Kisah Mpu Sangkulputih dan I Sengguh

  Рет қаралды 18,582

Bali Jani

Bali Jani

2 жыл бұрын

Kanal Bali Jani ~ Setelah Ashtasura Ratna Bumi Banten atau Dalem Bedahulu wafat, keadaan Bali jadi sunyi sepi tanpa pemimpin. Tidak ada yang mengatur adat dan agama. Tidak ada yang memelihara dan menghaturkan yadnya di parahyangan. Bali betul-betul tampak seperti akan mengalami kehancuran.
Keadaan itu sampai ke telinga Raja Majapahit, Tribhuana Tungga Dewi. Beliau segera memerintahkan agar Gajah Mada mengatur kembali tatanan kehidupan di Bali, terutama tentang kewajiban para brahmana, kesatria, dan para pemangku adat supaya mengatur dan melaksanakan kembali yadnya di semua prahyangan di Bali.
Atas petunjuk para mpu dan pertimbangan Danghyang Kepakisan, maka Gajah Mada menugaskan Mpu Dwijaksara, keturunan Mpu Gnijaya, supaya datang ke Bali untuk menyelesaikan kewajiban melaksanakan upacara pujawali agar Pulau Bali mendapat keselamatan.
Mpu Dwijaksara yang sudah menginjak usia senja segera datang ke Bali beserta anak, istri dan cucu. Mpu Dwijaksara punya anak bernama Mpu Jiwaksara. Sebelum ada Adipati di Bali, Mpu Jiwaksara yang datang bersama ayahnya ke Bali lalu ditunjuk sebagai penguasa Bali oleh Raja Majapahit dengan gelar Ki Patih Wulung.
Ki Patih Wulung disebutkan berputra Ki Gusti Smaranatha dan Ki Bendesa Manik Mas. Sedangkan Ki Gusti Smaranatha berputra Ki Rare Angon. Selanjutnya Ki Rare Angon berputra Ki Pasek Gelgel. Sementara Ki Bendesa Manik Mas bertempat tinggal di Gianyar.
Setelah menyeberang ke Bali, diceritakan bahwa Mpu Dwijaksara yang sudah sampai di Desa Kuntul Gading, berjalan terus menyusuri lereng Gunung Tuluk Biyu menuju Besakih. Di dalam perjalanan, beliau disambut dengan gembira oleh rakyat Bali, karena kedatangan brahmana sangat diharapkan, untuk dapat melaksanakan upacara pitra yadnya. Tapi, harapan itu belum bisa dikabulkan, karena beliau ingin segara sampai di Besakih untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Gajah Mada.
Pada masa itu disebutkan, bahwa Mpu Sangkulputih juga datang ke Bali diiringi seorang pelayan bernama I Guto yang berasrama di Sorga. Karena penampilan I Guto bagaikan Mpu, maka warga masyarakat mengira ia seorang Mpu. Maka dari itu, dimohonlah agar ia menyelesaikan upacara Pitra Yadnya.
I Guto menyanggupi permohonan masyarakat. Mpu Dwijaksara yang kemudian mengetahui hal itu lalu menegur I Guto. Namun, di kemudian hari, karena tuntutan keadaan, Mpu Dwijaksara mengijinkannya menyelesaikan upacara Pitra Yadnya.
Sejak saat itu ia dipanggil I Sengguh, karena disengguh atau disangka seorang Mpu. Demikian, untuk selanjutnya dan sampai sekarang di Bali ada keturunannya yang disebut Senggu.
Mpu Sangkul Putih sendiri adalah keturunan Mpu Kananda, atau keturunan Mpu Gnijaya, yang datang ke Bali pada tahun 1335 M sebagai pemangku di Pura Besakih.

Пікірлер: 43
@koinbolong
@koinbolong Жыл бұрын
Bagus Sekali kisah mpu sangkul putih
@gustimadeade4312
@gustimadeade4312 Жыл бұрын
Sareng menyimak lan suksma
@rokimarisona806
@rokimarisona806 Жыл бұрын
Om swastyastu 🙏ikut nyimak sejarahnya bli
@KanalBaliJani
@KanalBaliJani Жыл бұрын
Om Swastyastu. Silakan disimak. Semoga ada manfaatnya.
@bocahangon7771
@bocahangon7771 Жыл бұрын
berarti putra empu gni jaya yg berstana dilempuyang..berarti orang bali dari sini...dari empu gni jaya
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 2 ай бұрын
Empu/Mpu Gnijaya (berstana di Lempuyang Madya) datang ke Bali dari Jawa Timur pada Tahun 1006M. sebagai Leluhur orang Bali Warga Pasek Sanak Sapta Resi. Mpu Gnijaya bersthana di Lempuyang Madya, beda tokoh dengan Bhatara Hyang Gnijaya (bersthana di Lempuyang Luhur). Bhatara Hyang Gnijaya/Agni Jaya menurunkan 5 Mpu/Resi/Pandita Brahmana "Panca Tirta" ; 1)Mpu Semeru dari Jawa ke Bali pada Tahun 999M. berastana/asrama di Gunung Agung Pura Besakih menurunkan Warga Pasek Kayu Selem, 2)Mpu Ghana dari Jawa ke Bali pada Tahun 1000M. berstana/asrama di Gelgel Pura Dalem Penganggih/Pura Dasar Buwana Gelgel, 3)Mpu Kuturan/Senapati I Jero Mekabehan adalah Senapati Bhagawantaraja/Rajakertha dari Maharaja Bali Raja-VII Bali Warmadewa/Singhadwala Besakih Sri Darma Udayana Warmadewa bersama Ratu Sri Gunapriya Darmapatni Diah Mahendradatta (989-1011M.) Mpu Kuturan dari Kuntuliku Girah Kadiri Jawa Timur datang ke Bali pada Tahun 991M. berastana/asrama di Teluk Padang Karangasem Pura Silayukti, dekat pelabuhan PadangBay. 4)Mpu Gnijaya dari Jawa Timur ke Bali pada Tahun 1006M. berastana/asrama di Gunung Lempuyang Pura Lempuyang Madya Karangasem menikah dengan Ni Luh Manikgeni menurunkan 7 Mpu/Brahmana Pandita (1.Mpu Ketek, 2.Mpu Kananda, 3.Mpu Wiradnyana, 4.Mpu Witadharma, 5.Mpu Ragarunting, 6.Mpu Prateka, dan 7.Mpu Dangka), menurunkan Warga Pasek Sanak Sapta Resi) 5)Mpu Bharadah tidak menetap di Bali beliau menetap di Kuntuliku Lemah Tulis Jawa Timur menjadi Bhagawantaraja/Purohita Raja-I Medang Kahuripan Jawa Timur Maharaja Prabu Airlangga/bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramauttunggadewa (1019-1042M.), Mpu Bharadah pernah diutus Prabu Airlangga ke Bali pada Tahun 1007M. wafatnya Ratu Sri Mahendradatta dan lahirnya Sri Anak Wungsu, kembali diutus ke Bali waktu wafatnya Raja Sri Darma Udayana Warmadewa pada Tahun 1011M., dan ke Bali diutus Raja Prabu Airlangga pada Tahun 1042M. bertemu Mpu Kuturan (sempat adu kesaktian Mpu Kuturan vs.Mpu Bharadah di Silayukti Teluk Padang Karangasem) Prabu Airlangga membagi Kerajaan Medang Kahuripan menjadi 2 bagian ; Di Timur Kerajaan Jenggala/Kahuripan dan di Barat menjadi Kerajaan Panjalu/Daha/Kadiri pada Tahun 1042M.
@sonyiwayan6762
@sonyiwayan6762 Жыл бұрын
Bali age atau bali mule mungkin sistem kubayan tetua adat bali mule
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Жыл бұрын
Orang Bali Mula lebih duluan datang ke Bali (rombongan Maharesi Agasteya/Dukuh/Kubayan/Empu Semeru/Maharesi Markanda/Markandeya/Wangsa Austronesia dari India ke Tonkin/Yunan ke Jawa Tengah Gunung Dieng ke Jawa Timur Gunung Semeru dan G.Raung lanjut ke Bali Gunung Agung, G.Batur, G.Batukaru), Orang Bali Mula yang masih bertahan sampai sekarang adalah di Desa Tenganan Pagringsingan dan di Desa Trunyan G.Batur, selanjutnya Orang Bali Aga/Age/Gunung (rombongan Maharesi Markandeya dari Jawa Tengah Gunung Dieng/Dihyang ke Jawa Timur Lembah Aga/bahasa Sansekerta Aga/Age=Gunung, yaitu Gunung Raung lanjut ke Bali Gunung Agung Besakih). Jadi Orang Bali Mula berbeda dengan Orang Bali Aga, dan berbeda pula dengan Orang Bali Pasek/Pacek/Paku/Kepasekan/penguasa setingkat desa atau Bandesa, penguasa setingkat dusun/banjar disebut Lurah (sekarang disebut Kelihan), berbeda karena asal-usul Leluhur Kawitannya. 😃😀😁🙏
@madesuardika8657
@madesuardika8657 Жыл бұрын
Mohon ulasan mengenai asal mula keturunan kayu putih. Supaya saya tidak bingung mencari kawitan suksma..👃👃
@KanalBaliJani
@KanalBaliJani Жыл бұрын
Sabar nggih. Salam rahayu🙏
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Жыл бұрын
Mpu Kayu Putih leluhurnya Mpu Drayiakah/Mpu Tuwed kayuan, Lelangitnya Mpu Semeru. Mpu Kayu Putih, bersaudara dengan Mpu Kayu Selem/Mpu Kayu Maireng, Mpu Celagi, Mpu Kayu Mas termasuk Warga Pasek Kayu Selem/Mpu Kayu Mahireng di Gunung Batur Leluhur Kawitannya dari Mpu Semeru di Gunung Agung Tohlangkir (beda dengan Pasek Sanak Sapta Resi yang Leluhur Kawitannya dari Mpu Gnijaya di Gunung Lempuyang Madya). Warga Pasek Mpu Kayu Putih ikut Kawitan Mpu Drayakah Tuwed Kayu/Mpu Kayu Selem yang Lelangit Leluhurnya adalah Mpu Semeru Pura Kawitannya di Pura TampurHyang Payogan Mpu Kayu Selem di Gowasong Songan Kintamani Gunung Batur Bangli Bali. Pedharman di Pura Penataran Besakih Palinggih Meru tumpang-11 Ratu Bagus Pasek Besakih, disebelah Palinggih Ratu Bagus Pande Besakih.
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 2 ай бұрын
@madesuardika8657 Leluhur dan Keturunan Pasek Kayu Putih ; mulai dari Mpu Gnijaya menurunkan Mpu Ketek, menurunkan Mpu Patih Ulung, menurunkan Mpu Arya Langon di Majapahit menikah dgn seorang gadis cantik sebagai prameswari/permaisuri isteri-1 menurunkan 1)Sang Mpu Aji Guru. Dan Mpu Arya Langon dgn isteri-2 menurunkan 5 anak ; 2)IPasek Gelgel, 3)Pangeran Pasek Tangkas, 4)Nyoman Nongan, 5)Ketut Toh Jiwa, dan 6)Wayan Cenik Prateka. Keenam putera Mpu Arya Langon ini yang mengantar/mengiringi Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan dari Majapahit ke Bali pada Tahun Saka 1274/1352M. bertahta di Keraton/Istana Linggarsapura Samperangan Gianyar. Sang Mpu Aji Guru dari Bali pergi ke Pasuruan untuk mengambil isteri Ni Biang Prameswari puteri Sang Mpu Pande Gandamayung di Pasuruan. Kemudian kembali ke Bali dan menghadap Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan di Istana Linggarsapura Samperangan Gianyar, beliau bersama isteri berteduh dibawah pohon Bunga Cempaka Putih dan Hitam yang tumbuh dihalaman istana. Oleh karena itu atas titah Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan beliau Sang Mpu Aji Guru diberi nama "Pasek Kayu Putih dan Pasek Kayu Selem" Kemudian Pasek Kayu Putih Kayu Selem diberikan tempat hutan dengan pengiringnya 3000 orang. Diceritakan dahulu saat Ida Bang Manik Angkeran memerintah dan berkuasa di Bali berputera I Gusti Ngurah Penatih. I Gusti Ngurah Pinatih mengambil isteri puteri dari Ki Dukuh Suladri dari Talangu. Ketika Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan memerintah dengan bijaksana, kemudian didatangi oleh Ida Bang Manik Angkeran bersama puteranya I Gusti Ngurah Penatih hendak menyerahkan diri. Ida Dalem menerima dengan senang hati, seraya menempatkan I Gusti Ngurah Penatih di Badung dengan pengiring Warga Pasek Kayu Putih Kayu Selem. Setelah beberapa lama kemudian I Gusti Ngurah Penatih mempersunting puteri Ki Dukuh Suladri dari Talangu. Diceritakan I Gusti Ngurah Penatih diserang oleh "semut" yang dikutuk oleh Ki Dukuh Pahang Sakti, dan begitu juga Ida Pedanda Wayan Abian. Ida Pedanda Ketut Ngurah mengungsi ke Sanur (Rasanabiawung), dan mengadu kepadanya. Diceritakan I Gusti Ngurah Penatih menghadap kepada para Pedanda yang mengungsi ke Sanur (Rasanabiawung) yang diiringi oleh Warga Pasek Kayu Putih Kayu Selem sebayak 40 orang serta memberitahukan keadaannya diserang oleh semut, lalu beliau pindah ke Desa Rasanadesa serta Warga Pasek menghaturkan diri. Di situlah beliau mendirikan rumah desa bernama Belong Batanpoh. Dari Warga Pasek Kayu Putih Kayu Selem sebanyak 40 orang berkembang di desa itu. Dengan bertambahnya Warga Pasek Kayu Putih Kayu Selem maka dibuat/didirikan tempat pemujaan Kawitan cakal bakal beliau dari 3 desa kini disatukan. Untuk Desa Rasanadesa/Sanur, Desa Belong, Desa Batanpoh dibuatkan satu tempat pemujaan Kawitan cakal bakal. Hal ini tercantum ketentuan dan adat-istiadatnya dalam Prasasti Pasek Kayu Putih Kayu Selem dan Bandesa. Isi daripada Prasasti itu adalah mengenai hubungan kekeluargaan/lelintih, perkerabatan dan larangan-larangannya, ketentuan dalam melaksanakan upacara yadnya, ngaben, ketentuan yang berhak menyelesaikan upacara-upakara, dan kesetiaan terhadap diantara warga. Diceritakan pula wejangan-wejangan Ida Dalem, dalam pemerintahan di Bali, yaitu ; agar Ki Pasek memegang pemerintahan demi keamanan, ketentraman, kesejahteraan, serta kemakmuran Negara. I Rereh mencatat warganya baik yang berada ditempat desa asalnya maupun di luar desa. Seperti tercatat warga desa di barat jalan sebanyak 30 orang, di timur jalan sebanyak 29 orang dan warganya yang ada tinggal di luar, seperti Desa Serangan, di Buruan, di Suwung Dukuh, di Panjer, di Dampal, dan di Desa Bengkel. Dengan demikian Balian I Rereh menghimbau agar jangan melupakan pemujaan Kawitan cakal bakal yang berada di Desa Belong (Taman Sari). Kemudian di Desa Belong terjadi perpecahan akibat dari Desa Belong diperintah oleh puteranya yang ada di Sanur, maka menjadi bingung warga Belong, ada yang lari mengungsi ke Banjar Kaleran, ke Banjar Punggung, ke Mecutan, dan juga ada yang tetap tinggal di Sanur. Putera-putera Sang Mpu Aji Guru dari selir adalah ; I Pasek Gelgel, I Pangeran Tangkas, I Pasek Nongan, I Pasek Denpasar, I Pasek Toh Jiwa, dan Pasek Prateka. Putera beliau Sang Mpu Aji Guru dari isteri Prameswari ada 4 orang, yaitu ; I Pasek Pande Denpasar, I Pasek Batudinding, I Pasek Batubelig, I Pasek Bulit. Dan I Pasek Batudinding dijadikan anak angkat di Sraya. Diceritakan I Pasek Gelgel di Suwecalinggarsapura menurunkan I Mandesa, menurunkan I Pasek Gaduh, menurunkan I Ngukuhin, menurunkan I Kabayan. Dahulu kala Sang Mpu Kuturan pernah memberikan wejangan untuk membuat tempat pemujaan dan memberikan juga ajaran-ajaran kebatinan (kerohanian) yang diwarisi secara turun temurun. Sumber Referensi : Nama/Judul : Lontar Babad Pasek Kayu Putih Kayu Selem Nomor/Kode : Va 2261, Gedong Kirtya Singaraja Koleksi : I Balian Rereh Alamat : Banjar Belong, Desa Sanur, Denpasar. Bahasa : Jawa Kuna/Kawi Huruf : Bali Jumlah halaman : 11 lembar, lebar 4 cm dan panjang 50 cm. Ditulis : Ketut Kaler, Singaraja. Colophon/Tahun : -
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 2 ай бұрын
@madesuardika8657 Pasek Kayu Putih Kayu Selem kawitannya dari Sang Mpu Aji Guru dari Majapahit ke Bali tahun Saka /1352M. berstana di Pura Taman Sari, Banjar Belong, Desa Sanur, Denpasar (sebagai Pura Kawitan cakal bakal Warga Pasek Kayu Putih Kayu Selem dan Bandesa), diturunkan dari Mpu Arya Langon di Majapahit, diturunkan dari Mpu Patih Ulung/Mpu Dwijaksara, diturunkan dari Mpu Ketek, diturunkan dari Mpu Gnijaya.
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 2 ай бұрын
@madesuardika8657 Silsilah Keturunan Warga Kayu Putih ? Yang ada Babad Pasek Kayu Selem Kayu Putih dari Mpu Ketek (Mpu ke-1 dari Pasek Sanak Sapta Resi) dari Mpu Gnijaya. Silsilahnya mulai dari Mpu Ketek menurunkan 2 anak ; Sanghyang Pemacekan dan Arya Kepasekan. Dari Sanghyang Pemacekan menurunkan 2 anak ; Mpu Pemacekan dari Kadiri pergi ke Pasuruan lanjut ke Majapahit dan Ni Dewi Girinatha. Dari Arya Kepasekan menurunkan 2 anak ; Kiyayi Agung Pamacekan dan Ni Luh Pasek. Selanjutnya Mpu Pemacekan di Majapahit menurunkan 3 anak ; Ni Luh Ayu Ler, Mpu Jiwanatha, dan Arya Pemacekan. Selanjutnya Kiyayi Agung Pemacekan menurunkan 2 anak ; Kiyayi Pasek Gelgel, dan Kiyayi Pasek Denpasar. Dari Mpu Jiwanatha menurunkan Kiyayi Agung Padang Subadra. Dari Arya Pamacekan menurunkan 2 anak ; Ni Luh Pasek dan Kiyayi Agung Pamacekan. Kiyayi Agung Pamacekan menurunkan 2 anak ; Kiyayi Agung Pasek Subadra dan Kiyayi Pasek Toh Jiwa (berperanan pada Jaman Dalem Samprangan dan awal Dalem Gelgel). Dari Kiyayi Agung Pasek Subadra menurunkan 3 anak ; Pasek Subadra/Dukuh Suladri (berasrama di Tamanbali), Pasek Subrata, dan Pasek Kurubadra. Dari Kiyayi Pasek Toh Jiwa menurunkan 13 anak ; Pasek Toh Jiwa/Tabeng Wijang Kerajaan Gelgel, Pasek Tangun Titi, Pasek Penataan, Pasek Antasari, Pasek Alas Ukir, Pasek Lalanglinggah, Pasek Besang, Pasek Duda, Pasek Wanagiri, Pasek Medaan, Pasek Bantiran, Pasek Pupuan, dan Pasek Sanda. Dari Pasek Subadra/Dukuh Suladri di Tamanbali menurunkan 4 anak ; I Gede Pasek Sadri, Pasek Sadra/Dukuh Sakti Pahang, Ni Luh Sadri (menikah dgn Sri Angga Tirtha, Kesatriya Tirtha Arum), Luh Sadra (menikah dgn Dalem Di Madya/Dimade). Dari Pasek Subrata menurunkan 4 anak ; Pasek Subrata Bale Agung, De Pasek Sadra, De Pasek Tawing, dan De Pasek Mubutan. Dari Pasek Kurubadra menurunkan Pasek Padangrata di Padang Bay. Selanjutnya Pasek Subadra Bale Agung menurunkan De Pasek Subrata/Dukuh Sidawa, Gede Pasek Tulamben di Tulamben. Dari De Pasek Subrata/Dukuh Sidawa menurunkan 4 anak ; Wayan Sebetan, Made Desa, Wayan Tubuh, dan De Pasek Subrata (ikut pemberontakan IGusti Agung Maruti). Dari Pasek Sadra/Dukuh Sakti Pahang menurunkan 3 anak ; Ni Luh Pasek Sadri (menikah dgn Kiyayi Agung Anglurah Pinatih), De Pasek Pahang/Dukuh Titi Gantung (Ia yang memperlihatkan kesaktian dgn Anglurah Pinatih Kesiman), Pasek Sadri. Dukuh Titi Gantung/De Pasek Pahang menurunkan 4 anak ; Gurun De Pasek Sadra/Dukuh Sampaga, Gurun Made Sadri, Gurun Nyoman Sadriya, dan Dukuh Bukit Salulung. Dukuh Sampaga/Gurun De Pasek Sadra 2 anak ; Made Pacung Nangwi dan Pasek Munggu/Dukuh Sampagi. Mpu Ketek, menurunkan Patih Ulung, menurunkan Arya Langon, Arya Langon dgn isteri-1 menurunkan Mpu Aji Guru. Arya Langon dgn isteri-2 menurunkan 5 anak ; Pasek Gelgel, Pasek Denpasar, Pasek Nongan, Pasek Tohjiwa, dan Pasek Prateka. Mpu Aji Guru kawin dgn puteri Patih Pande Gandama di Majapahit. Mpu Aji Guru dengan isterinya datang ke Gelgel Bali bersama Pedanda Sakti menghadap Dalem Gelgel. Kebetulan pada sidang Raja Dalem Gelgel itu Mpu Aji Guru bernaung dibawah pohon Cempaka Putih dan isterinya bernaung dibawah pohon Cempaka Hitam. Oleh Dalem Gelgel, Mpu Aji Guru bersama isterinya diberi nama gelar Ida Pasek Kayu Putih dan Pasek Kayu Selem. Kedua Pasek inilah yang menurunkan Warga Pasek Kayu Putih Kayu Selem di Desa Delong/Belong Sanur dan Desa Batan Poh, akhirnya menyebar ke seluruh Bali. Sumber Referensi : Lontar Babad Pasek Kayu Putih Kayu Selem (Ida Mpu Aji Guru dan isteri), Koleksi : I Made Kanta, Alamat : Jeroan Tapean Klungkung Bali, Bahasa : Kawi, Huruf : Bali, Jumlah Halaman : 11 lembar Lontar bolak balik.
@samsungje5123
@samsungje5123 Жыл бұрын
babad dg sumber data tersier sama dg satua🙏
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Жыл бұрын
Bila sumber data Primer berupa "prasasti" belum ditemukan dalam suatu penelitian ilmiah, maka sumber data Sekunder/Tersier yang berupa "Babad" berupa Silsilah induk/babon/bapancanggah seseorang, atau sumber data Tersier yang berupa tinggalan Arkeologi berbentuk fisik candi/pura/nekara/petirtaan, dll. bisa digunakan sebagai rujukan sumber referensi penelitian ilmiah tentang sejarah seseorang atau warga/wangsa/dinasti.
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Жыл бұрын
Sang Kulputih/Mpu Sangkul Putih/Mpu Dwijaksara-I adalah keturunan putera ke-2 Mpu Gnijaya (bukan Bhatara Hyang Gnijaya yang menurunkan Panca Tirta/Panca Brahmana Pandita ; 1.Mpu Gnijaya, 2.Mpu Semeru, 3.Mpu Ghana, 4.Mpu Kuturan, dan 5.Mpu Bharadah) yaitu Mpu Kananda berparhyangan di Pura Lempuyang Luhur Kabupaten Karangasem, putera yang lainnya yaitu ; 1.Mpu Witadharma, 2.Mpu Sidhimantra Sakti, 3.Mpu Sang Kulputih/Empu Sang Kulpetak. Mpu Sang Kulputih sebagai pangemong/Juru Sapu Pura Besakih wafat tahun Saka 1111/1189M., tugas dan wewenang Mpu Sang Kulputih sebagai pangemong Pura Besakih diganti oleh Ida Bang Manik Angkeran putera Empu Sidhimantra/Mpu Bekung ditemukan dalam buku "Sejarah Bali Dari Jaman Bali Aga/Resi Markandeya Hingga Kemerdekaan" oleh Dra. Ni Made Sri Arwati, menjelaskan bahwa Pustaka Lontar Kusumadewa itu dibuat oleh Mpu Kuturan dan digubah oleh Mpu Sang Kulputih, dilanjutkan oleh Ida Bang Manik Angkeran putera Danghyang Sidhimantra/Mpu Bekung, Dra. Ni Made Sri Arwati menjelaskan bahwa Mpu Sang Kulputih tiba di Bali Pulau Dewata dari Jawa pada Tahun 1189 M/Isaka Warsa 1111 sejaman pemerintahan Raja Bali XVII Sri Arjaya Deng Jayaketana 1181-1200 M. dan sejaman dgn pemerintahan Raja Panjalu/Daha/Kadiri ke-IX Sri Kameswara-II/Raden Panji Inu/Hino Kertapati 1185-1193 M (putera Prabu Sri Kamesawara/Raden Panji Hino/Inu Kertapati 1182-1185M. yang menikah dgn Dyah Galuh Chandra Kirana puteri Raja-I Jenggala/Kahuripan Sri Smarakarma/Mapanji Garasakan/Lembu Peteng/adik tiri Lembu Amiluhur/Sri Semarawijaya yang bernama Sri Dyah Galuh Chandra Kirana (bukan Tahun 1335 M. dalam narasi konten youtuber ini). Dari Mpu Gnijaya menurunkan Mpu Kananda (Mpu ke-2 dari Pasek Sanak Sapta Resi), menurunkan Sang Kuladewa, menjadi Pandita/Pendeta bergelar Mpu Sweta Wijaya, menurunkan 3 anak ; 1)Sang Kulputih/Mpu Dwijaksara-I gelar Pendeta beliau. Beliaulah yang menyusun pegangan "seha" atau "anteban" buat para Pemangku di Bali. Pustaka Suci ini dinamai Pustaka Sang Kulputih. 2)Mpu Wira Sang Kulputih pergi ke Pasuruan, menurunkan Ni Luh Sorga dan Ki Dukuh Sorga pergi kembali ke Bali 1335M. yang menurunkan Para Pemangku Kulputih di Bali. 3)Ni Arya Swani (perempuan). Mpu Dwijaksara-II diturunkan dari Mpu Lampita, diturunkan dari Mpu Wiradharma, diturunkan dari Mpu Witadharma (Mpu ke-4 dari Pasek Sanak Sapta Resi), yang diturunkan dari Mpu Gnijaya di Lempuyang Madya, diturunkan dari Bhatara Hyang Gnijaya di Lempuyang Luhur/Puncak (menurunkan Panca Tirta/5 Mpu ; Mpu Semeru, Mpu Gnijaya, Mpu Ganha, Mpu Kuturan, Mpu Beradah). Bhatara Hyang Gnijaya putera ke-4 dari 8 Bhatara Hyang/BH "Asta Dewata" yang diturunkan dari Ida Hyang Pasupati/Ida Hyang Widhi Wasa yang bersthana di Gunung Mahameru/Himalaya di India, yaitu ; BH.Mahadewa di G.Agung, BH.Putrajaya di G.Agung, BH.Danuh di Ulun Danu G.Batur, BH.Gnijaya di G.Lempuyang Luhur, BH.Tumuwuh di G.Batukaru, BH.Manik Gumawang di Pejeng, BH.Manik Galang di Pejeng, BH.Tugu di Bukit Andakasa.
@alitahem9774
@alitahem9774 8 ай бұрын
Mpu kananda ayah mpu sidimantra? Mpu sidi mantra yg membelah bali dan jawa? Beneran? Bukannya ida anak nya mpu tantular? Yg menurunkan mpu semaranata, mpu penawasikan, mpu sidimantra, mpu kepakisan?
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 2 ай бұрын
@@alitahem9774 Mpu Sidimantra Sakti berbeda tokoh dgn Mpu Sidimantra/Mpu Bekung yang menurunkan Ida Bang Manik Angkeran. (beda tokoh, beda jaman, beda Leluhurnya)
@alitahem9774
@alitahem9774 2 ай бұрын
@@ngurahputra3018 di ats di jelaskan mpu sidimantra sakti/mpu bekung, kok 1 nama bisa beda jaman? Setahu saya mpu bekung hanya untuk ayah dang hyang manik angkeran
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Ай бұрын
@@alitahem9774 mungkin yang Anda maksud Mpu Bekung/Danghyang Sidimantra, putera dari Mpu Tantular, diturunkan dari Mpu Bahula dgn Dewi Diah Ratnamanggali puteri Mpu Kuturan dgn Si Calon Arang/Rangda Nateng Girah di Kadiri Jawa Timur ???
@iwmuliana771
@iwmuliana771 Жыл бұрын
Masukan min, Untuk meluruskan penjabaran tentang sejarah yg menyinggung Ki patih ulung, ( chek babad ki patih ulung) Ki patih ulung itu gelar yg diberikan oleh raja bali kuno terkahir Sritapa ulung kepada empu Jiwaksara pd saat dijadikan mahapatihnya. Sedangkan I gst A pasek gegel diberikan kepda Ki patih ulung oleh Raja majapahit melalui patih Gajah mada saat di angkatnya beliau menjadi Raja Bali saat terjadi kekosongan kekuasaan atas kalahnya Bali pimpinan Sritapahulung oleh majapahit krn tdk mau tunduk. (Sama halnya dg mahapatihnya Sri kresna kepakisan akan menggunakan gelar raja kepakisan juga dibalakngnya) Jadi kedepannya mohon lebih berhati hati dlm menjabarkan agar tdk simpang siur seolah mebelokan sejarah, carilah minimal 2 refresnsi agar lebih tepat, saat menyenggol babad tertentu. Matur suksma Slam Rahayu,,🙏
@KanalBaliJani
@KanalBaliJani Жыл бұрын
Admin tidak menyimpulkan, hanya menyampaikan apa adanya serperti buku yang dijadikan rujukan. Tidak sedikit buku yang mengadung data berbeda. Suksma. Salam rahayu🙏
@alitahem9774
@alitahem9774 8 ай бұрын
Bukan nya dalem kepakisan itu dlu nya adlah seorang brahmana? Slh satu guru patih gajahmana?
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Ай бұрын
@@alitahem9774 Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan Raja Adipati Majapahit untuk Bali dahulunya memang dari Warga Brahmana menjadi Kesatria Dalem, dari keturunan Mpu Bharada, menurunkan Mpu Bahula, menurunkan Mpu Tantular, menurunkan Danghyang Kepakisan, menurunkan Mpu Soma Kepakisan/Sri Soma Kepakisan (guru nabe Gajah Mada dan Bhagawanta/Pendeta Ratu-III Majapahit Sri Tribuwana Tunggadewi Diah Dewi Gitarja), Mpu Soma Kepakisan menurunkan 4 anak ; 1.Dalem Wayan Kepakisan/Dalem Adipatiraja Blambangan/Sri Aji Juru, 2.Dalem Made Kepakisan/Dalem Adipatiraja Pasuruan/Sri Aji Bimacili/Bima Sakti, 3.Dalem Nyoman Kepakisan/Dalem Adipatiraja Sumbawa/Sri Dewa Ayu Muter, dan 4.Dalem Ketut Adipatiraja Bali/Sri Aji Kresna Kepakisan beristana di Lingga Arsa Pura/Linggarsapura Samperangan (sekarang Desa Samplangan Gianyar)
@Adipati-u7k
@Adipati-u7k Жыл бұрын
Ini kok jalan munggu yg kelihatan di vidio
@roosofficial7114
@roosofficial7114 Жыл бұрын
Blm knl bumi bli
@KanalBaliJani
@KanalBaliJani Жыл бұрын
Sekali waktu jalan-jalanlah ke Bali. Terima kasih telah mampir ke Kanal Bali Jani.
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 11 ай бұрын
Warga Senggu di Bali adalah asal usulnya dari I Guto abdi pengiring dari Sang Kulputih/Mpu Dwijaksara/pemangku juru sapuh Pura Besakih Bali yang datang dari Jawa Timur pada Tahun Saka 1111/1189 Masehi yang kemudian diganti oleh Ida Bang Manik Angkeran putera Danghyang Sidimantra/Mpu Bekung (Ida Bang Manik Angkeran) yang datang terakhir ke Bali dari Jawa Timur pada Tahun Saka 1111/1189M. Sedangkan Sang Kulputih-II /I Kelik abdi Danghyang Wawu Rauh/Danghyang Nirartha, I Kelik keturunan dari Wong Bali Aga Bhujangga Waisnawa yang berleluhur Maharesi Markandeya diberi gelar Wangsa Sengguhu/Senggu juga oleh Ida Danghyang Nirartha.
@putubudiasa08
@putubudiasa08 Ай бұрын
Ngawur ne
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Ай бұрын
@@putubudiasa08 ane beneh/patut nike sane punapi nggih ??? Hehehe... 😁🤣😃😀
@putubudiasa08
@putubudiasa08 Ай бұрын
@@ngurahputra3018 coba cek di Besakih dije genah soroh senggune
@putubudiasa08
@putubudiasa08 Ай бұрын
Coba tes keturunan dangyang dwijendra muput di puncak payogan Jak Sabang daat jerokaryanin asagan tegeh ngih.yen kari nyeneng hebat ye
@ngurahputra3018
@ngurahputra3018 Ай бұрын
@@putubudiasa08 keturunan Danghyang Dwijendra/Nirartha, tidak boleh muput yadnya bila di Pura tsb. tidak ada Palinggih Padmasana ???
Pentingnya  Pengurip Tirtha Oleh Ida Pandita MPU Nabe Acarya Nanda . 3
23:56
Danghyang Kepakisan dan Warihnya di Bali
10:13
Kanal Bali Jani
Рет қаралды 24 М.
THEY made a RAINBOW M&M 🤩😳 LeoNata family #shorts
00:49
LeoNata Family
Рет қаралды 27 МЛН
Looks realistic #tiktok
00:22
Анастасия Тарасова
Рет қаралды 19 МЛН
OMG🤪 #tiktok #shorts #potapova_blog
00:50
Potapova_blog
Рет қаралды 18 МЛН
GAJAH MADA kuat banget! Majapahit berjaya! (Sejarah Indonesia)
20:40
Sunda Empire bukan Urang Sunda! - Budi Dalton Pt. 1 | Helmy Yahya Bicara
47:39
Perjalanan Hidup Kiayi Gusti Agung Pasek Gelgel
14:16
Kanal Bali Jani
Рет қаралды 3 М.
PARA DHARMIKA DI JALAN DHARMA | Melukat Bersama Hati Terasa Damai
20:32
Kiyai Kebon Tubuh Perintis Berdirinya Kerajaan Gelgel
10:40
Kanal Bali Jani
Рет қаралды 16 М.
RIWAYAT LELUHUR DAN KETURUNAN PANCA PANDITA
8:53
Kanal Bali Jani
Рет қаралды 4,1 М.
THEY made a RAINBOW M&M 🤩😳 LeoNata family #shorts
00:49
LeoNata Family
Рет қаралды 27 МЛН