Aku kasih saran aja buat indah g. don't do stupid things, don't buy stupid stuff, and most important is " don't pretend to be smart one". Indah G

Indah G always Said “indonesian people” “those Indonesian people” Cinta Laura always Said “People in ‘our’ Country”, “ we are Indonesian”

ini mirip tante kaya, yang berkunjung ke rumah ponakan miskin, trus komentar sana sini. "memaksakan konteks, tanpa memahaminya"

Gw pesntren 6 tahun dan fyi, setiap pondok tahfidz itu udh pasti ada pelajaran bahasa arab dan ngobrol shari2 pun pake bahasa arab, ketika ada kosakata b arab yg udh dipelajari tp ga dipake, lo bakal dihukum. Gw hafal 15 juz dan setiap gw lupa, gw ingetin baris dan potonganarti2nya dalam b indo, temen2 gw dulu pun juga gitu. Justru pelajaran b arab itu dipondok pesantren keras. Makanya do research sebelum komen. Biar gampang disuruh2 gimana maksudnya??? Maksud lo isi Qur’an itu jelek makanya disuruh ngapalin doang ga diajarin artinya? Aduh research dulu dong Hal yg bikin gw kecewa berat sm Cinta adalah dia pintar tp kali ini kok ga research dulu? Dan Indah lo kalo islamophobic ya islamophobic aja, gausah sok berlindung dibalik kata “aduch maap bgt yachh” Indah yg liberal emang berseberangan sm Islam

Indah was trying to blame Indonesians' lack of critical thinking due to emphasis on memorizing the Quran. Then (after a burb by the host that's quite disrespectful to the guest), Cinta cited a study that memorizing a language you don't understand decreases IQ. Then she suggested Muslims to learn the Arabic language first before memorizing the Quran. Here's the thing. First of all, lay-Muslims memorize some chapters of the Quran to perform the daily prayers (salat). This is because we do not perform our prayers in languages other than the original Quranic Arabic. A major reason for this is to preserve the Quran in its original form, so it doesn't follow the fates of some other scriptures that end up having many different versions, due to centuries of translations. And Muslims learn the technical aspects and, more importantly, the discipline to perform prayers since they were young. So if it were between decreasing IQ and lack of salvation in the afterlife, true Muslims will choose the latter. It is our religious right, as stated in western progressive liberal views. Secondly, if we were going to cite any studies, do realize that any point of view can have a study that supports it. For instance, we can also cite a study that claims memorizing the Quran actually enhances academic performances. Here is one study: apjee.usm.my/APJEE_37_1_2022/apjee37012022_9.pdf Thirdly, if you suggest that Indonesian Muslims should learn Arabic then study the Quran, this is the methodology at many pesantren schools. They learn Arabic language full on, including grammars, semantics and literature styles to get the full "nuances" of the languages. Yes, many pesantrens are very traditionalist, rather feudalistic and doesn't encourage critical thinking. But many OTHER pesantrens that teach modern sciences and social sciences, engage in philosophical discourses, and produce original thoughts that balance western modern thinking and Islamic / local wisdoms. Personalities that represent pesantren-style critical thinkers are Guru Gembul (a master of dialectics) and Ustad Salim A Fillah (a master of Indonesian cultural history). I think it's time Indah to come out of her comfort zone and try to engage those who can think critically, but from a non-western point of view. And lastly, one of the local wisdoms that she can embrace a bit more is 'adab'. Burping for comedic purposes when a guest was conveying a serious message that requires a lot of thought effort is just bad taste. Just being brutally honest, as she said..

I think Cinta has one of the best character development as a famous person (which also growing up famous). She sounds very well educated without being a snob (i.e.: explaining about how we’ll sound like the colonist when we force our “forward” point of view, she’s aware the value of local wisdom)

Menjelek-jelekkan bahasa dan orang Indonesia dengan memakai bahasa yang sebagian besar orang Indonesia gak paham, what a jerk.

Saran aja, kl niatnya emang mau mengedukasi orang Indonesia, banyakin bahasa Indonesianya dong. Kl bicara pake data, jangan asumsi. Data pun disesuaikan dg konteks, jangan asal comot sana sini. Perspektifnya hrus berimbang. Jangan bias. Jangan lupa tetap hormati keyakinan orang lain, jangan sombong hanya pake bahasa Inggris. English has nothing to do with critical thinking skills.

Anak linguistik entah mau gimana menyikapi pernyataan mba ini kalau kosakata bahasa Indonesia dikatain miskin. Cuma bisa senyum senyum. Semoga hari hari kita baik. God bless

bahasa yang anda bilang miskin kosa kata itu menyatukan 718 (atau mungkin lebih) bahasa daerah, jadi salah satu bahasa yang gender neutral, dan bahasa yang gampang dibaca (apa yang ditulis, itu yang dibaca). Yang miskin adalah kemampuan anda sebagai penutur bahasa.

mari kita report agar bangsa ini damai, sgt tidak toleransi "ORANG YG BERPENDIDIKAN BELUM TENTU BERADAB"

Ibarat kata tukang cilok ngomongin gimana caranya membuat pesawat terbang, seperti biasa ini adalah obrolan di warung tempat tukang ngerumpi

Cinta is more mature, humble and wise with her point of view. She didn’t look down on Indonesian people, culture or so. She is damn smart!

Anying.... Yg lg belajar ampe madinah atau univ islam aja blm tentu berani bicara sok tahu soal kitab suci Ini yg ga punya kapasitas apapun dalam agama coba2 bicara soal kitab suci 😑

Hai Cinta dan Indah... Bicara tentang critical thinking, jangan sampai lupa kalau humble itu juga perlu saat kita berpikir soal critical and analytical thinking. Saat kita membahas soal pemikiran kritis dan analitis, jangan sampai lupa kalo kita sendiri manusia, ada bbrp keterbatasan yg mungkin blm kita ketahui. Dan saat kita ngga menyadari keterbatasan kita, lalu kita merasa sedang sangat pantas bicara soal critical thinking dibanding kumpulan orang yang jumlahnya banyak. Jelas ada miss nya. Ada beberapa hal yang kalo kalian bahas di sini bakal menarik sebagian orang yang ngga kalah kritis dan analitis dibanding kalian yg akan berpikir "yah ngomongjn itu, ya berarti kamu yg blm kritis/analitis mikirnya, belum tau sisi2 lain dari yg kalian omongin". Critical thinking, luas kan... Masing2 punya pengetahuan dan keterbatasan yg lebih dari orang lain. Apalagi kalo kalian berbicara soal apa yg bukan bidang kalian, kalian akkan cenderung berpikir secara superfisial dan menggeneralisasi. Saat bahas soal Indonesia, saya setuju kalo bahasa Indonesia lebih miskin dari bahasa Inggris, apalagi Arab. Tapi itu intentional. Jadi kalo buat disambungin ke lazy, rada superfisial ya mikirnya... Convenient yes, tapi kalo pakai kata lazy, mari berpikir kritis apakah penggunaan kata itu tepat sampai2 harusnya bahasa Indonesia lebih dikompleksin lagi supaya ngga dianggap alasannya lazy? Bahasa Indonesia memang dibuat simpel ada alasannya, bahasa daerah kita banyak banget dan kompleks, secara kita kepulauan juga. Bahkan bahasa Jawa kaya banget, untuk satu kata bahasa Indonesia bisa ada banyak kata berbeda di bahasa Jawa (misalnya tibo, ceblok, nggeblak, rutuh, lugur, njungkel, njlungup, dll), jadi kadang orang Indonesia bisa mencampurkan bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya untuk memperjelas gambaran yg diceritakan, dan bahasa serapan atau penggunaan kata dari bahasa asing itu juga digunakan dalam bahasa Indonesia untuk memberi kemudahan dan memperluas penggunaannya (dalam percakapan maupun tertulis pakai italic). Tiap negara punya situasinya masing2, jadi perbedaan itu pasti. Dan perbedaan itu natural, sulit untuk bilang yang terbaik krn tergantung dari situasinya masing2. Bahasa Inggris seluas itu juga ada alasannya. Banyak kata serapan bahasa Inggris yang diambil dari bahasa lain. Lalu penggunaan bahasa Inggris diperluas oleh banyak pihak, ada penjajahan juga di antaranya. Dan karena penggunaannya meluas, serapannya makin banyak (di bidang medis contohnya, banyak banget kata yg merupakan serapan dari bahasa lain, yang jelas aja jadi ada karena bahasa Inggris dipakai secara luas di dunia dipakai berapa banyak orang dan peneliti yg butuh mendiskripsikan sesuatu itu). Wajar seluas itu, terlalu berlebihan kalau bahasa Indonesia (negara kepulauan) dibandingkan dengan bahasa Inggris dan Arab yang digunakan bbrp negara, lalu disebut lazy cm karena lebih miskin, pdhl ada alasannya yg kayanya berlebihan ya penggunaan kata lazy, superfisial banget sih, bukan menggambarkan orang yg kritis dan analitik. Pakai aja kata convenient karena alasan blablabla... Kalo mau ngebandingin gitu dan memberi label krn kemiskinan bahasanya, bandingin Inggris dan Arab juga deh kalo gitu, cmiiw Arab lebih kaya bukan (salah satu yg bikin saya berspekulasi itu alasan Al Quran ngga bisa diedarkan dengan bahasa lain kecuali harus ada Arab nya juga, sama kaya kalian bahas nuance yg ngga bisa kita pakai 1 kata dari bahasa Indonesia aja untuk ngartiin di setiap konteks yg berbeda)? Pdhl root bahasanya lebih jelas, sedangkan Inggris dari banyak serapan bahasa asing lainnya, cmiiw sekali lagi. Kayanya itu lebih pantes dibandingin deh daripada sama bahasa Indonesia. Terus orang Arab mau nyambungin itu sama lazy nya orang2 berbahasa Inggris? Kan engga. Tetep ada alasannya juga kenapa bahasa Inggris lebih miskin dari Arab yg ngga bisa disambungin sama lebih lazy atau apa. Sekali lagi, kalo mau diukil bahasanya orang Indonesia, waduh banyak banget, bervariasi banget, dan ada yg kompleks banget. Aku pikir orang2 yang mau belajar bahasa daerah tempat dia tinggal dan tempat dia lahir lalu juga menggunakan bahasa Indonesia bukan orang yang malas, dan orang2 kaya gitu ngga sedikit di Indonesia loh... Itu salah satu alasan kenapa bahasa Indonesia nya sendiri "miskin" dan suka mencampurkan bahasa lain dalam penggunaannya. Masalah bahas agama juga gitu. Yuk pakai critical thinking. Apakah pengetahuan kita udah sedalam itu sampai punya kapasitas untuk bahas itu? Negara kita luas, secara kritis harusnya kita tau kalau judgement kita terlalu superfisial. Kecuali kalo penyampaiannya mau dikerucutkan ya... Semoga kalian kalo baca komen2 tidak secara otomatis berpikir kalo kami ngga kritis untuk ada yg ngga setuju sama kalian yaa...

Indah Gunawan grew up as a third-culture kid going to international schools in Jakarta, Indonesia, and then moved to Los Angeles, CA on an international student visa to pursue her undergraduate studies at Loyola Marymount University-all of which she writes about in her debut novel Transient: The Bridge Between Worlds. She is classically trained in singing, spent ten years in choir, and plays the flute and piano.

dalam hati indah: "gila pinter banget gue" lol 🤣 my maid is also fluent in English. Just because you speak fluent English doesn't mean you're right or smart

Kalo kurang pahan dalam 1 ilmu, jangan di bahan terlalu dalam. Jadi kesan nya kamu mempertontonkan kebodohmu sendiri 😇

Ingat cinta dan kamu indah, bicara negara indonesia, berarti bicara bgmn indonesia itu merdeka karena orang2 beragama, baik muslim atau yg lainnya. Dan sebagian besar mrk adalah muslim yg hapal dan paham Al Quran. Kalian, kita semua menikmati hasil dari kecerdasan mrk menggabungkan agama dlm kehidupan berbangsa dan bernegara...

anjirr sumpah gua ngga tau siapa mba2 ini, dia cuma mba2 Indonesia biasa yg pengen keliatan keren karena ngomong pke bahasa inggris, ehh mba udh banyak orang indo yg jago bahasa inggris dan mereka biasa aja ngga se heboh elu 😂😂

Yang sayakurang setuju di podcast ini pas bagian tentang pesantren yang mengharuskan menghapal Al-Qur'an, tolong cari tahu dulu mba, pesantren or sekolah islam banyak dan programnya beda2, mereka ga cuma menghapal saja tapi mereka belajar makna dan tafsir nya, jangn menjudge dulu. Pemuka agama selain islam juga kan harus hapal kitab isinya juga dan tafsirannya 😊... Kalo mau gitu tolong jangan terlalu spesifik juga😊 cari tahu dulu, lalu di pahami... Saran saya Mending bagian ini di cut,, Satu lagi sama kosa kata bahasa Indonesia sedikit? Mba nya mending ke perpustakan negara dan cari buku kosakata indonesia, tebel. Ga menurut mba? Tolong lebih bijaksana dan belajar lagi jadi host mba,,🙏

Estimasi total kosakata tiap bahasa: - Bhs Inggris: 600K-1M - Bhs Arab: 4M-12M - Bhs Indonesia: 130K-160K Kalau mau adil, jika ingin bicara dgn Eloquent & kosa kata yg luas, mengapa tak memilih bhs Arab? Bukannya menghakimi, dalam konteks bijaksana, bisa dipertanyakan mengapa Indah sbg WNI memilih bhs Inggris di hadapan audiens Indonesia yg kemungkinan besar menunjukkan motif superioritas si Indah dengan memanfaatkan inferiority complex di Indonesia & superiority complex di barat. Penghormatan pada tiap bahasa Itu penting baik bhs Indonesia sbg bhs pemersatu suku2 atau bhs Inggris sbg bhs global tuk meningkatkan karir serta akses informasi, Semoga kedepannya lebih baik & sopan lagi.

Si paling open minded tapi sebenernya katak dalam tempurung. Yg satu liberal, yg satu asal omong doang. Mantull

Dengan segala keterbatasannya Bahasa Indonesia itu menyatukan..kalau nggak ada bahasa Indonesia orang dari Aceh sampai Papua nggak bisa komunikasi satu sama lain..dan sekarang bahasa Indonesia diakui sebagai salah satu bahasa resmi Unesco.. jangan pakai fikiran yang dangkal

‘Nuanced’ actually translates to ‘bernuansa’, which I think is still commonly heard of. I agree that the Indonesian language lack vocabularies in comparison to some others, and I think the cause is because of how the language was developed and is used. For one, I notice that more formal use of the language and also intellectual works has a lot of vocabularies that the regular Indonesian just isn’t familiar with (I know this is true for all languages but hear me out). Historically, Indonesia as a nation has only been recently formed, wherein its birth is basically a fusion of adjacent colonies with obviously different ethnicities and cultures. Even though the colonization blended the nation to an extent, each area still has their own culture including language. When the nation came to be, they agreed to a unified language as kind of the ‘lingua franca’. Even today you can still clearly see that different parts use their own language for everyday use (Bahasa Daerah). What’s interesting is that lots of these languages have vocabularies that can’t be translated to other ‘daerah’ and also the Indonesian language. Because people still mostly converse in their languages and not the formal Indonesian for every day use (not counting professional or other context), I’d say development of the Indonesian language is ‘stunted’. In conclusion, it’s not that the Indonesian language is inherently less sophisticated, but that culture plays a part in shaping how it is used. Sorry for the long and unnecessary comment but I somehow felt the need to voice my opinion on the topic😬

Cinta laura jadi keliatan mature banget disini cara berpikirnya.. very wise, well spoken, ngga menggebu2 kaya dlu

Where do you live right now, guys?

I like this podcast so far. I could learn many things from only watching this video. I would definitely continue watching this podcast again. But after I continue my work. Bye y'all. I'll be right back really soon!

Kudos to Cinta Laura karena dia bisa menunjukkan opininya yang valuable tanpa terkesan being a PICK ME girl

Wah benar sekali kata mbak indah kalau kami umat islam mudah di atur,,karena menurut kami hidup harus ada aturan agar kami selalu berhati² dalam segala apa yang akan kita lakukan, karena hanya HEWAN DAN ORANG GILA saja yg tidak bisa dan tidak mau di atur. Tentang kebaikan bagi gw itu relatif. Tak kasih contoh yg simple² aja biar mbak ber dua ngerti. Kemarin ada pencuri kue untuk lebaran,bagi semua orang itu tidak baik,tapi bagi mereka itu baik karena dia tak punya uang untuk beli kue buat keluarganya. Contoh lagi biar mbak semakin cerdas. Tengok pakaian mbak cinta laura yang seperti itu sebagian orang menganggap nya tidak baik,tapi sebagian orang menganggap itu baik karena itu trend dan gaya beliau. Sekarang anda tau tentang pandangan perilaku baik dan tidak baik? Hehehe janganlah semua hanya berdasarkan asumsi. Mungkin itu baik bagi anda tapi belum tentu baik buat sebagian orang. Dari sini semoga mbak faham. Okeee... Tuhan melindungi Anda Salam hangat dari kami yg sedang kalian bahas.. By Moslem Indonesia ❤

Mindfulness itu di Cambridge dictionary penjelasannya itu "the practice of being aware of your body, mind, and feelings in the present moment, thought to create a feeling of calm" mendeskripsikan tentang latihan meditasi semacamnya 🤔 klo awareness itu kesadaran kata cinta laura. mindfulness itu berarti antara olah rasa atau perenungan . Untuk lebih tepatnya tanya ahli, tapi ada 😅🤣

I think 'mindfulness' in Bahasa we say it as "penuh pertimbangan". Correct me if I'm wrong.

Lama lama ini akun omonganya gak bisa dijaga ya 1. Dulu pake bendera LGBT yang padahal indonesia anti LGBT 2. Kemaren mengatakan kosa kata indonesia terlalu sedikit 3. Sekarang mengkritik orang menghafal Al-Quran Udah kelewatan ini orang, saya sebenarnya membiarkan apa yang dia lakukan Tapi sekarang dia membahas orang yang menghafal AlQuran, ya mohon maaf ya, lebih baik kamu masuk islam dulu trus riset dulu baru komen Ibaratnya indah G itu orang yang tak paham agama islam tapi ikut komentar terhadap sesuatu yang jelas jelas dia tidak paham Kalau agama dia diginiin gimana ya perasaanya Saya termasuk yang menjunjung tinggi perbedaan Tapi kalau pernyataan dia kaya gini Mendingan diam aja Gak usah ngomong, daripada nambah haters

Jangan dipaksakan membahas tentang Al-quran dan hafalan apabila dirimu tidak pernah melakukannya. Saya miris mendengar percakapan ini. Alasan kenapa anak-anak diharapkan bisa menghafal Al-quran agar dia mempermudah mereka dalam bacaan shalat. Apabila anak-anak paham dengan artinya, mereka akan menangis ketika melatunkannya dengan irama yg sangat luar biasa merdu dan bagusnya. Hafalan Al-quran itu juga menambahkan nilai ibadah sebagai bentuk kita cinta kita ke Allah swt. Seandainya kamu tau kalo manusia diciptakan itu untuk ibadah, tentunya kamu tidak akan membahas yg tidak pernah kamu lakukan baik itu dalam pendidikan formal dan informal. Moderate boleh, tapi tolong berkaitan dengan yg pernah dilakukan. Saya rasa pendapat cinta laura masih kategori dia belajar secara perlahan karena cara menjawabnya tidak menjatuhkan pendidikan yg ada yg fokus ke agama atau mengutamakan agama. Terima kasih

Bahasa Indonesia termasuk tupe bahasa sintetik dimana kata dasar bisa dirubah menjadi demikian banyak lema bermakna bari melalui penambahan afiksasi, baik yang sederhana maupun kompleks. Dua kata dasar juga bisa digabung menjadi makna baru (semisal matahari, matakaki, mataair, dsb). Bahkan kata gabungan itu pun bisa diberi afiksasi lagi yang membuat lema bahasa Indonesia sebenarnya bisa dikembangkan menjadi sedemikian banyak kosakata. Jadi sebenarnya tidak perlu cemas dengan Bahasa Indonesia. Karena Ia sebenarnya cukup kaya dan bahkan sangat fleksibel jika dibandingkan dengan bahasa lain seperti bahas Inggris atau Arab yang berjenis bahasa analitik.

Tidak ada bahasa di dunia ini yang miskin kosa kata. Tapi, kita sebagai manusia yang malas untuk memperluas pengetahuan. Kita sebagai manusia yang tidak mau mencari tahu lebih jauh mengenai suatu ilmu. Jadi, lebih baik bahaslah apa yang kamu pahami dan kuasai. Bukan apa yang menurutmu keren. Karena, ketika kamu membahas sesuatu yang tidak kamu pahami, disitulah semua orang akan tahu bagaimana kualitasmu.

Saya amat yakin "nona" ini belum membaca KBBI secara utuh 😅

Ga suka banget, orang yang belum paham tentang Islam tapi sok komentarin tentang menghafal Al-Qur'an. Kalau aja mereka tau prosesnya berat dijalanin, mereka bakal bungkam omongan sendiri... Sayang, mereka gatau betapa beratnya pejuangan penghafal Al-Qur'an demi menjadi keluarga-Nya Allah di surga

Mereka mendiskreditkan Indonesia, tapi mereka mengais rejeki di Indonesia. Ingin keihatan pintar dan di akui pintar.

Ini mbak yang kalau ngomong inggris lancar seperti bule. Kalo ngomong basa indo. Keliatan medok jawa. Yang kuliah di US di Loyola marymont university. Kan ya?

Indah adalah potret anak jaman sekarang yang pengen keliatan pinter dengan pake bahas inggris

The way they talk : Cinta : 📈📉📈📉📈📈📉 Indah : ----------

This podcast is designed only for Indonesians who understand English as for the rest of us we have been officially disqualified for the lack of bahasa Inggris. Our society has a long way to go for critical thinking mode whereas other developed countries have perfected the art of doing it. Our culture lebih sopan and menghormati sesama especially to the eldest and we have over 13000 islands with different locals and dialects where they perceived critical thinking as being disrespectful and arrogant especially to the eldest. So whenever I come to Indonesia I tone it down or muting it out of respect!

I'd like to say to both of you that there are some levels of the people who learns Qur'an and please don't generalize all the people. For example: - people who can just read. - people who read and memorize some or all. - people who can read, understand the language, feel the beauty of the Qur'an language, memorize some or all. - people who can read, understand the language, feel the beauty of the language, understand the tafsir and memorize some or all. - the last: people who can read, understand the language, feel the beauty, understand the tafsir, memorize all, and implement the Quran in their life. Please don't judge the people who can just read or memorize some as it is part of learning as well and we hope that they can improve. Nevertheless, memorizing some part of Qur'an is compulsory for muslim because we must read some Surah when we perform Shalat/ prayer.

Dia gak tau gimana majunya Daulah Abbasiyah di saat Barat masih di abad kegelapan. Memisahkan agama dan negara, tidak serta merta membuat negara itu maju, pun sebaliknya CMIIW

There is no lack of vocabulary in Indonesian. For linguists, Bahasa Indonesia is highly regarded as an effective and elegant language. You can be as specific as you want, but you can also be as efficient as you want. They often criticize other languages for having some features that are unnecessarily complex; such as tenses, plurals, or even gender rules. If you look at it the other way around, Bahasa Indonesia have so many words that is not directly translatable to other language, just how it should be. For language is a product of culture and environment. The real problem with Bahasa Indonesia is this: Because of its flexibility and multi-culturalism surrounding it, it became really hard to standardize. Hence not many people are articulate with the language. If you try to use it properly, people will judge you, which actually is the point you're trying to say in the first place.

Over all is good. Educational in the beginning, Controversial at the end. Good job, its purpose only for veiwer, follower, and subscriber only👏

seneng banget dengerin podcast ini , good conversation buat cinta dan indah. menambah wawasan banget. 2 jam aku nonton sampe habis. next undang maudy ayunda juga dong ^^

Ini konsepnya mau sok nyantai moderatornya, sayang FAILED. kamu terlihat RAKUS DAN TIDAK MENGHARGAI NARA SUMBER.

In here, Bahasa and Indonesians are overly criticized. Before doing this, Indah should do her home work in digging Bahasa and Indonesia's history deeper. To criticize was way much easier than to try to be part to build this nation. Indah, you are an influencer for god's sake! Be mindful of what you're doing!

Well nice talks, mengapa tidak kita sebagai manusia saling menghargai dan hormati sj bagimana cara org berfikir tanpa ada paksaan harus percaya atau tdk. Just be human. Then we'll be happy as what it is suppose to be ..

Emang berapa tahun sih tinggal di luar negeri ? Om gw yg separuh hidupnya di australia aja, gak gini gini bgt, indonesianya masih lancar

Kalau g ngerti tentang islam, g usah bawa2 agama, menghafal al-qur'an tidak hanya sekedar menghafal perlu memahami isi dan maknanya juga, tidak sekedar menghafal😊

Tujuan dibuatnya bahasa Indonesia itu sendiri adalah untuk mempersatukan bangsa yang terdiri dari ribuan suku dengan bahasa masing-masing yang berbeda satu sama lain, jadi bahasa pemersatunya haruslah sederhana. Dengan demikian, bahasa Indonesia is already served its purpose. Kalau mau bahasa yang lebih kompleks, cek bahasa daerah. Jawa dulu deh, secara literal sampi ada dua bahasa berbeda untuk bicara dengan orang tua atau kawan sebaya.

Mba, saya ini orang bodoh tapi mau belajar. Boleh tolong sediakan terjemahan Bahasa Indonesia nya ga? Terima kasih

Love👏🏼this podcast.

Bahasa Indonesia itu baru ada saat Indonesia merdeka. Jadi, usianya kurang lebih 79 tahun (ada sejumlah 100rb-an kosa kata Bahasa Indonesia sejauh ini). Bandingkan dengan Bahasa Inggris yang sudah ada lebih dari 1 milenium (dan punya 1 juta kosa kata sejauh ini) dan Bahasa Arab yang sudah ada lebih dari 2 milenium (dan punya 12 juta kosa kata sejauh ini. Bahasa Indonesia (dalam konteks formal sesuai KBBI) sebenarnya bukan miskin kosa kata, tapi, lebih karena usia Bahasa Indonesia yang masih terlalu muda (satu abad saja belum nyampe), sehingga pernyataan bahwa, Bahasa Indonesia miskin kosa kata menjadi tidak rasional. Selain itu, proses entry kosa kata Bahasa Indonesia ke dalam data base KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) baru kurang lebih satu dekade ini dilakukan secara inklusif melibatkan publik. Sebelumnya, Badan Bahasa Indonesia (bagian dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) melakukan entry kosa kata secara eksklusif tanpa melibatkan publik. Hal ini menjadi salah satu alasan lain kenapa perkembangan leksikon (kosa kata) Bahasa Indonesia sangat lambat yang akibatnya menjadi sangat sedikit. Berita menggembirkan lainnya lagi, entry kosa kata Bahasa Indonesia saat ini mulai terbuka terhadap perkembangan Melayu Kreol yang jauh lebih dinamis dan kaya. Justru leksikon Melayu Kreol yang jauh lebih kaya menjadi salah satu penyumbang entry kosa kata Bahasa Indonesia di KBBI. Melayu Kreaol ini berkembang pesat di Indonesia karena pertemuan ragam bahasa daerah dan bahasa-bahasa pedagang saat zaman kerajaan dan kolonial. Mislanya, bahasa-bahasa kreol di Indonesia Timur yang memunculkan banyak dialek baru karena pertemuan Bahasa Indonesia, Bahasa Portugis, Bahasa Melayu, bahasa daerah setempat, dan Bahasa Belanda. Semulanya hanya bahasa Pijin (bahasa yang digunakan dalam konteks perdagangan zaman dahulu) kemudian bertransformasi menjadi bahasa kreol. Selain Melayu Kreol ada juga kosa kata bahasa gaul yang belakangan mulai dijadikan salah satu sumber entry kosa kata Bahasa Indonesia. Misalnya, galau, ambis, ambyar, cie, bokap, dan banyak lagi. Kata-kata bahasa gaul tersebut sekarang sudah bisa digunakan dalam Bahasa Indonesia formal. Sebagai negara dengan lebih dari 700-an bahasa daerah, memiliki Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi adalah salah satu pencapaian yang layak dihormati. Sulit rasanya membayangkan negara dengan ratusan bahasa daerah bisa survive lebih dari 70-an tahun tanpa lingua franca yang proper. Bahasa Indonesia masih akan terus menambah kosa katanya, karena demikian naturnya bahasa. Selama penuturnya masih ada, upaya preservasi bahasanya masih terus dilakukan, maka selama itu pula sebuah bahasa akan tumbuh dan berkembang. Bahasa Indonesia formal juga bukan bahasa pergaulan karena sifatnya hanya jadi lingua franca, sehingga menjadi simpel. Ini juga yang membuat perkembangannya menjadi lambat. Kalau Indah G menggunakan google translate, maka Bahasa Indonesianya menjadi formal dan tidak cocok untuk pergaulan, karena tidak efektif dan kaku dalam mengekspresikan konteks atau emosi. Yang membuat Bahasa Indonesia menjadi sulit adalah karena bahasa tutur dan bahasa formalnya berbeda. Bahasa tutur di Indonesia dipengaruhi oleh budaya, bahasa daerah, dan bahasa Kreol. Makanya, bahasa tutur orang Jakarta (lo-gue) pasti berbeda dengan bahasa tutur di Indonesia Timur (ko/lu - sa/beta). Ya, tetap akarnya Bahasa Indonesia, tapi nuansa berbahasanya dan dialeknya sudah berbeda. Dan bahasa tutur Indonesia itu jauh lebih kaya makna dan konteks ketimbang Bahasa Indonesia formal. Makanya kalau orang asing belajar Bahasa Indonesia itu banyak yang sia-sia, karena orang Indonesia, ya, cenderung tidak peduli dengan Bahasa Indonesia formal dalam berkomunikasi sehari-hari. Ya, karena itu hanya lingua franca, hanya dipakai untuk situasi formal, misalnya untuk menulis undangan rapat, menulis skripsi, dan lain-lain.

Kak.. maaf saya di bali... disini banyak bule. Ketika saya berkomunikasi sama customers saya yg sebagian besar bule,mereka seneng banget pakai bhs indonesia,kadang ada juga yg bisa bhs bali. Berarti ga ada masalah dong sama mereka. Mereka lebih suka pakai bhs indo,kadang kita yg mencoba pakai bhs dia,dia tetap pakai bhs indonesia. Ketika kita jawab mereka,mereka bicara pakai bhs indo,mereka blg: why you dont answer me with bahasa?? Teach me bahasa.dengan wajah yg semangat. Just a suggestion, respect your mother tongue. 😊

Yang saya kagum gimana bisa menghafal tanpa tau artinya, saya kira dulu yg hafal sudah pasti bisa bahasa Arab

“Has not the country become independent? Be sure, though, that they will direct our affairs from afar. This is because they have left behind them people who think as they do.” ― Tayeb Salih

Girl, chew your food and don't talk when your mouth is full of food. Damn

Saya ingin menanggapi pernyataan Cinta Laura tentang "Memisahkan antara agama dan negara" Apa yang dia sampaikan seperti ini: "Di negara yang tidak terlalu mengutamakan agama, gue merasa mereka sudah cukup baik memisahkan agama dari negara, agama dari politik, jadi menurut gue apa yang kurang dari negara seperti Indonesia adalah mereka menggabungkan keduanya, dan mencampur dan menjadikannya satu dan disanalah semuanya jadi berantakan" Saya sangat tidak setuju dengan statement beliau, alasannya kenapa? 1. Agama itu ibarat tuntunan hidup yang dimana berisi aturan, syariat, hukum-hukum yang bisa membawa manusia hidup dalam kewarasan jika benar-benar menjalankan hidupnya sesuai tuntunan agama. 2. ⁠Dalam agama Islam, semua aturan hidup begitu lengkap dan sempurna, bukan hanya mengatur hubungan kita sama Sang Pencipta saja tapi juga mengatur bagaimana hubungan kita sama manusia dan sama diri sendiri. 3. ⁠Politik itu juga diatur dalam agama Islam. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam juga berpolitik, dimana beliau menjadi Kepala Negara dan menerapkan seluruh syariat Islam, hukum-hukum, tuntunan hidup dari Sang Pencipta dalam sebuah negara Islam. Dulu bangsa Arab sangatlah jahiliah, namun setelah Islam ada dan memimpin, peradaban menjadi lebih maju, banyak lahir ilmuwan-ilmuwan muslim yang karyanya dapat kita rasakan juga sampai sekarang. 4. ⁠Katanya negara yang tidak terlalu mengutamakan agama, mereka sudah cukup baik. Pertanyaannya baik dalam hal apa? Baik dalam kebebasan? Bebas bermaksiat, bebas melakukan kejahatan, bebas berzina, bebas tukar pasangan, bebas berpakaian ataupun tidak berpakaian, bebas menjajah, bebas menggen0sida, bebas membodoh-bodohi manusia? Lihatlah faktanya jika negara dipisahkan dari agama, aturan/tuntunan hidup semakin tak karuan, tindak kriminalitas semakin meningkat, generasi semakin rusak karena jauh dari agama. 5. ⁠Indonesia "menggabungkan keduanya(agama&politik)", saya rasa ini sedikit keliru, dimana Indonesia tidak menjadikan hukum-hukum agama sebagai hukum-hukum bernegara, negeri ini masih berlandaskan ideologi sekuler-kapitalisme yang juga memisahkan agama dari kehidupan. Agama seolah-olah hanya cukup dilakukan di rumah ibadah, urusan dengan Tuhan itu urusan masing-masing. Negara ini ga ada mewajibkan semua yang beragama Islam harus menutup aurat, semua yang bermaksiat (misal berzina, mencuri harus dihukum sesuai agama) dan masih sangat banyak lagi aturan-aturan agama yang tidak terterapkan di negeri ini. Alhasil lihatlah negara ini juga menjadi pembebek peradaban barat (memisahkan agama dari kehidupan) yang dimana gaya hidup, kebebasan berfikir, kebebasan berbuat menjadi kebudayaan yang dianut masyarakat. Perzinahan semakin meningkat, hingga seorang ayah pun mampu menodai anak kandungnya sendiri. Generasi semakin rusak karena tuntutan, tontonan dan bacaan yang merusak juga, dan banyak lagi kejahatan lainnya yang ada setiap harinya. Itulah akibatnya jika negara dipisahkan dari agama, gak mau menjadikan aturan Sang Pencipta menjadi aturan hidup bernegara. Padahal Sang Pencipta bukan hanya menciptakan kita tapi juga mengatur kita, memberikan aturan hidup yang sempurna untuk kita agar kita "manusia yang diberi akal" bisa berpikir dan berbuat dengan benar, tidak tersesat dan tidak sengsara. Kita ini manusia lemah, terbatas dan serba kurang. Gak pantas bagi kita menganggap aturan Agama, hukum-hukum dari Tuhan itu tidak layak dipakai untuk mengatur hidup kita, mengatur kehidupan bernegara, menjadi terbelakang. Jangan merasa cerdas hanya karena bisa melakukan segala hal dalam urusan dunia, tapi ternyata “bodoh” dalam urusan agama dan seolah “menganggap bodoh” orang yang menjadikan agamanya sebagai tuntunan hidup. Semoga Peradaban Islam kembali berjaya, agar kita benar-benar bisa merasakan hidup dalam penuh Rahmat, aman, damai, sejahtera, karena Islam rahmatalil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) bukan rahmatalil muslimin (rahmat bagi muslim saja, tapi juga non muslim).

Banyak yg komentar ttg ketidaksukaannya bila ada orang yg tak paham ttg suatu agama tapi mengomentari. Hal ini krn mereka menutup diri utk dilihat dari sudut pandang lain. Tentu saja semua hal itu ada baik dan buruknya, tapi kl dilihat dari segi statistik, komunitas yg memiliki tingkat religiusitas yg tinggi, kebanyakan tertinggal. Kl ada yg menyebut Israel dan Iran tingkat religiusitasnya tinggi tapi menguasai science, nggak sepenuhnya benar. Sebab ada di masyarakat mereka yg hard-core relijius, tapi hanya sebagian kecil dan lebih banyak yg tidak hard-core.

Ini pentingnya belajar, kita sedang di perlihatkan dengan orang yg gx tau apa-apa dan mungkin hanya sekedar tau/denger dari berita/ orang".. dengan bermodalkan bahasa inggris & pengetahuan yg minim trus seenak jidat mengjugde konsep yg di kelirukan sendiri untuk bisa menjadi pembahasan plus menyalahkan... Yang kalian dapatkan dari melihat podcast ini saya yakin bukan pengetahuan baru, karena mereka membahas apa yang kita sudah tau pembahasan mereka pun gx sepenuhnya benar.. jadi intinya mungkin orang ini hanya ingin menyebarkan kesalahpahaman dan kebencian karena jujur emng itu yg kita rasakan setelah melihat podcast ini hanya dengan embel-embel pemikiran yg kritis mereka ingin menyebarkan kesalahpahaman dan kebencian intinya itu

Gini yaa mbaa Tahfis Quran atau Penghafalan Quran di Agama islam itu di sarankan untuk apa ?!?! Untuk melindungi kesempurnaan Quran agar tidak ada manusia yang bisa merubah mengurangi atau menambahkan isi Quran, karena Quran sudah sempurna dan tidak untuk di rubah2, jadi semakin banyak muslim yg hafal jika terjadi kejanggalan akan selalu terlacak dan akan cepat di perbaiki,lalu kenapa di anjurkan menghafal dlu dari kecil? karena lebih mudah untuk anak2 menghafal dari kecil dibanding setelah dewasa, dan untuk penafsiran bisa di pelajari seiring berjalannya waktu beranjak dewasa (dan seumur hidup)karena pemahaman mereka tentang kehidupan in general sudah lebih tinggi, jadi memahami quran yg notabennya life guidance akan lebih relate. masalah menghafal quran lead to uncritical thinking is so misleading, u know islam is the religion that enforced you to think critically, asking more questions and learn more knowledge.

Dari cara mereka ngomong dan makan aja dah keliatan kok kelasnya wkwkwk

Terkusus Alquran Bahasa Alquran itu tinggi istimewa walaupun tidak mengerti tp bisa menyentuh hati bagi yg mendengaenya krn itulah fitra manusia ada di Akquran .

Laura is way more subtle and mature. She earns our respect by not being confrontative to the country who feed us,nand that include Indah

“Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan ​​yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur ​​didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur ​​dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah al-ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab, “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan umum” (HR Ibnu Majah)

Bahasa Indonesia bukan bahasa yg miskin kosa kata. Tapi memang si Indah ini justru yg gak banyak pakai kosa kata Bahasa Indonesia. Tau nya itu2 doang paling 🤣 Jd klo dia bilang org Indonesia itu malas, ya dia lah buktinya. Malas menggunakan bahasa sendiri.

Kekayaan tiap bahasa adalah sebuah keunikan tersendiri. Seperti Bhs Indonesia di ciptakan dg sederhana agar sluruh suku2 di Indonesia mudah dn cepat memahami dan bisa diterima sebagai bhs. Pemersatu. Banyak negara yg menolak menggunakan Bhs Inggris, karena mreka tdk mau dijajah Inggris dan harus mengikutinya. Para Elit Amerika didalamnya adalah orang2 Inggris

Pesan untuk yang paling cerdas di forum ini : 1. Lain kali bawa nara sumber nya jangan yang nanggung2 ya, cari professor sekalian jadi ilmu yg di bagi itu bisa di pertanggung jawabkan. Bagaimana bisa menilai bahasa indonesia jika diri sendiri tidak berbahasa indonesia. 2. Sekali lagi jika ingin manafsirkan metode penghafalan al quran, bawa narasumber dari yang ahli nya, contoh nya undang qori/qoriah yang pasti paham sekali apa yang sudah mereka lakukan selama ini, drpd undang narasumber yang tidak punya kredibilitas samasekali. 3. Jika ingin berbagi mengenai tema yang akan dibahas, lebih baik tidak sambil makan ya, jadi bisa lebih fokus. 4. Saya menggunakan bahasa Indonesia sesuai yang saya tuliskan di atas. Terimkasih. Orang Indonesia

Its totally safe for you speaking about the sensitive issues in english, . If not, there gonna be alot of hate comments from people who lack of analitical thinking Also i disagree with the correlation between memorizing quran and low iq, i have friends from modern pesantren with katana sharp brain, they don't shy aeay from expressing their feeling and thoughts

my opinion about the roots of stupidity in our country 1. Kemiskinan ekstrem 2. Stunting 3. Kesehatan Mental 4. pola asuh anak 5. sistem pendidikan yang buruk 6. sistem kepercayaan/agamis 7. sistem budaya/sukuisme 8. aksesibilitas Informasi & transportasi 9. korupsi 10. mutu kualitas SDM orang Indonesia dilatih untuk berbicara, merangkai kata yang indah dan menghapal, bukan untuk berpikir kritis. jadi jika kita menemukan kalimat atau ucapan, "buanglah sampah pada tempatnya", "kebersihan pangkal kesehatan" , "kebersihan adalah sebagai dari iman", "kejujuran harus ditanam sejak dini", and so many. percayalah, kita hanya dilatih untuk berkata dalam rangkaian kata yang indah tapi tidak dilatih untuk melakukannya. itulah sebabnya banyak orang berbicara tentang sesuatu hal tapi tidak melakukannya. ditambah dengan faktor internal diatas yang menyebabkan kompleksitas itu agak rumit untuk diuraikan. so yah korelasi toxic itulah yang membuat indeks pembangunan manusia "kita" seperti ini.

I have a question for you Do you have a mirror ?

Mindful = mempertimbangkan konsekuensi

Dear Cinta, you are a living testament of finding one's own path and staying true to oneself. We, international kids, love you! ❤ Don't doubt that for a second.

Gamau panjang lebar menanggapi statementnya tentang penghafal quran. Saya cuma mau nyampein "kamu gatau bagaimana mulia nya seorang penghafal quran di mata agama saya"

Putri Ariani juga berprestasi, membanggakan Indonesia, hafal quran, bacaannya juga indah didengar, bs english juga...

Oh ini Indah yang pernah di kritik Deddy Corbuzier yang soal donasi Palestina toh.

Sangat disayangkan knp orang seperti cinta Laura memberi panggung ke orang ini?

usually i dont comment but i kinda want to now, so about what cinta said that us as a muslim we better learn the arabic first before memorizing it, here’s fun fact, quran language ≠ daily/normal arabic language, why is that? because it is to differentiate and confirmed that quran didnt write by arabic people but it is coming from allah itself, so i get what cinta is trying to say here, but i kinda need to straighten that out

Menurut saya para komentar lebih pintar dan bijak dari pada orng ini😁

Akhirnya saya nonton juga. Bagian yang mengatakan bahwa orang Indonesia kurang berpikiran kritis memang benar adanya dan hal tersebut diakibatkan oleh sistem pendidikan kita selama berpuluh-puluh tahun yang hanya mengejar nilai. Cara paling mudah untuk mengejar nilai adalah menerapkan metode belajar hapalan dan pemberian soal pilihan ganda. Di sekolah-sekolah jarang sekali siswa dibimbing untuk membentuk sebuah opini, menyatakan dan membantah argumentasi secara logis dan ilmiah, karena itu artinya guru harus mencekoki murid dengan berbagai bacaan yang artinya mereka juga harus lebih banyak bacaannya daripada si murid. Budaya literasi kita hanya berhenti di membaca, padahal literasi juga satu paket dengan mengkaji bacaan, mengolah, dan menulis. Perihal bahasa Indonesia miskin kosakata sebetulnya tidak bisa diukur dari berapa banyak kata yang ada di kamus-kamus. Mba Indah dan Cinta lupa bahwa bahasa adalah bagian dari budaya, maka gaya dan kosakatanya dipengaruhi oleh budaya penutur. Apabila bahasa Inggris terasa lebih ringkas, maka karena budaya negara-negara berbahasa Inggris jauh lebih to the point dibandingkan dengan budaya Indonesia. Selain itu, kalau Mba Cinta dan Indah hanya belajar dari google translate, maka sampai kapanpun akan merasa kosakata bahasa Indonesianya miskin. Coba mulai baca buku-buku sastra Indonesia, buku-buku ilmiah bahasa Indonesia, arsip-arsip artikel berita dari tahun-tahun lampau sampai dengan zaman sekarang. Setelah itu, silakan buat lagi video, apakah kosakata kalian masih terasa miskin?

Cinta accent & pronunciation nya American bgtt sound like native speaker, perfect tone. Kya lahir dan besar di Amrik. Indah obviously fluent and speak English in fast speed coz she went to study there. But not really with the accent n pronunciation. Well some people are so Gifted with language.

"Bahasa Indonesia Adalah Bahasa yang Miskin Kosakata" Kira-kira kurang lebih itu yang saya tanggapi dari salah satu statement di podcast tersebut. Perlu diketahui Bahasa Indonesia baru lahir pada tahun 1928, yang dimana itu adalah buah pemikiran dari "Pemuda Pemudi Indonesia" untuk cikal bakal perjuangan Bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan melalui Bahasa Persatuan, karena Indonesia terdiri dari banyak suku, budaya dan latar belakang yang berbeda-beda, jadi sangatlah perlu adanya bahasa persatuan, agar komunikasi antar orang-orang yang berbeda suku dan budaya dapat mengerti dan mudah berkomunikasi (terlebih pada saat zaman penjajahan perlu komunikasi antar daerah, agar mudah berkoordinasi dalam merencanakan dan melaksanakan gerakan dan siasat untuk memperjuangkan kemerdekaan) Memang benar Bahasa Indonesia sangat simple dan mudah dipahami, karena berakar dari bahasa melayu dan menyerap kosakata dari bahasa-bahasa lain, dari Belanda, Portugis, Inggris dan juga bahasa-bahasa daerah wilayah Nusantara. Sampai sekarang pun Bahasa Indonesia sendiri masih berkembang dan sudah ada penambahan kosakata-kosakata baru yang ditambahkan ke dalam kamus Bahasa Indonesia. Kata-kata "Miskin" dan "Malas" adalah diksi yang sangat kuat dan cenderung ofensif di dalam Bahasa Indonesia, ya jujur saja saya pribadi agak aneh mendengarnya ketika kata-kata tersebut diucapkan di podcast tersebut. Perlu dipahami, menurut saya Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa tipe, contohnya : - Bahasa Formal/Baku (Saya, Anda, Beliau dll.) - Bahasa Semi Formal (Aku, Kamu, Dia dll.) - Bahasa Puitis (Engkau, Dikau, Ananda, Rembulan, Mentari, Sang, Surya dll.) - Bahasa Non Formal (Gue, Gua, Lu, Elo, Lo, Enggak, Gak, Kagak dll.) Saya kira keunikan dari Bahasa Indonesia itu ada di tipe-tipe yang saya jabarkan tadi secara singkat, kalau mau dibahas masih banyak lagi, karena penggunaan Bahasa Indonesia berbeda-beda di setiap daerah, baik secara tata krama, budaya, intonasi, logat, pemilihan kata dsb. Contohnya : - Di Palembang menggunakan "Kamu" kepada orang yang lebih tua - Di daerah Jawa khususnya beberapa daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta menggunakan "Aku" kepada orang yang sebaya atau lebih muda dan menggunakan "Saya" kepada yang lebih tua. - Di Medan, menggunakan "Kau" kepada orang yang sebaya atau lebih muda, sementara kepada yang lebih tua menggunakan "Abang/Kak" - Di etnis saya sendiri yaitu Tionghoa/Chindo, masih ada beberapa orang yang menggunakan "Gua/Lu" kepada orang tua mereka, begitupun sebaliknya. - dan lain-lain. Kesimpulannya : 1. Bahasa Indonesia tidak bisa dibanding-bandingkan dengan bahasa lain, terlebih Bahasa Arab ataupun Inggris sudah ada lebih dulu dibandingkan Bahasa Indonesia itu sendiri, bahkan Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa tertua di dunia, ya tentu saja evolusinya lebih jauh. Setiap bahasa memiliki keunikannya masing-masing. 2. Bahasa Indonesia Bahasa yang Malas? Coba mohon direnungkan kembali, kalau Anda (Podcaster) merasa Bahasa Indonesia itu bahasa malas, apakah anda sudah menguasai 100% seluruh diksi dan kosakata baik Formal maupun Non-Formal dalam Bahasa Indonesia ? Mungkin ada beberapa kata berikut ini yang asing bagi anda, seperti "Dipan, Talenan, Ayak, Lau, Sokap, Senduk, Sokin, Ciamik, Pundung, Buritan, Urung, Cadas, Kulum, dan masih banyak lagi." Saya pun belum 100% menguasai dan masih terus belajar. Jadi siapa yang malas ? 3. Sudah sepatutnya kita (khususnya Milenial dan Gen-Z) sebagai (penerus) Bangsa Indonesia harus mencintai Bahasa Persatuan kita sendiri yaitu Bahasa Indonesia dengan segala keunikannya. Pahami sejarah lahirnya Bahasa Indonesia, dari siapa, untuk siapa dan untuk apa. Saya merasa agak perihatin, melihat anak muda yang mengerti sekali dengan bahasa asing, terlihat cerdas, tapi tidak paham dengan sejarah seluk beluk bahasa yang digunakan bangsanya sendiri, tidak menghargai perjuangan Pemuda Pemudi yang turut andil dalam memerdekakan bangsanya melalui "Buah Pikiran* (Sumpah Pemuda) dan perjuangan pahlawan-pahlawan lainnya, sehingga anda-anda sekarang ini bisa menikmati hasil perjuangan mereka. Sudah anda pula kurang paham, tidak dipelajari dahulu, dengan seenaknya mengeluarkan pernyataan dengan minim literasi dan diksi. Kritik boleh, alangkah lebih baik riset dahulu 😊 4. Bahasa Asing pun perlu kita pelajari, terutama Bahasa Inggris, karena digunakan sebagai Bahasa Internasional, yang dimana itu sangat diperlukan entah itu ketika kita berada di luar negeri, diplomasi, bisnis secara internasional, menempuh pendidikan, dll. Tetapi tetap kita sebagai Bangsa Indonesia wajib belajar Bahasa Indonesia dan mempelajari semua tentang bangsa kita terlebih dahulu sebelum belajar bahasa asing, dan kita juga harus bangga dengan Bahasa Indonesia, bahkan banyak orang-orang luar yang sekarang belajar Bahasa Indonesia, bahkan sampai belajar bahasa-bahasa daerah. Contohnya di Australia pun sekolah-sekolah disana mulai mengadakan kurikulum Bahasa Indonesia. Beberapa Content Creator dari negeri sahabat kita Malaysia pun mengkritik pemerintahannya sendiri karena mereka tidak memiliki bahasa persatuan, jadi etnis Melayu menggunakan Bahasa Melayu, etnis India Bahasa India, Etnis Tionghoa Bahasa Mandarin dsb. Mereka suka terkejut ketika ada etnis Tionghoa-Indonesia fasih berbahasa Indonesia ketika di Malaysia, begitu pula etnis India-Indonesia yang juga fasih Bahasa Indonesia, dll. Itulah uniknya Indonesia, mau suku, ras apapun tetap berbahasa satu yaitu Bahasa Indonesia (terlepas dari bahasa daerahnya masing-masing). Jadi mau itu orang Jawa, orang Bugis, orang Ambon, orang Chindo, orang Batak, orang Bali dll. kalau saling bertemu satu sama lain pasti menggunakan Bahasa Indonesia dengan logat dan keunikannya masing-masing. Kita Seharusnya Patut Bangga !! Saya yang notabene dari etnis Tionghoa lebih paham Bahasa Indonesia daripada Bahasa Mandarin 😂, Ayah & Almh. Ibu saya pun tidak bisa bahasa Mandarin. Kakek Nenek dari Ayah tidak bisa juga, yang bisa cuma Nenek dari Ibu. Saya lebih tertarik belajar bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Ambon, Dayak, Sanksekerta dll. Bahkan istri saya pun asli dari Suku Dayak Kanayatn (Ahe) Kalimantan Barat 😂. Selain bahasa daerah, saya juga menguasai Bahasa Inggris, sedikit Jerman, sedikit Perancis, sedikit Jepang (agar tidak dibilang malas oleh si Podcaster) 5. Sejauh apapun kita, kemana pun kita pergi selalu bawa nama Indonesia, dan banggalah akan Bangsa kita sendiri dengan segala kelebihan, keunikan dan kekurangannya. Jangan sampai kita membawa pengaruh paham/ideologi yang kurang baik saat kita pulang ke Indonesia, terutama yang bertentangan dengan Budaya Kebangsaan dan Ideologi Pancasila. Jangan sampai kita lupa akan Bahasa, Budaya, Filosofi kita sendiri. Apa yang baik di luar sana kita ambil pelajari untuk kemajuan Bangsa, yang tidak baik jangan diambil. ATM : Amati, Tiru, Modifkasi Penutup : Saya ber-etnis Tionghoa, Lahir di Indonesia, Besar di Indonesia, KTP Indonesia, Makan dari hasil Bumi Indonesia, Cari rezeki di Indonesia, Hidup bersama di Indonesia, Bahasa Indonesia Bahasa Persatuan-ku, Indonesia Tumpah Darah-ku, Pancasila Ideologi-ku, Bhinekka Tunggal Ika Semangat-ku, SAYA 100% INDONESIA NKRI HARGA MATI !!!

Hmm... Komen saya sebelumnya kepanjangan ya... Saya copas komen saya yg lain deh meskipun juga masih tergolong panjang, kali aja lebih mungkin untuk dibaca... Kalo mau nyambungin "miskin" nya bahasa Indonesia sama "lazy" nya orang Indonesia, kenapa ngga dibahas juga "kenapanya" (alasannya) kenapa bahasanya "miskin"? Pdhl ada alasannya, yaitu untuk pemersatu bangsa karena kita negara multikultur dan kepulauan. Mending pakai convenient aja deh drpd lazy. Kalo mau diukil bahasa daerahnya, kompleks juga, ngga kalah sama bahasa Inggris. Di bahasa Jawa aja jatuh bisa ada banyak banget kata (tibo, lugur, njlungup, njungkel, nggeblak, dll). Ya masa bahasa pemersatu kita mau dibikin lebih kaya lagi pdhl secara situasi kita beda sama bbrp negara lain krn punya kultur dan bahasa yang sangat beragam. Ibaratnya kita udah harus berlatih untuk memahami penggunaan bahasa kita di tiap daerah, terus dilabel lazy disambungin sama bahasa negara kita. That's not lazy. Ya memang sih ada bbrp hal yg menunjukkan kita lazy, tapi salah penggunaan nih kalo pake bahasa Indonesia sebagai alasan. Bayangin ada alasan mendasar kenapa bahasa Indonesia "miskin" terus dipake buat ngomongin lazy nya warganya, kakek-nenek/buyut2 kita menangis mendengarnya. Pakai critical thinking, Indah... Kenapa ngga bandingin bahasa Inggris sama bahasa Arab (Arab lebih kaya kan)? Kalo kita buta ngga mempertimbangkan alasannya, boleh dong dibilang pengguna bahasa Inggris lebih lazy dari pengguna bahasa Arab? Padahal ya jelas ngga gitu mikirnya, ada situasi di mana wajar sebagian bahasa lebih kaya dan miskin dari yg lain. Ngga semua situasi bisa disamakan perlakuannya, alias ngga nyambung kalo perbedaan pada bahasa mau disambungin sama lazy nya negara, jelas bakal disanggah sama orang2 Indonesia yang juga ngga kalah kritis sama kamu. Jangan karena sebagian orang Indonesia kurang kritis kamu jadi lupa kalo juga ada orang2 kritis. Dan orang yg kadang kritis pun bisa banget jadi kurang kritis di bbrp hal. Jadi, ngga bisa dibandingin untuk sampai pakai kata lazy ya Indah.... Kaya tidaknya suatu bahasa ngga nyambung sama lazy nya... Bahasa Inggris kaya karena banyak serapan dari bahasa lain, karena dia digunakan luas (lewat banyak hal termasuk perang dan penjajahan), jadi ada kebutuhan untuk menyerap bahasa lain yang sebelumnya ngga ada. Serapan bahasa Indonesia sedikit karena negara yang menggunakan bahasa Indonesia ya cuma Indonesia aja, kalo yg mirip ada bahasa Melayu aja udah beda, dan kalo mau digabungin tuh dua bahasa masih dikit cakupannya dibanding yang menggunakan bahasa Inggris. Kan itu logika Indah, cuma cukup berpikir kritis aja hehehe... Dan lagi, mungkin di bahasa Indonesia emang terbatas, tp di bahasa daerah bisa spesifik banget artinya. Di bahasa Inggris ada dizzy, blackout, light headed, etc. Contoh di bahasa Jawa juga banyak kok katanya buat deskripsiin pusingnya yg kaya gimana. Ada mumet, nggliyeng, ngelu, pet-petan, dll. Ada banyak kata bahasa Inggris serapan dari bahasa asing yang secara natural ada karena dibutuhkan, karena bahasa Inggris jadi bahasa internasional dan digunakan para peneliti/akademisi/dll.

Yg mengejek para penghafal Al-Quran, mereka hafal kagak, paham juga kagak. 😂😂😂 Dalam upaya memahami AlQuran, menghafalnya adalah langkah awal.

I've never really followed cinta but this episode showed me how much of a gifted speaker she is. So well articulate and passionate, reminded me of Michelle Obama!

I truly understand the ESSENCE of Cinta’s suggestion to us. She’s probably not a muslim that makes she’s uneducated about the difference of language used in the Quran with the everyday Arabic. But what I think she wanna tell us is if you want to learn something (can be a religion or anything) LEARN DEEPLY. Learn from the source. Learn everything so you can truly make a connection between this ayat and that ayat (in islam). I think a half-baked knowledge is more dangerous than no knowledge at all. To truly understand islam is to think holistically by taking the whole Quran and Hadist into account. A lot of ayat in the Quran is interconnected, not only in the scope of one surat but with the whole teachings (Quran and Hadist). We saw a lot of malicious people who’s probably never study a Quran their whole life cherrypicking verses in the Quran or Hadist for their own personal gain.😢

dari podcast ini, kita tau mana yg omongannya berkelas tulen dengan yg keliatannya (baca: sok) berkelas emang ga slh pilih idola gw, pas kecil dulu beda sama org jauh, yg sangat tdk ingin ku kenal lagi

Podcast nya utk orang inggris atau Indonesia ?

Growing up in national private schools as that kid who participate a lot in class and ask questions, I can testify that the bullying you guys talked about is 100% true.. It doesn't happen during elementary luckily, but during junior & senior high (and at a Catholic private school on top of that which always pride themselves as the best ed institutions in the country).. It wasn't that bad initially, just a playful friendly teasing the first year but it got worse as you get older, espc in senior high I stopped asking questions in class and turned to google instead.. How lucky I am to be able to develop my critical thinking outside of school.. I'm among the luckiest to be able to adopt critical thinking on my own.. Can't say the same about my peers

Dear Indah, nuance is also originally from Latin and it's French as well. So just like Bahasa Indonesia, English also absorbs a lot of words into it. And I also think that English has its own poetic words which will be awkward to say in casual setting just like Bahasa Indonesia. So yeah, we're not limited in vocabulary. That's just how languages work especially if they have a lot of users. Remember, language is dynamic and is used mainly for communication. Sincerely, graduated English literature student.

Cinta Laura definitely wayyyyy more insightful in this video. Well done, Cinta!

Salah satu adab yg baik adalah tidak banyak berbicara ketika sedang makan

Kenapa Bahasa Indonesia memiliki kosakata yang lebih sedikit ketimbang bahasa lainnya, termasuk Inggris dan Arab? Karena bahasa Indonesia itu tergolong bahasa yang cukup baru dibandingkan dengan bahasa Inggris dan Arab yang sudah well-established ribuan tahun. Mungkin ada benarnya kekayaan kosakata itu bisa dipengaruhi oleh kultur, tetapi faktor perkembangan bahasa itu sendiri ialah konteks yang tidak bisa dilepaskan.

Baru kali ini aku ga respect sama Cinta. Maaf dik, kali ini kamu OFFSIDE. Kamu belum memahami Islam seperti apa. Apa keutamaan baca dan hafal Al Quran meski belum memahami artinya. Maaf, kamu offside. Sangat offside.

indah punya englis susah di tangkap maksudnya,,sebutan tak sampai sepenunya..jika nak laju bercakap biar sebutan tu penuh dan jelas..cinta laju juga tapi dia sebut penuh dan clear setiap perkataan.

Setiap orang punya opininya masing dan standard yang berbeda. Hargai saja atau switch tontonan dgn begitu kita menjadi toleran dan saling belajar bahwa ada pendapat lain selain pendapat kita. Setiap orang berbeda begitulah Tuhan menciptakan kita. Biarlah toleransi jembatan untuk kita, bukannya pembenaran diri sendiri atau kelompok sendiri.