Lelagu.
Acara ini dikerjakan dengan cinta dan semangat panca ragam wahana. Setidaknya ada tiga wahana yang terlibat; rupa, suara dan sastra. Oleh karena itu Lelagu mewakili salah satu metode kesenian dari Gunawan Maryanto yakni lintas wahana. Bahwa media dalam seni tak benar benar berada dalam kotak yang tertutup. Tapi sesungguhnya lebih mirip kedung di mana semua bisa nyemplung, turut memberi warna dan arti.
Lelagu dalam Festival kali ini akan mengundang bukan saja musisi, tapi juga pemain teater dan seniman video. Disusun dalam kerangka pertunjukan layaknya pentas wayang kulit, di mana ikatan pertunjukan adalah serangkaian permainan video dan visual yang diproyeksikan lewat layar. Serta iringan musik dari kelompok Kyai Samudana selayaknya sinden dan pengrawit. Iringan suara, musik dan bebayangan yang diolah dari elemen visual sederhana akan mengikat keseluruhan pertunjukan dalam satu tarikan nafas. Ia, meski dikerjakan oleh seniman/wati dari berbagai wahana dapat lebur baur dalam satu pertunjukan.
Lelagu merayakan ke bhinekaan Gunawan Maryanto, dengan itu diharapkan warisan pengetahuan dan metodanya tetap dapat dikenang dan diulang.