Dalam kondisi kegelapan malam....... Kalau jaman sekarang kondisi kegelapan ilmu dan akhlak :(

Udah takdir bos

@@ArifArif-wr1qg klo orang bilang takdir berarti mereka benar semua tidak ada yang salah, harusnya kita masih boleh menilai siapa yang benar dan yg salah, yg benar kita teladani dan yg salah jangan diikuti🙏

Siapa kita bro...Meraka orang orang pilihan bisa khilaf...apalagi kita....di sana ada mereka yg sudah di jamin surga ....

Allahuma shollia 'ala sayyidina muhammad wa 'ala ali sayyidina muhammad

@edgargithfartejokusumo5886 versi cerita2 yg melenceng itu sprti apa bro?..

kalau sekarang berganti wahabi

Kadrun ​@@danungaja4182

Orang sekelas Aisyah kenapa bisa kena fitnah. Kenapa harus ada yg dikambinghitamkan

Aisyah memerangi Ali bin Abi Thalib,apa Dia juga diazab kelak?

​@@dweeyand7976Kau dan keluargamu yang bakal di adzab wahai Syi'ah

@@AhmadMalengga-gc8yj Aku Sunni ,kau ini yg bakal diazab wahai Wahabi

@@AhmadMalengga-gc8yj Aku pengikut Sunni,kau ini yg bakal diazab wahai Wahabi

@@AhmadMalengga-gc8yj Wahabi kepanasan diazab Allah kelak

Akhirnya banyak yang mati

Ada yg bilang demo dlm Islam dilarang

Betul aisyah itu bunda kita semua dan seorang ibu tidak akan keji pada anak anak nya

Syiah itu memuja keluarga Nabi. Ke 12 Imam Syiah adalah keluarga Nabi Muhammad SAW semua. Dari Imam Ali,Imam Hussein dsb.

​​​@@sembarangupload8644Tapi Aisyah bukan bagian dari Ahlul Bait karena Aisyah tidak memiliki ikatan darah dg Nabi. Fatimah binti Muhammad SAW,Ali bin Abi Thalib dan Putranya Hassan dan Hussein bin Ali lah yg merupakan Ahlul Bait penerus keturunan Nabi

Iya bro kalo sekarang yang suka membid'ah kan😂

Istri Nabi kok bisa kena hasut.

Bukan cepet emosian dikit perang, ya lu pikirin lagi deh klu kondisinya seperti itu, ???? Bisa mikir??? Ditengah malem gelap2an saat kedua kubu diserang oleh pasukan fitnah??? Dan semua sudah bereaksi terus lu bisa apa???? Terus lu bilang stop stop stop gitu???? Yg ada lu malah habis diserang pasukan fitnah....Kecuali yg perang pihak mereka berdua, baru bisa di stop, lah ini ada pihak ketiga yg menyerang kedua belah pihak...., Coba Lu Fikir????

Nenek moyang kita langganan diadu domba bang sm Belanda😂😂 gmn donk?? Emosian juga??

beda,tapi berkesinambungan

@@morningglory95 thanks

Waalaikum salam, muawiyah itu anaknya abu sufyan, abu sufyan itu salah satu musuh utama Rasulullah SAW, head to head, dia pemimpin kaum kafir quraisy pd perang uhud & khandak, ibu-nya muawiyah itu hindun yg memutilasi & memakan jantung Hamzah (Paman Nabi SAW) di perang uhud, mereka semua adalah "kaum thulaqa" (golongan yg diberi pengampunan/grasi saat fathu mekkah) masuk Islam krna terpaksa, lalu muawiyah memerangi Sayyidina Ali & Sayyidina Hassan utk merebut kursi kekhalifahan, setelah menjadi khalifah muawiyah "mewariskan" ke-khalifahan kpd anaknya: yazid l.a, yg kemudian yazid membantai Sayyidina Husain, semenjak itu kepemimpinan umat muslim berada dlm genggaman garis keturunan mereka yg notabene adalah musuh2 utama Rasulullah SAW & Ahlul Bait, hanya dlm tempo 50thn setelah Nabi SAW wafat, selanjutnya adalah sejarah..can you read beetwen the lines ???..

Memang ngaji ga cukup dr 1 tayangan aja mas❤

@@hxdad Berarti kau sudah ngaji Bab Perang Jamal? Seperti apa kisahnya? Ceritakan, kenapa Aisyah R.A mengumpulkan pasukan hanya untuk "mempertanyakan pembunuh Usman R.A?" Ceritakan jika memang kau tahu, apa seperti itu cara tabayyun dalam Islam? Jelaskan...

@@denbagoeschannel2628 alhamdulillah sedikitnya sudah mas. Jadi ini saya diminta menjelaskan? Tapi perasaan saya kok komennya agak high tension yak? Berasa anak madrasah dimarahin gurunya😅

@@hxdad Udah, jelaskan saja...gimana itu ceritanya Aisyah R.A kok bisa sampai mengumpulkan pasukan?

@@denbagoeschannel2628 cari tahu aja sendiri, males bgt

Abdullah bin Saba, pendiri syiah

Jadi menurutmu fakta yg benar seperti apa bro??

@@hendrayatidewi7212 bukan menurut gw bro, cb baca tarikh at-thabari, tarikh khulafa as-suyuthi, dan kitab2 sejarah lainnya.. yg pasti ga kaya dongeng buya ini yg tanpa rujukan, yg bilang Aisyah menghampiri Ali untuk islah/membantu.. Sedangkan fakta sejarah yg tercatat di kitab2 sejarah.. Aisyah, Thalhah, Zubair, para gubernur pecatan dan pasukannya berangkat dr Mekah ke Basrah, bukan sprti klaim buya ini yg mengatakan Aisyah menghampiri Ali yg berada di Madinah, justru mereka menjauh dr Madinah yg hnya berjarak 300km an dari Mekah, dan malah menuju Basrah yg berjarak 1.200km an, bersama pasukan perang berjumlah ribuan (bahkan ada yg menyatakan 10rb), melintasi ribuan km dgn kondisi gurun pasir yg mematikan..bayangkan biaya, logistik dan kordinasi yg harus mrka persiapkan, ini bukan seperti piknik ke dufan.. Lalu dgn fakta2 itu mencoba membangun alibi bahwa mau islah??? Tp menjauh dr orang yg mau diajak islah??? Islah dgn cara membangun pasukan utk menantang khalifah yg sah???..inikah yg dimaksud islah dlm Islam???....Alibi yg sangat lemah bagi orang2 yg berakal sehat...

@@Tengku.313 coba kutipkan isi kitabnya bro thabari sm suyuthi

@@hendrayatidewi7212 Klo punya keinginan buat dpt ilmu dan pengetahuan ya usaha bro, jgn mental kya bayi minta disusuin..gw kan uda kasih rujukan buat lo, tinggal lo aja baca sendiri, kalo emang kitab hardcopy nya terlalu mahal, kan banyak bertebaran yg softcopy nya, di marketplace aja banyak yg jual dgn harga murah..gw tambahin rujukannya satu lg nih: Al Bidayah Wan Nihayah - Ibnu Katsir..cari dan baca sendiri ttg perang jamal..

@@Tengku.313 Tujuan Aisyah, Thalhah, dan Zubair mendatangi Basrah bukan Madinah. Padahal bila ditilik jarak antara Mekah ke Madinah (tempat Ali berada/ ibu kota negara) lebih dekat daripada Mekah ke Basrah. Hal ini memperlihatkan bahwa Ummul Mukminin bertujuan untuk memerangi orang-orang yang langsung terlibat pada pembunuhan Utsman. Adapun melewati Madinah, beliau bermaksud mengajak kholifah Ali menggabungkan tentaranya guna memerangi para pemberontak itu (Saba’iyah). Maksud ini diketahui oleh para penentang yang telah menyusup di antara kelompok Ali dan kelompok Aisyah. Mereka khawatir bila kedua kelompok ini bertemu maka merekalah yang akan kena getahnya. Akhirnya malam sebelum tercetusnya perang Jamal, mereka mengadakan rundingan yang isinya seruan kepada anggotanya (Saba’iyah) untuk membuat kegaduhan di esok hari hingga tercetuslah perang tanpa memberi kesempata bagi kedua belah pihak untuk berpikir panjang (al Tabhari, Tarikh ar Rusul, jil IV lihat juga Saif al Dhabi, al Fitnah, hal 149, lihat juga kitab tartib wa tahdzib kitab al-Bidayah wa an-Nihayah).

Menengo cAngkemmu

Abdullah bin saba atau Ibnu sawda terkenal akan kemunafikan nya bahkan semenjak nabi hidup dialah yg semasa nabi hidup menyebarkan fitnah terhadap sayyidah aisyah bahwa aisyah telah berzina sehingga sampai turun wahyu surat annur ayat 31

@@msaifuddin3410 jos 😂

Kok Wahabi??? Syi'ah kali??

@@iam_nugraha9139 ah, sama aja ngeselinnya mrka

@@mukhtaryaser6009 beda bro kalo Wahabi mah paling cuma bilang bid'ah doang tapi kalo Syi'ah mah udh keterlaluan mereka mengkafirkan sahabat seperti abu bakar,Umar dll

@@iam_nugraha9139 intinya sama2 demen masukin org k dlm neraka bro 😂

@@mukhtaryaser6009 kayanya emang nyindir wahabi yang selalu bilang kembali ke Al-Quran dan Sunnah

Belajar lagi bro,

@@susamogus18 kamu yang belajar dulu kisah perang jamal supaya tahu jangan sok tahu

Tau dri mana?

Mungkin bahasanya buya yahya anda belum nangkap coba cari cerita perang jamal gaya bahasa nya ustadz lain yg lebih jelas bahasanya

Mentri keuangan Mekah siapa

Kau syiah tai kerjaan mu cuma mencanci maki syiah asu

Coba ajak beberapa sahabat yg ada di sekitar kita, atau ustadz yg cukup berilmu. Untuk membahas surat 66.yg di awal awal nya saja.

Sayidati Aisyah memang Salah tetapi Bertaubat .. Imam Ali juga tidak Ada satu riwayat pun yg menganggap sayidati Aisyah itu harus dilaknat .. Tidak seperti kebanyakan Orang2 syiah sekarang Yg melaknati Sayidah Aisyah . Sayidina Umar dan Sayidna Usman ... Wallahu alam

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada ‘Ali bahwasanya akan terjadi perkara antara dia dengan ‘Aisyah. Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Rafi’, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Ali bin Abi Thalib: إِنَّهُ سَيَكُونُ بَيْنَكَ وَبَيْنَ عَائِشَةَ أَمْرٌ، قَالَ: أَنَا يَا رَسُـولَ اللهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَأَنَا أَشْقَاهُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: لاَ، وَلَكِنْ إِذَا كَانَ ذَلِكَ؛ فَارْدُدْهَا إِلَى مَأْمَنِهَا. “Sesungguhnya akan terjadi perkara di antara engkau dengan ‘Aisyah.” Dia berkata, “Aku, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Betul.” Dia berkata, “Kalau begitu aku mencelakakan mereka wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi jika hal itu terjadi, maka kembalikanlah ia ke tempatnya yang aman.’” [3] Di antara dalil yang menunjukkan bahwa ‘Aisyah, Thalhah dan az-Zubair tidak pergi untuk melakukan peperangan akan tetapi untuk melakukan perdamaian di antara kaum muslimin adalah apa yang diriwayatkan oleh al-Hakim dari jalan Qais bin Abi Hazim, dia berkata: لَمَّا بَلَغَتْ عَـائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا دِيَـارَ بَنِيْ عَامِرٍ، نَبَحَتْ عَلَيْهَا الْكِلاَبُ، فَقَالَتْ: أَيُّ مَـاءٍ هَذَا؟ قَالُوْا: الْحَوْأَبُ. قَالَتْ: مَا أَظُنُّنِيْ إِلاَّ رَاجِعَةً. قَالَ لَهَا الزُّبَيْـرُ: لاَ بَعْدُ، تَقَدَّمِيْ، فَيَرَاكِ النَّاسُ، فَيُصْلِحُ اللهُ ذَاتَ بَيْنِهِمْ. فَقَالَتْ: مَا أَظُنُّنِيْ إِلاَّ رَاجِعَةً، سَمِعْتُ رَسُـوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: كَيْفَ بِإِحْدَاكُنَّ إِذَا نَبَحَتْهَا كِلاَبُ الْحَوْأَبِ. “Sesampainya ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma di perkampungan Bani ‘Amir, anjing-anjing menggonggong, lalu dia berkata, “Air apakah ini?” [4] Mereka berkata, “Al-Hau-ab.” Beliau berkata, “Aku kira aku harus kembali.” Az-Zubair berkata kepadanya, “Tidak nanti saja, teruslah maju, lalu orang-orang akan melihatmu sehingga Allah mendamaikan di antara mereka.” Beliau berkata, “Aku kira aku harus kembali, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apa yang terjadi pada salah seorang di antara kalian ketika anjing-anjing al-Hau-ab menggonggongnya?’”[5] Sementara dalam riwayat al-Bazzar dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada isteri-isterinya: أَيَّتُكُنَّ صَاحِبَةُ الْجَمَلِ اْلأَدْبَبِ، تَخْرُجُ حَتَّى تَنْبَحَهَا كِلاَبُ الْحَوْأَبِ، يُقْتَلُ عَنْ يَمِيْنِهَا وَعَنْ شِمَالِهَا قَتْلَى كَثِيْرَةٌ، وَتَنْجُو مِنْ بَعْدِ مَاكَادَتْ. “Siapakah di antara kalian yang memiliki unta dengan banyak bulu di mukanya, dia pergi sehingga anjing-anjing al-Hau-ab menggonggong, di sebelah kanannya dan sebelah kirinya banyak (orang) yang terbunuh, dan dia selamat padahal sebelumnya hampir saja (dia pun terbunuh).” [6] Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya ‘Aisyah tidak pergi untuk melakukan perang, beliau pergi hanya untuk melakukan perdamaian di antara kaum muslimin, dan beliau mengira bahwa kepergiannya itu mengandung kemaslahatan bagi kaum muslimin, kemudian setelah itu beliau sadar bahwa tidak keluar lebih utama, maka jika beliau mengingat kepergiannya itu, beliau menangis sehingga kerudungnya basah, dan demikianlah kebanyakan Salaf, mereka merasa menyesal atas peperangan yang mereka lakukan. Maka Thal-hah, az-Zubair dan ‘Ali pun merasa menyesal Radhiyallahu anhum.” Pada peristiwa perang Jamal sama sekali tidak ada niat dari mereka untuk melakukan peperangan, akan tetapi terjadinya peperangan bukan atas pilihan mereka. Karena ketika ‘Ali, Thalhah dan az-Zubair saling berkirim surat, mereka bermaksud untuk mengadakan kesepakatan damai. Jika mungkin, mereka akan meminta kepada para penebar fitnah untuk menyerahkan orang-orang yang telah membunuh ‘Utsman. ‘Ali sama sekali tidak ridha terhadap orang yang telah membunuh ‘Utsman, dia juga bukan orang yang membantu pembunuhan tersebut, sebagaimana ia bersumpah, “Demi Allah aku tidak membunuh ‘Utsman dan tidak mendukung pembunuhannya.” Sedangkan dia adalah orang yang berkata benar lagi jujur dalam sumpahnya. Kemudian para pembunuh takut jika ‘Ali bersepakat dengan mereka untuk menahan orang-orang yang telah membunuh ‘Utsman, lalu mereka membawa pasukan untuk menyerang Thalhah dan az-Zubair, sehingga Thalhah dan az-Zubair menyangka bahwa ‘Ali telah menyerangnya. Kemudian mereka membawa pasukan untuk melakukan pertahanan sehingga ‘Ali menyangka bahwa mereka telah menyerangnya, sehingga beliau pun melakukan pertahanan. Akhirnya terjadilah fitnah (peperangan) bukan atas keinginan mereka. Sedangkan ‘Aisyah hanya menunggangi unta dan tidak ikut dalam peperangan, juga tidak memerintah untuk melakukan peperangan. Demikianlah yang diungkapkan oleh lebih dari satu orang ulama dan ahli khabar.[7] [Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Wallahu alam bishowab

Duhai mas e. Saya dulu pernah denger pas di jaman nabi itu orang syiah itu suka maling ya