Alhamdulillah Baarakalllohu fiikum Ustadz Subhan Hafizhallohu

Sumsel hadir

1. Perempuan yang sholihah tahu bahwa jujur itu akan melahirkan mahabbah. Untuk dapat memetik mawabbah dalam hidup tahapannya adalah ilmu, yakin, ikhlas, jujur. Baru setelah itu kita bicara cinta. Cinta yang diraih dengan tahapan yang benar akan melahirkan 2 kenikmatan. Yaitu pertama inqiyat, totalitas dalam ucapan dan perbuatan untuk mencintainya. Kedua qobul, lisannya basah untuk selalu mengingat yang dicinta. Kalau ini cinta yang benar, maka Allah sendiri yang menjanjikan untuk menambah cintanya, sebab ia mencintai karena Allah. Ketika orang yang dicintai mengecewakan, maka dia akan memaklumi untuk orang yang dicinta. Itulah mahabbah-Nya Allah. Akan tetapi kalau kita mencintai bukan karena Allah, ketika orang yang kita cintai berbuat kesalahan, maka seakan-akan tidak ada maklum buat dia. Karena pada dasarnya kita sudah tidak suka. 2. Ada orang yang mengatakan sudahlah nanti rasa cinta akan timbul dengan sendirinya. Ini betul, karena kita baru bisa tahu baik atau tidaknya seseorang di masa yang akan datang, bukan di awal. Orang itu harus digodok dulu dengan ujian, baru kelihatan aslinya. Tetapi kalau orang yang dari awalnya sudah berilmu, maka dia akan yakin, ikhlas, jujur, maka wajarlah kalau ia mencintai karena Allah. Ini adalah hal yang hakiki. Memang jarang, tapi harus terus kita usahakan terus. 3. Surat Al-Maidah ayat 1: Yaa ayyuhallażiina aamanuu aufụ bil-'uqụd, uḥillat lakum bahiimatul-an'aami illaa maa yutlaa 'alaikum gaira muḥilliṣ-ṣaidi wa antum ḥurum, innallaaha yaḥkumu maa yuriid. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad (janji) itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. 4. Perempuan yang sholihah bisa menepati janji. Hal ini terdapat di dalam Surat Al-Maidah ayat 1. Kalau kita menemukan ayat yang sifatnya perintah, maka hukumnya itu wajib. Karena Allah tidak memerintahkan atau melarang kecuali untuk kemaslahatan orang yang diperintahkan. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Apapun yang aku larang, maka jauhi. Apapun yang aku perintahkan, maka patuhi semampu kalian.“ Cuma memang kita tidak semerta-merta bisa begitu. Makanya Allah menggunakan bahasa orang yang beriman, karena kalau dia tidak beriman, maka akan sulit untuk bisa memegang akad. Contoh: Istri yang merasa didustai oleh suaminya, maka akan sulit bisa menjaga akad dengan suaminya. Orang yang beriman itu bukan dilihat dari penampilannya, karena belum tentu. Iman itu bisa naik turun. Makanya kalau kita ingin punya iman yang bagus, maka supply dengan ketaatan. Nanti imannya akan stabil. Ada orang yang berbuat tidak baik, bisa jadi karena ujian iman yang berat, sehingga imannya turun. Jangan tuntut orang agar sempurna, karena tidak ada orang yang sempurna. Yang sempurna hanya Allah. 5. Kalau landasan suka kita itu karena Allah, maka kita akan menyukai seseorang karena kekurangannya bukan kelebihannya. Kenapa? Karena cuma kita yang tahu kekurangan dia, orang lain tidak ada yang paham. Cuma kita yang bisa menyiapkan maklum buat dia, karena ada ikatan rumah tangga adanya pahala kalau kita bisa berbuat baik sama dia, maka kebaikan akan menggapai diri kita. Jangan salahkan keadaan, kitanya yang terkadang suka salah pilih. 6. Orang tua berharap anaknya bisa menjadi pandangan mata yang indah (qurrotu a’yun). Ketika anaknya pura-pura sakit supaya tidak sekolah, maka orang tuanya pura-pura sehat agar bisa mencari nafkah. Orang yang tidak bisa berterima kasih sama manusia, tidak akan bisa berterima kasih sama Allah. Terima kasih itu adalah rasa syukur. Kalau kita bersyukur, maka nikmatnya akan ditambah sama Allah. 7. Generasi sekarang difasilitasi dengan berbagai kemudahan. Sayangnya hasilnya tidak bisa maksimal. Zaman dahulu saat hanya ada 1 Al-Qur’an di satu rumah, semua anggota keluarganya bisa mengaji. Sekarang Al-Qur’an ada dimana-mana. Di tiap rumah ada banyak. Di hand phone ada aplikasi Al-Qur’an. Tapi kenapa di rumahnya tidak terdengar ada yang membaca Al-Qur’an? Setan akan lari dari rumah yang dibacakan Surat Al-Baqarah. Kalau setan sudah masuk ke dalam rumah, maka akan terjadi masalah yang banyak. Contoh: Ribut antar saudara. Suami istri diem-dieman. Kezaliman diperbuat oleh ART yang bekerja di rumah. Jangan salahkan Tuhan, karena kerusakan ini disebabkan oleh ulah tangan manusia. Maka akan panjang urusannya kalau hidup kita tidak sesuai dengan akad kita dengan Allah. Perempuan yang sholihah tahu bahwa janji itu adalah bukti keislaman dirinya. Bahkan menjadi bukti keimanannya. Kalau kita tidak menunaikan janji kita, maka akan ada keburukan. 8. Surat Al-Isra ayat 34: ..... wa aufụ bil-'ahdi innal-'ahda kaana mas`ụlaa. Artinya: ...... Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. 9. Hadits dari Abdullah bin Amr bin al-Ash. Rasulullah ﷺ bersabda, “Ada 4 karakter yang kalau keempat karakter ini ada di dalam diri seseorang, maka dipastikan dia seorang munafik tulen. Kalaupun ketiga tanda ini tidak ada, tapi hanya ada 1 tanda saja, maka tanda munafik ada di dalam diri dia. Sampai dia tinggalkan sifat itu. (1) jika berkata, ia berdusta/berbohong, (2) jika berjanji, tidak menepati, (3) jika berdebat atau bertengkar, maka dia akan berpaling dari kebenaran dan mendendam, (4) jika membuat perjanjian, ia akan melanggar perjanjian (mengkhianati). (HR. Bukhari dan Muslim). Nabi Muhammad berbicara seperti ini agar kita buru-buru istighfar kalau tanda ini ada pada diri kita disitu. Perempuan itu menjadi pemimpin di rumah tangga suaminya, kalau suaminya sedang tidak ada. Jangan sampai ada orang yang tidak disukai oleh suaminya masuk ke dalam rumah, walaupun istrinya suka. Karena suami yang tahu akan kemana bahtera rumah tangga akan berlabuh. Ini adalah contoh amanat.

Klo mau lihat dr ciri pertama gmn caranya