8. Seorang penjahat yang kita khawatirkan adalah yang tidak mudah terdeteksi kejahatannya sejak awal. Kalau sudah ketahuan dari awal bahwa dia ini seorang penjahat, maka pasti banyak anak-anak yang menghindar. Tetapi penjahat sekarang ini cerdik. Mulai dengan dia merayu anak kita. Bagi anak gadis yang tidak mendapatkan figur ayah yang baik, maka dia akan sangat rentan terjatuh ke laki-laki yang salah. Kebutuhan dasar dari remaja wanita adalah dia ingin dicintai oleh laki-laki. Begitu ayahnya tidak bisa menunjukkan yang menjadi kebutuhannya, maka dia akan mudah terpengaruh. Remaja wanita yang memiliki ayah yang cuek, kasar, dan temperamental, maka ketika di jalan atau di media sosial dia bertemu dengan laki-laki yang perhatian, maka dia akan terpengaruh. Ketika ada laki-laki yang dengan mudah memuji, mengumbar perasaan dan menyatakan cinta, maka ia akan tergoda. Ujung-ujungnya lelaki ini ingin melakukan pelecehan kepada remaja wanita tersebut. 9. Data yang disampaikan oleh BKKBN, bahwa 60% remaja wanita pada rentang usia 16-19 tahun, saat ini sudah tidak lagi perawan. Data ini di launching tanggal 4 Agustus 2023. Ketika keperawanan seorang remaja wanita itu sudah hilang, maka pasti akan melahirkan generasi yang rusak. Pertanyaannya: kenapa hal ini bisa terjadi? Bisa jadi mereka adalah anak-anak yang tidak mendapatkan yang dibutuhkannya di rumah. Mereka tidak mendapatkan rasa tenang dan rasa nyaman di rumah. Akhirnya pelampiasannya di luar rumah dengan mendapatkan orang yang melakukan hal yang tidak mereka sadari. 10. Cara yang utama untuk menjaga diri dari kejahatan yang ada di luar rumah adalah dengan menjadikan rumah sebagai tempat bagi anak untuk bernaung. Anak yang betah keluyuran atau nongkrong di cafe adalah target atau mangsa kejahatan. Contoh: Menjadi target dari pengedar narkoba dan predator seksual. Predator seksual bukan hanya mengincar lawan jenis. Anak laki-laki pun hari ini juga menjadi incaran. Ada seorang dokter yang cerita kepada Ustadz Bendri bahwa saat ini beliau banyak mendapatkan pasien remaja yang menjadi penyuka sesama jenis. Maka bagi para orang tua jangan pernah absen untuk menbaca doa dalam Surat Al-Falaq ini. Karena dapat melindungi kita dari berbagai macam kejahatan. Terutama kejahatan yang terjadi di malam hari. Setan hadir di dalam kegelapan. Ustadz Erwandi berkata, “Di antara rumah yang sering ditunggui oleh jin dan setan adalah rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an dan sering dimatikan lampunya pada saat penghuninya keluar rumah.“ Wallahu a'lam bishawab. Rumah yang gelap itu disukai setan. Maka jangan biarkan rumah kita gelap, karena nanti setan suka tinggal di dalamnya. 11. Rumah yang tidak dirindukan inilah yang wajib kita hindari. Kenapa? Karena inilah yang menjadi awal petaka dalam pengasuhan dan rumah tangga. Gambaran neraka yang mereka rasakan di rumah itulah yang membuat mereka malas untuk pulang. Bagaimana kalau hal ini sudah terlanjur terjadi dimana anak tidak betah di rumah? Anak yang suka keluyuran saat ini harus kita waspadai. Keluyuran di era digital terbagi 2, yaitu keluyuran offline dan keluyuran online. Anak yang keluyuran offline itu yang suka mangkal di café, di mall, dan di jalanan. Sedangkan anak yang suka keluyuran online ini seringkali tidak kita antisipasi. Anak yang ada di dalam kamarnya dari siang sampai malam, kelihatannya nyaman bagi orang tuanya. Akan tetapi pikirannya berkeliaran bebas surfing di dunia maya. Ia bahkan sampai ke situs-situs yang isinya sampah semua. Rumah yang tidak dirindukan bukan sekedar rumah secara fisik. Karena bisa saja secara fisik dia berada di dalam rumah, tetapi pikirannya selalu berpikir untuk keluar rumah. Anak ini baru bisa tidur kalau matanya sudah tidak tahan lagi melihat layar gadget nya. 12. Aturan pemakaian gadget inilah kadang-kadang yang tidak disadari oleh orang tua. Ada seorang penghafal Al-Qur’an yang akhirnya jadi rusak karena gadget. Selama tinggal di pesantren dia menghafal Al-Qur’an. Dia juga terbiasa tidur setelah jam 21.00. Gadget nya disita. Tetapi saat dia pulang ke rumah, bagi orang tuanya yang penting dia tidak keluar rumah. Maka dari jam 21.00-24.00 dia masih online. Yang dia lihat gambar dari situs porno. Akhirnya dia rusak. Pada saat scrolling di media sosial terkadang kita tidak bisa mencegah gambar atau video yang tampil. Muncul gambar atau video yang tidak pantas kita lihat. Adegan dewasa yang dianggap biasa bagi orang yang sudah berumah tangga, bisa langsung kita skip dan dilampiaskan pada pasangan yang halal. Tapi bagi anak-anak itu sudah memberikan sensasi. Semakin penasaran, maka mereka akan mencari tayangan yang sejenis. Algoritma media sosial membaca berdasarkan ketertarikan seseorang. Kalau anak biasa menonton tayangan yang mengandung unsur pornografi, maka tampilan isi media sosialnya tidak akan jauh dari situ. Kalau kita melihat ada tayangan yang tidak pantas di HP anak kita, maka itu menunjukkan algoritma dari pikiran dia. Tayangan yang sering ditonton itu akan disediakan oleh media sosialnya (Instagram dan TikTok). Anak yang secara fisik berada di rumah, tetapi akal, pikiran, dan ruh nya tidak di rumah, maka ini yang disebut dengan rumah neraka. Inilah yang akan menimbulkan kerusakan di rumah kita. 13. Ada yang jarang berkomunikasi di dalam rumah. Dimana serumah tapi tak sejiwa. Berkumpul tapi tak terkoneksi. Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka keluarga ini akan berada di gerbang kehancuran. Bahtera sebuah rumah tangga akan karam ketika penghuni rumah jarang untuk berkumpul, ngobrol, dan tertawa bersama. Anak yang hanya betah di luar rumah atau di kamarnya sendiri dan menghindari interaksi dengan orang tuanya. Seorang suami yang selalu punya alasan untuk kerja lembur padahal secara materi sudah cukup. Ia pulang ke rumah hanya untuk mandi, setelah itu dia pergi lagi. Inilah ciri dari rumah neraka. Kalau kita sudah menyadari hal ini, maka jangan menunggu orang lain. Kitalah yang harus memulai untuk mengubahnya. Jangan menunggu pasangan atau anak-anak kita berubah. Carilah hal-hal yang bisa membuat diri kita, pasangan, dan anak-anak merasa betah.

14. Hal yang bisa membuat pasangan atau anak-anak kita malas pulang ke rumah, salah satunya bisa jadi karena sikap kita. Contoh: Seorang istri yang suka ngambek. Seorang ibu yang bahasa tubuhnya tidak enak (susah senyum, suka cemberut). Hal ini membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kita harus berusaha untuk membuat diri kita memiliki emosi yang positif. Untuk hal ini kita tidak perlu mengandalkan orang lain. Kita harus tahu hal-hal yang membuat kita bisa mengontrol diri kita. Jangan mengandalkan kebahagiaan pada apa-apa yang ada di luar diri kita. Nanti kita akan jadi orang yang paling sengsara. Hati kita harus senantiasa terhubung kepada Allah dalam kondisi apapun. Memaksa diri kita untuk selalu tersenyum, sehingga ini bisa memberi dampak kepada hati kita. Sesuatu yang ingin kita raih, lalu kita pura-purakan, maka itu bisa membuat kita menetralisir. Sesungguhnya bahagia itu bisa kita pura-purakan untuk sementara waktu. Tapi tidak bisa terlalu lama. Pura-pura itu hanya untuk menetralisir. Memandang sesuatu itu jangan dari kacamata yang negatif. Ketika kondisi di rumah sedang tidak baik, maka segera cari mood booster. Cari sesuatu yang bisa membuat kita tersenyum. Semua itu tergantung dari sudut pandang kita. Kalau dari sudut pandang yang negatif melihat air yang ada di dalam gelas sebagai setengah kosong. Tetapi kalau dilihat dari sudut pandang yang positif maka jadi setengah isi. 15. Manusia tidak bisa mengubah yang ada di luar dirinya. Yang bisa dia ubah adalah cara pandang dia terhadap dirinya. Contoh: Kita tidak bisa mengubah suami yang ngeselin dan tidak sesuai dengan harapan kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengubah cara pandang kita. Insya Allah kita akan mendapatkan pahala kalau sabar menghadapi suami yang seperti ini. Hal inilah yang membuat Asiyah bertahan di istananya Fir’aun. Padahal Fir’aun adalah suami yang paling buruk di muka bumi ini. Kalau kita kesal dengan suami saat ini, maka itu tidak seberapa dengan Fir’aun. Asiyah hanya berdoa kepada Allah dan itu membuat dia menjadi positive feeling. Asiyah berdoa, “Ya Rabb, bangunkanlah di sisi Mu istana surga untukku.” Pelajaran dari doa ini adalah cara memandang hidup. Terkadang dalam rumah tangga masing-masing orang merasa dirinya sebagai korban. Menjadi orang yang memiliki sudut pandang positif itu tidak mudah, tetapi pahalanya besar. 16. Rasulullah ﷺ bersabda, “Diantara ciri wanita yang sholehah, dimana dia diberikan kesempatan untuk masuk surga adalah wanita yang enak dipandang oleh suaminya.” Enak dipandang ini bukan karena tampilan fisiknya yang cantik. Karena pada saat seorang laki-laki memilih istrinya, maka itu sudah 1 paket yang harus dia terima. Tetapi cara seorang istri membuat wajahnya enak dipandang oleh suaminya. Ini berasal dari hati yang terpancar lewat wajah. Hal ini tergantung bagaimana seorang istri mengelola otot wajahnya. Kalau istri sudah mulai dengan yang positif, maka suami juga akan mulai menjadi positif. Suami akan mengevaluasi dirinya. 17. Pada saat melakukan evaluasi dengan pasangan jangan mulai dari yang kurang dari pasangan, karena emosinya pasti negatif. Pasangan kita pasti akan defense. Orang akan mudah untuk melakukan evaluasi kalau dimulai dari perubahan positif yang kita syukuri dari dirinya. Contoh: “Masya Allah, Umi sekarang sudah lebih tenang dalam menghadapi anak-anak dan sering senyum.“Nanti istrinya akan membalas, “Abi juga sekarang lebih rajin ibadahnya.“ Setelah dipuji itu kita juga akan mau melakukan introspeksi. ”Iya, tapi Abi masih merasa perlu meningkatkan diri lagi. Sesuatu yang dimulai dengan hal yang positif akan membuat orang lebih mudah mengenali dirinya. Untuk memulai perubahan, maka ubah cara pandang (mind set) kita. Jangan gampang marah sama anak. Yang sudah bisa dicapai oleh anak kita itu wajib kita syukuri. Jangan membandingkan anak kita dengan anaknya orang lain. 18. Anak yang memiliki banyak tuntutan dari orang tuanya akan membuat mereka menghindar. Tetapi kalau orang tuanya bisa menerima anak, maka anak merasa nyaman. Buat anak merasa enjoy dan happy di rumah. Yang perlu berubah lebih dulu itu kita sebagai orang tua. Mulai perubahan dari diri kita, lalu magnet itu akan berputar. Putaran itu dimulai dari yang bisa kita jangkau. Jangan sampai setelah ikut pengajian kita jadi ingin segera menasihati suami, yang ada malah jadi blunder. Contoh: “Mas, kamu harus banyak istighfar, dosa kamu banyak banget sama anak-anak.“ Perkataan istri yang seperti ini justru membuat suami makin kesal. 19. Pekerjaan yang melelahkan dan sia-sia di muka bumi ini adalah menasihati suami. Seorang suami kalau di share video pengajian dari istrinya akan langsung merasa dinasihati oleh istrinya. Kalau seorang istri ingin suaminya berubah, maka yang pertama harus diubah adalah cara pandang istri terhadap suami. Ada suatu titik nanti suami akan merasa harus berubah tanpa harus dinasihati. Hal ini terjadi kalau dia melihat ada perubahan baik dari istrinya. Seorang suami itu punya harga diri (pride). Ketika ia merasa istrinya sudah baik sekali ke dia, maka ia akan merasa bahwa yang ia berikan ke istrinya itu masih kurang. Di situlah dia menyadari kesalahannya dan membuat ia ingin membahagiakan istrinya. 20. Perubahan itu jangan menunjuk orang lain. Perubahan yang pertama adalah tengok ke dalam diri kita. Apakah saat kita berada di rumah bisa membuat orang lain merasa betah juga saat berada di rumah. Dalam berteman kita juga bisa melihat orang-orang yang asik untuk diajak ngobrol. Padahal mungkin dia punya masalah yang berat, tetapi dia bisa menyimpan masalahnya. Orang ini tidak meninggikan dirinya dan bisa menyimak pembicaraan orang lain dengan baik. Sikap seperti ini kalau bisa kita bawa ke rumah, maka akan membuat anak dan pasangan kita betah di rumah. Seorang ibulah yang bisa menjadi sumber perubahan di rumah. Jangan mengandalkan perubahan dari orang lain, karena Allah yang meminta diri kita yang pertama kali berubah. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu mengubah dirinya sendiri. Tidak bisa kita mengandalkan perubahan dari pasangan kita. Ketika kita tidak menuntut orang lain, maka ekspektasi kita ke orang lain tidak terlalu tinggi. Terkadang orang yang mempunyai ekspektasi tinggi itu membuat ia merendahkan yang sudah dihasilkan oleh orang lain. Ini yang akan menjadi masalah. Mulailah dari diri sendiri untuk membuat orang lain merasa betah berada di rumah. Ini akan menjadi magnet yang membuat anak mau pulang ke rumah. Mulailah untuk memaksakan diri agar bisa tersenyum. Gunakan bahasa tubuh yang menyenangkan. Berikan sambutan yang membuat orang lain merasa dipahami dan dihargai. Perubahan dari diri kita inilah yang pelan-pelan akan mengubah kondis orang lain. Hal inilah yang akan membuat rumah tangga kita menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan juga mohon koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fikum.