Рет қаралды 495
Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri didirikan oleh R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur.
R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo atau dikenal juga dengan nama panggilan Pak Dirdjo lahir pada tanggal 8 Januari 1913 di lingkungan Pura Pakualaman, Yogyakarta. Beliau putra R.M. Pakoe Soedirdjo, buyut Sri Paduka Paku Alam II.
Kisahnya dimulai setelah menyelesaikan sekolah pendidikan guru Hollands Inlandsche Kweekschool, Pak Dirdjo merantau untuk menambah pengetahuan dan ilmu silat yang telah dipelajarinya pada saat berada di lingkungan Pura Pakualaman. Tempat pertama yang dikunjunginya adalah Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Kemudian pengembaraannya dilanjutkan ke Solo, Semarang, Kuningan, dan Cirebon. Pak Dirdjo juga belajar silat Minangkabau dan silat Aceh.
Beliau kemudian mulai meramu ilmu silat sendiri dan menetap di Parakan, Jawa Tengah, dengan membuka perguruan silat Eka Kalbu. Di Parakan, Pak Dirdjo juga menimba ilmu kuntao Siauw Liem Sie dari Suhu Yap Kie San selama 14 tahun.
Dari berbagai ilmu silat yang diperoleh selama merantau dan ilmu kuntao Siauw Liem Sie yang dipelajarinya kemudian dicurahkan dalam bentuk teknik silat yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia tanpa ada unsur memperkosa gerak, yang berjalan secara alami dan dapat dibuktikan secara ilmiah, dengan moto "Pandai Silat Tanpa Cedera".
Oleh Ki Hadjar Dewantara, Pak Dirdjo diminta mengajar silat di Perguruan Taman Siswa, Yogyakarta. Pada tahun 1947, Pak Dirdjo diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian pada tahun 1954, Pak Dirdjo pindah tugas ke Kantor Kebudayaan Provinsi Jawa Timur di Surabaya.
Di Surabaya inilah Pak Dirdjo mendirikan perguruan silat Perisai Diri pada tanggal 2 Juli 1955. Kini silat Perisai Diri telah tersebar ke berbagai daerah di tanah air dan beberapa negara lain di benua Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.