harap D4 Keperawatan bisa diakui di seluruh Indonesia 😊
@atika93304 жыл бұрын
D4 kebidanan juga teman. Semoga ada perubahan positif buat nakes biar di perbnyk membuka lpngan pekerjaan😊
@Indonesia_harga_mati4 жыл бұрын
@@atika9330 kedepan BPS minimal harus D4 gitu.
@atika93304 жыл бұрын
@@Indonesia_harga_mati harus ambil profesi dulu teman seperti ners gitu 😥 . D4 mash sama vokasi setara D3. Formasi CPNS pun msh bnyk yg diisi oleh lulusan D3 padahal kami yg lanjut kuliah D4 berharap bisa sedikit lbh diperhatikan secara kami sudah berusaha mengupdate ilmu kami dengan kuliah D4 yg biayanya pun tidaklah murah. Sedih akutuh. Tapi ya mudah2an ada rezekinya nanti.
@randomguy244 жыл бұрын
Di seluruh galaxy atuh sekaliah
@fotris47084 жыл бұрын
@Nonna Erna kcuali yg pns wkk yg pns bisa naik tingkat tapi kalo kita pegawai kontrak ya ya mau gimana lagi kadang
@garlansutompul74534 жыл бұрын
Langsung saja harusnya terjun membantu dua pabrik jamu besar indonesia lewat sarjana" terapan farmasi. Indonesia kaya akan ribuan varitas herbal yg dapat diteliti komposisi manfaat nya. Apalagi kita punya profesor Dadang H.
@berlykurniawan49204 жыл бұрын
S.Tr Perbankan Insyaallah akan selalu siappppp!!!
@johansalusu4 жыл бұрын
Selamat, Pak, telah menjadi Dirjen Pendidikan Vokasi. Semoga ide-ide Bapak dapat diterapkan lebih luas, tidak terbatas di UGM saja. Saya yakin, Bapak bisa bekerja bersama Mas Nadiem untuk menghasilkan SDM unggul.
@senasindhuramadhan32904 жыл бұрын
Ketika d3 lulus menjadi seorang ahli, dan bekerja menjadi seorang ahli. Apakah di lapangan tidak menemukan permasalahan baru ? Jika lulus d3 kemudian lanjut s1 adalah keselahan, ya, memang ada kesalahan dalam pemahaman yang tidak dibentuk secara dekat untuk menjadi seorang ahli. Tetapi jika lulus d3 bekerja kemudian menemukan masalah baru sehingga harus melanjutkan studi apakah salah ? Jika seperti itu mungkin semua ahli atau praktisi tidak akan berkembang. Jika berpikiran di d3 kami penuh pratik, kamudian lanjut s1 s2 atau s3 hanya membentuk kami menjadi seorang yang teoritis. Anda mungkin salah, karena teori itu hanya akan membntu kami menyelesaikan masalah, dan tidak merubah kami sebagai seorang praktisi dengan lv up.
@TutorHape4 жыл бұрын
Saya setuju, sebenarnya tidak ada masalah jika lulusan d3 ingin lanjut s1 karna bisa jadi mereka ingin memiliki jenjang karir yg lebih baik atau juga karna ingin belajar lagi ke tingkat yg lebih tinggi, itu adalah hak masing2 orang kan, jadi saya tidak setuju dengan video ini karna menurut saya D3 juga masih dibutuhkan di dunia pekerjaan, kalau ada yg bilang jarang ada perusahaan yg membutuhkan D3 khususnya swasta menurut saya itu salah besar, banyak sekali perusahaan yg hingga saat ini masih membutuhkan D3, jadi saya tidak setuju dengan ide menghapus D3
@brando55-234 жыл бұрын
@Tutor.Hape.. Sependapat..👍👍👍
@ahmadfiziadi15134 жыл бұрын
Good boy..
@pramukanganjuk50104 жыл бұрын
Apapun gelar-Nya klo tdk berusaha dg sungguh² ... Sama aja,, percumaa,, karna biasanya dunia lapangan tdk sesuai dg dunia pembelajaran .... Itu sih munkin .
@EktoGaming4 жыл бұрын
Saya mahasiswa D3 memang benar praktik 70% ,teori hanya 30% di kampus saya, yg saya lihat kejadian di lapangan bahwa hampir semua industri dan perusahaan tempat untuk kerja itu mewajibkan pelamar minimal S1 ini yg bikin kebanyakan D3 itu melanjutkan ekstensi ke S1, nyatanya mencari kerja dengan gelar D3 di negri ini hanya memandang sebelah mata D3
@nromy2006 Жыл бұрын
fakta
@aziza.achmaida4 жыл бұрын
Lulusan d3 siap kerja, tapi loker di indonesia kebanyakan minimal s1
@BagusMHU4 жыл бұрын
D3 itu untuk para creativepreanur..kerjanya bukan ikut orang. Justru pegawainya yg S1..kebanyakan terjadi seperti itu.
@Raven28Pisces4 жыл бұрын
3:00 Sama pak, kita harus bisa mengubah paradigma di sekolah, kita belajar bukan mengejar apa yang kita suka tapi apa yang diperlukan di masa depan(ilmu adalah senjata)
@darnadi57174 жыл бұрын
Penjelasan pak wikan sangat mengesankan. Membuat pemikiran kami berubah drastis. Memang benar lulusan D3 adalah lulusan yang nanggung. Hanya sebagai operator produksi. Darnadi (21)
@ahmadgood36773 жыл бұрын
saya yang S1 aja syarat lulusnya bukan hanya skripsi. saya harus lulus sertifikasi kompetensiyang sesuai jurusan dan nilai TOEFL /TOEIC diatas standar yang di tetapkan di kampus. dari situ saya sudah mengumpulkan 5 sertifikat kompetensi. tinggal TOEFL/TOEIC yang gagal mulu
@au75394 ай бұрын
Sertifikat kompetensi itu gmn kk cara dapat nya ?
@serunaisayang93124 жыл бұрын
Oke, ada bbrp info yg justru baru pertama kali sy tahu. Akhirnya sy melihat fungsi2 yg tepat dr antara d3, d4, s1 hingga s3. Namun, scr praktis menurut sy banyak org2 yg tdk tahu dgn konsep2 ini. Akhirnya, paling mudah di-mindset bahwa s1 adalah yg plg mudah utk mendapat gelar, sehingga lbh mudah dipercaya perusahaan. Aku rasa lbh baik apabila konsep s1 dan d4 digabung saja, namun tetap dgn nama s1. Artinya, mungkin ada bbrp sks yg digabung. Krn s1 pd akhirnya mmg jd syarat utk mencari kerja. Sementara bg yg masuk ke dunia manajerial atau dosen baru masuk ke s2. Jadi fokus di s1 saja, bukan yg lain, menurut sy itu yg mudah diterapkan scr praktis dlm mempertimbangkan kemampuan berpikir masy indonesia, jg dr sisi perusahaan.
@hikigayashu73254 жыл бұрын
Revolusi Industri Indonesia. Jika terjadi revolusi indonesia dan diimbangi dengan revolusi pendidikan, teori diatas bisa dijalankan. Perusahaan jangan hanya S1 doang.
@thefallencomrade504 жыл бұрын
Di Jepang negara pujaanmu semua orangnya sarjana mereka bisa maji
@baroqusta4 жыл бұрын
kalau menurut saya D3 tidak ada yang salah tapi program studinya masing masing tingkatan diperbaharui, dan budaya recruitment dan pola karir di suatu perusahaan yang masih melihat gelar di rubah...intinya fokus akan kebutuhan dan masa waktu belajar jangan terlalu panjang. Kemudian kopetensi universitas harus di tata ulang, jadi jangan terlalu banyak universitas, cukup college atau D3 ke bawah...harus dilatih pola pikir kreatif, leadership atau karakter
@denyhams4 жыл бұрын
Fasilitas dulu dibenerin dari tingkat sd-sma/smk dan juga sistem pendidikan, kalo masalah d1,d2,d3-s3 sama aja fasilitas di meratakan bagi perguruan tinggi seluruh indonesia minimal PTN standar fasilitas nya sudah bagus. Ya emang bener kompetensi tapi di dunia kuliah tetap aja dosen jarang hadir fasilitas kurang industri menolak magang ptn-ptn rangking 50-100 atau klaster 3-4 bahkan 2 . Intinya fasilitas seperti ruang2 belajar/diskusi mahasiswa(bukan ruang kelas), perpus dgn buku2 yg lengkap, laboratorium bekerjasama dgn industri.
@purplehaze65904 жыл бұрын
Kalo dilihat dari konten dan penyajiannya emang bagus, saya sendiri sebagai mahasiswa D3, memang memilih D3 karna saya sendiri orangnya kurang suka hanya berteori di kelas duduk dan mendengarkan while sebenarnya kita bisa expand keluar kelas dimana real life bisa diambil. Saya D3 public relation sendiri dimana keseharian saya ditugaskan menghadap kpd masyarakat scr langsng. Saya yakin setiap gelar dan jurusan pasti punya tempatnya masing masing, kenapa di indonesia lebih banyak pengangguran ketimbang yang bekerja pula karena 1. Dari kecil kita sudah sering diberi mindset bahwa money is everything dan km harus menomor 1 kan uang. Walau kalau kita berpikir realistis kita emang butuh uang. 2. Dari pendidikan awal kita sudah dicetak untuk menjadi pekerja bukan menjadi pencipta lapangan kerja, dari pengalaman saya sekolah 12 tahun dari sd sampai sma, guru saya selalu bilang ijazah sma mau dipake kerja apa walau di kenyataannya ya ga bisa emang, dan guru saya bilang km ntar kuliah di univ a, b, c supaya prospek kerja bagus. Padahal banyak juga lulusan nganggur. Dari sekian banyak guru hanya 1 atau 2 guru yng menyampaikan pada muridnya bahwa kerja itu tergantung pribadi masing masing dan personal branding kita di mata umum. Bila kita bisa berkompeten di dunia masyarakat maupun kerja maka uang itu akan datang ke kita dan pekerjaan itu akan menjadi teman kita tanpa kita harus mencarinya. 3. Dalam pribadi masing masing, kebanyakan dari kita masih berpikiran bahwa apa apa itu masih diniliai dari gelar, karna tanpa gelar emang kita bisa kerja? Bisa lah kita yang buka lapangan, jangan kita yang ngemis. Cuman sebelum buka lapangan pekerjaan alngkah baiknya kita menjadi seorang karyawan ataupun pekerja sementara di sebuah perusahaan atau bidang lain agar kita bisa punya gambran sebelum membuka lapangan pekerjaan. Menurut saya sih itu saja. Kurang lebih nya bisa ditambahkan juga dan terima kasih bapak sudah pernah mengisi di ospek kami wkwkwkwk dan nyanyi bareng kita.
@rafialif86034 жыл бұрын
Assalamualaikum, sebelumnya terimakasih atas penjelasan dan motivasi-nya pada video di atas, itu sangat membantu terhadap mahasiswa especially anak vokasi yang awalnya memiliki persepsi yang salah terhadap vokasi, penjelasan tersebut sangat kritis dan memotivasi harapan bangsa untuk semakin berkreatif dan semangat memajukan bangsa Indonesia ini Ahmad Rafi Ghoni Alifianda ARM1 (1)
@abidanseptian91214 жыл бұрын
Mantap pak, semoga Sekolah Vokasi UGM terus maju dan berkembang. Btw, whoever you are who editing this video, you are very good at editing it and make me want to watch this video again.
@mochammadjuliansyah20732 жыл бұрын
Bnr sekali salut buat yang editing dan pebmnbawaan bicara bapaknya, jadi ga pernah bosen
@Fitri-mg3yg4 жыл бұрын
So,jangan salahkan d3 , toh rezeki udah ada yg ngatur .. Yg pnting usahanya ... Dan mslh pendapat masing" orng berbeda" mereka pilih d3 bukan brrti ngga ada guna tapi mereka lihat dari segi finansial bajet . Uang kuliah d3 sja udh cukup memberatkan apalgi S1
@irwansaah4 жыл бұрын
Yang penting itu ada orang dalem, yang lain itu cuma pemanis
@akhmadluthfan70424 жыл бұрын
NAH
@alifrangga51564 жыл бұрын
- Berusaha semaksimal mungkin - Berdoa biar dilancarkan - Orang dalam Wkwkwk 😂
@jafar83904 жыл бұрын
Paitlah wkwk
@zainalcantara84894 жыл бұрын
Wkwkwkkwkwk good
@nauvalrmdn48464 жыл бұрын
Saya sudah berkarir 5 tahun terakhir ,tidak pernah saya pake orang dalam,dalam melamar pekerjaan 😂 sudah 9 perusahaan saya masuk tanpa orang dalam
@ichsanbudifebryanto72394 жыл бұрын
Harus ada sosialisasi mengenai pendidikan Avokasi dan Terapan
@fachrulariestarahman9394 жыл бұрын
Di sini D3 & S1 yg paling banyak dibutuhkan di lowongan2 kerja
@priyonoma74633 жыл бұрын
Memang sebetulnya sasaran pendidikan adalah kualitas lulusan yg kreatif sehingga bukan hanya mengejar status gelar yg tdk punya kemampuan... dilihat secara netral dan obyektif... perguruan tinggi mana yg sdh membuat produk laku jual... mungkin ATMI solo sdh... contoh kecil banyak dibutuhkan, dongkrak hidrolik, komponen pneumatik hidrolik, cdi, komp otomotif... blm ada karya perguruan tinggi... justru pak Kayak tdk kuliah sangat kreafif...
@agungmuliawan90274 жыл бұрын
Halah gue dulu d3 dan gue kerja sama dengan level s1/d4 #sayacintad3
@andikakushar59254 жыл бұрын
gpp kali d3 seru, ambil s1 lagi wisuda 2x 😂😋
@norixchappy63824 жыл бұрын
Alhamdulillah SMK ku SMKN 7 Semarang sekolah 4 tahun
@nuryatiningsih55143 жыл бұрын
Insya Allah pendidikan kita bisa menghasilkan lulusan yg bisa menaikkan Indonesia menjadi negara yg sejahtera pak, amin
@yogaalfafrar14784 жыл бұрын
Bagus sekali pak. Dengan adanya d4 saya rasa juga akan dapat mengembangkan ilmunya untuk memulai usaha yang mungkin relevan dengan studi yang diambil karena juga dibekali skil mengenai kepemimpinan dan kreatifitas dalam pengembangan sebuah produk. Dengan begitu teori serta praktek yang didapat lulusan d4 dapat langsung direalisasikan dalam pengembangan usaha yang relevan pula. Yoga Alfafra R (AM4 /12)
@bodenwkwk13374 жыл бұрын
Seharusnya pemerintah memberikan bidikmisi ke D4 juga jangan S1 saja... biasanya bidikmisi D4 cuma sisa dari s1...
@sayatau62774 жыл бұрын
Saya bidikmisi D4 bang
@muhammadfauzi73404 жыл бұрын
Di ugm, vokasi bisa dapet Bidikmisi
@zuinalaini53924 жыл бұрын
Engga kok di kampus saya d4 pun ada jatah BM nya
@andiprapstio87544 жыл бұрын
Bisa pak
@nurrohim38624 жыл бұрын
Tempat saya D3 aja ada BM nya
@achmadhuda_114 жыл бұрын
Yang penting usaha dan doa yg kenceng. InsyaAllah rezeki pasti datang dengan lancar dan berkah
@harrylkplptpanghegar76624 жыл бұрын
Kelamaan 4 taun,,,, sy melatih orang 1 taun supaya bisa kerja di bidang perhotelan dan kuliner Jadi profesional,,,,, Ga perlu berlama2 kalo vokasi bung!
@z.febrian92244 жыл бұрын
Coba dilihat lagi videonya. Beliau udah nyampaikan juga kalo yg seperti kuliner as chef banyak yg bisa dari d1 d2. Trus emang dri perhotelan dan tata boga kebanyakan emg d1 d3. Jarang yg d4. D4 lebih ke bidang yg memang butuh pelatihan lama. Seperti Sipil, Mesin, dll.
@rf71824 жыл бұрын
Sayangnya realita berkata lain Banyak industri yang menyamakan D4 dengan D3 sehingga lulusan D4 bekerja di profesi yg dikerjakan oleh D3, walau ada juga industri yang mengakui D4 setara (bukan sama) dengan S1 terutama BUMN.
@kristiyyy2344 жыл бұрын
Maaf, tapi ditempat kerjaku D4 menganggap setara dgn S1. Gaji juga sama. Mungkin HRD nya gak update ya, kalo masih menyamakan D4 dgn D3 😬
@rf71824 жыл бұрын
@@kristiyyy234 untuk lulusan dari jurusan tertentu, disamakan
@m.anwrs594 жыл бұрын
@@kristiyyy234 bener gw D4, gw dihargai setara S1
@killuazoldyck47682 жыл бұрын
@@m.anwrs59 jurusan apa bro?
@m.anwrs592 жыл бұрын
@@killuazoldyck4768 teknik mekatronika PENS
@fandurf4 жыл бұрын
Apa daya orang tua selalu bilang "D3 mah masih kurang,, kamu lanjut S1 aja biar dapet Gelar tinggi (sarjana).. wis tak bayari meneh rapopo"... mau ndak mau sebagai anak nurut 😂 padahal udah seneng abis lulus D3 dapet kerja..
@supahunter91104 жыл бұрын
Receh gua anjir wkwkw
@makananinternasional78564 жыл бұрын
d3 jurusan apa bang
@fandurf4 жыл бұрын
@@makananinternasional7856 perbankan
@arpb7324 жыл бұрын
Orang tua sendiri juga gak ngerti gimana kondisi/kenyataan nya sebenarnya, harusnya ente yg pegang kontrol
@rizkybhayangkara50884 жыл бұрын
Gelar bisa dikatakan 10% hanya cuma embel2 buat gengsi diluar, 10% ilmu yg didapat diterapakan dimasyarakat, 30% ilmu teory yg gt2 aja, yg terakhir 50% relasi kita, semakin banya relasi kita semakin banyak pula kita bisa kembangkan usaha kita, realitanya apa yg kita pelajari di bangku kuliah dengan penrapan lingkungan kerja kita beda
@johnchrist32073 жыл бұрын
Berak
@johnchrist32073 жыл бұрын
Tai kucing
@simpananaan55154 жыл бұрын
Indonesia butuh kompetisi dan lomba2 inovasi yg di publik secara transparan di media. Setelah itu produk di apresiasi dan di patenkan.
persoalannya tdk itu aja boss, smea, stm, kejuruan lain itu juga dirancaang kerja, berbagai diklat sdhb diupayakan, karya anak bangsa banyak, tapi begit produk/protatipe di tawarkan ke industri, pimilik perusahaan tdk ramah, disinilah hrsnya ada fasilitasi, kebijakan, mengasuh. BOSS bicara cetak mhs apalah levelnya untuk cari kerja, perusahaan belum butuh krn ekonomi sulit, disini persoalannya pertumbuhan ekonomi BOSS, klu nggak siap kerja itu relatif, persh juga sdh punya metode meningkatkan skill, tapi belum butuh.
@alutfifuadi97804 жыл бұрын
Hahaha saya takutnya dijadiin proyek 😁
@syahroniir49694 жыл бұрын
mau S1 maupun D4 sama saja. intinya seberapa mau kalian belajar. saya lulusan D4 Elektronika. tapi banyak hal ilmu yg saya pelajari sendiri karena kuliah hanya belajar dasar2nya saja walaupun lebih banyak prakteknya. tp tetap saja harus belajar ngotak ngatik sendiri diluar kuliah. kalo hanya belajar di kampus saja bakal tetep kalah saing. jadi percuma kalo hanya mengandalkan kuliah saja. kuliah aja gacukup.
@afanchannel26684 жыл бұрын
pembahasan begini yg aku suka ni...Mantap! mas, perbanyak membahas seperti ini mas...jujur aku nonton video ini berulang-ulang
@deeppinstagaaa84884 жыл бұрын
Jangan sombong walau gelar udah sampai S3 atau bahkan Prof. Karena gelar terakhir kita yg akan kita peroleh semua tanpa biaya dan susah2 yaitu ALM atau ALMH :)
@rudinurdiansyah22004 жыл бұрын
Espada 1 cot
@titogumelar55884 жыл бұрын
goblokkk
@wahyunugroho90984 жыл бұрын
(untuk tahun yang sudah berlalu dan saat ini) DI INDONESIA CUMA LIAT GELARNYA DOANG, MASALAH KEAHLIAN MAH BODOAMAT
@Muhammad_Arjun_Khan4 жыл бұрын
Ngejar akhirat itu juga lebih penting ,bagi saya dikasih kaya atau miskin itu udah takdir dari sang kuasa yang terpenting jangan sampai aku mati ngak membawak bekal akhirat
@antisekularisme13964 жыл бұрын
Pendidikan dari SD juga klo bisa diubah kurikulumnya, SD malaysia itu ada bahasa indonesia, inggris, ama mandarin klo bisa SD di indonesia diseragamin bahasa indonesia dan bahasa inggris jadi biar bisa lanjut level bahasa inggrisnya di smp dan setelah lulus smp pasti bisa lancar bahasa inggris (speaking) di smk atau sma ditingkatkan lagi writtingnya nulis laporan2 bahasa inggris
@CakNdorOfficial4 жыл бұрын
Secara visual video ini bagus dan itu cukup menarik perhatian bagi pemirsanya, tapi bila ditilik lebih dalam lagi kontennya biasa-biasa saja. Masih membicarakan "kulit," belum sampai ke "daging." Pertama, bila ditarik benang merah untuk sebuah kesimpulan, video ini menyampaikan bahwa pendidikan orientasinya hanyalah pada pekerjaan semata. Bila pendidikan ujung-ujungnya untuk sebuah kerja, aku kira bukan hanya D3 yang dihapuskan, tapi juga S1, S2, dan S lainnya. Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya juga "riweh" mencari kerja. Lebih baik biaya pendidikan (dari sejak dini sampai jenjang tertinggi) dipakai untuk modal bisnis. Percayalah, pasti angka kemiskinan akan berkurang karena tidak menghamburkan uang untuk sebuah misi yang toh ujung-ujungnya pekerjaan juga. Lebih baik mencipta lapangan pekerjaan sendiri dengan memanfaatkan biaya pendidikan tersebut sebagai modal bisnis. Kedua, tidak sedikit kok S2 yang bingung cari pekerjaan. Kualitas dirinya gak ada, kuantitasnya selalu bertambah. Ujung-ujungnya jadi pengangguran dan minta disuntik mati. Seperti kasus tahun lalu, lulusan S2 dari kampus terkemuka mengajukan suntik mati ke MK karena lama menganggur. Dari pada mati enggak hidup enggak, lebih baik mati, begitu kata yang menyandang S2 tersebut. Jika demikian, bukan D3 yang dihapuskan, melainkan juga S2. Jujur, banyak kok S2 yang biasa-biasa saja, tidak menunjukkan kualitas diri dari hasil pendidikan tingginya itu. Mubazir! Ketiga, aku sepakat bila pendidikan orientasinya adalah "mencipta" (berkarya). Seperti yang ditawarkan video ini. Tapi, kalau ujung-ujungnya penciptaan itu terkait lapangan pekerjaan, aku kira gak perlu pendidikan tinggi. Berapa biaya untuk masuk perguruan tinggi? Lebih baik dipakai buat modal bisnis, dari pada nanti juga jadi "buruh" di perusahaan orang lain. Berkarya di sini semestinya bukan pada lapangan pekerjaan, tapi lebih pada esensi investasi pengetahuan untuk generasi mendatang. Dan negara wajib mengapresiasi itu supaya para peserta didik semakin tergiur untuk berkarya, berkarya, dan berkarya. Tengok peradaban Islam yang dulu sempat berjaya itu. Mengapa pada masa itu banyak ilmuan yang muncul, banyak penulis-penulis kitab yang tiap tahunnya tak sedikit melahirkan karya, karena negara mengapresiasinya dengan cara menukarnya dengan emas. Keempat, sungguh murah bila pendidikan ditempuh dengan tujuan akhir untuk sebuah pekerjaan. Ada nilai-nilai yang lebih mulia dari pada pekerjaan itu sendiri. Aku kira sampean tahu, tak perlu aku sampaikan secara gamblang. Bukankah para birokrat negara itu pintar-pintar dengan jenjang pendidikan yang oke banget, tapi toh ujung-ujungnya korupsi juga. Untuk apa pendidikan tinggi-tinggi kalau jadi maling? Sekali lagi, ada nilai-nilai yang lebih mulia yang tidak bisa didapatkan selain di bangku pendidikan formal. Aku yakin sampean tahu apa itu. Salam.
@aaroudhotululum91634 жыл бұрын
Mantaaaap..
@masfaizchanel12334 жыл бұрын
setujuu
@mkc_marikitacoba4 жыл бұрын
saya tdk tahu
@misterbrewok4164 жыл бұрын
Daripada conventional education abis nonton+baca komentar nyinyir terbaik ini saya lebih condong financial education. Temen saya D3, dulu sebelum kuliah sempet ke Astra setahun kerja setelah itu buka usaha kuliner Alhamdulillah punya duit buat beli rumah 1,4 M + Mobilio honda + lamar temen sekelas saya... Jangan bilang D3 itu tidak guna ya min... Tergantung personelnya masing-masing.
@mhdaguuung4 жыл бұрын
Kalau semua rakyat Indo pebisnis, saya pikir Indo tegap seperti ini saja. Tidak akan maju. Karena tidak adanya keragaman pekerjaan dan fungsi manusia itu sendiri.
@lantippujiono18914 жыл бұрын
D3 says Skill, Knowledge, & Attitude
@dimaszaelani12864 жыл бұрын
Sama aje lah D4 kebanyakan juga prakteknya ga lain juga sama D3 trus jangka waktunya juga setara S1, yang terpenting lulusan D3 atau s3 atau S lainya itu setelah lulus punya hardskill, softskill, dan inovasi pastinya.
@caturscholar53244 жыл бұрын
D4/S1 terapan atau S2 terapan sangat jarang di indonesia. Kita yang D3 lanjut ke S1 dengan harapan uang dan jabatan yang lebih baik.
@pujiri57524 жыл бұрын
Setuju pak. Semoga ini bisa memperbaiki wajah "Diploma" di tengah2 masyarakat Indonesia Puji Riatno 26
@andidenny51664 жыл бұрын
Si A officer staff yang bergelar Sarjana dgn salary 10. Si B buruh industri / gudang yang hanya setingkat SD, SMP, SMA dgn salary 10 11 bahkan 12. Namun kenyataannya si B masih saja (mohon maaf) belum puas dgn apa yang ia dapat hingga turun ke jalan. Bagaimana kita bisa menyikapi hal ini, moron juga dikoreksi apabila persoalan yang saya angkat kurang tepat namun disini saya sedikit menganalisa permasalahan yang ada di lapangan. #terimakasih
@sdhadaf4 жыл бұрын
Udah jadi sifat alami manusia, ingin memperbaiki penghidupan...yg d3 ingin s1, yg s1 jabatan a ingin s2 biar naik jabatan, yg masuk kerja dgn ijazah smk ingin lanjut kuliah biar bisa naik penghasilan. Kalo mau ubah hal2 gini, pastiin regulasi ketenagakerjaan untuk industri jg disesuaikan.
@ebione85984 жыл бұрын
Bagus, ini harus bisa diterapkan langsung di industri, semua pakai anak2 negeri, dr design, sampai mass product, pemerintah juga harus yakin menanam modal untuk product2nya nanti, dan lapangan pekerjaan akan terbuka lebar.
@liebeAyssid4 жыл бұрын
Ini ngapain dah pada tulis nama, di suruh comment ya sama dosen nya. Mungkin perlu saya terapkan ke mahasiswa saya buat menaikan traffic. Hahahaha....
@ferdisihafiz28764 жыл бұрын
Bukan aku bisa apa atau aku gelar apa. Tapi yang paling penting adalah aku teman siapa?
Indonesia itu membutuhkan banyak pengusaha2... bukan tenaga kerja... Dan S1 itu beda kelas sama D3. D3 lanjut S1 itu sangaaat benar dan bagus... karena dia jadi kuat analisis dan praktik...
@danime37404 жыл бұрын
dr D3 bs d lanjut k D4 bs lanjut lg k S2... D3 akuntansi pajak k D4 keuangan lanjut S2 ilmu ekonomi...
@tuanmudabengkayang35094 жыл бұрын
Lulusan d3 mana suaranya... Komentar di bawah tanggapan kalian 🙂
@bambangsuryapratama3464 жыл бұрын
Ane mhs tahap akhir D3 😭
@herdikusmiadi54974 жыл бұрын
D3 farmasi hadir
@rudolfanzala61684 жыл бұрын
@@herdikusmiadi5497 keren, kalau masuk kimi* f*rm* langsung jadi bos.
@ghi_channel61634 жыл бұрын
d3 gak kalah saing dgn s1 dari segi skill
@iqbalpratama73654 жыл бұрын
Semua itu harus disertai iman dan taqwa...
@nemonixtv67214 жыл бұрын
Di singapura 70% mahasiswanya D3. Jd menurut sy bukan soal level labelling tp lebih ke sistem pendidikannya aja.
@mainanbocah46724 жыл бұрын
D1 dan D2 ga usah, mending smk di maksimalin kompetensinya
@GeoSeoKwan4 жыл бұрын
Seharusnya sih lebih praktis dan simpel
@mainanbocah46724 жыл бұрын
@@GeoSeoKwan iyaah om, kalo d3 alasanya di tutup karna toh nantinya pada lanjut d4/s1, tapi kenapa ga d1 dan d2 saja yang di tiadakan dimana kenyataannya di lapangan juga pekerjaannya sama aja kualifikasinya kek smk. Ye ga
@ldzmotovlog4 жыл бұрын
D1 lebih matang dari segi usia, pola pikir, dan jurusan" yang lebih farian dari smk. Soalnya pelajaran yang diberikan lebih difokuskan ke jurusan yang dipilih. Jadi pelajaran umum sudah tidak diberikan.
@ldzmotovlog4 жыл бұрын
@masfoodie Sehingga mahasiswa d1 & d2 lebih fokus dalam mendalami ilmu yang di berikan. Dan pastinya yang sesuai di harapkan dunia kerja. Dimana lulusan d1 & d2 dihargai kopetensinya sesuai jurusannya🙏🙏