Minangkabau tergambarkan secara utuh di Alam Surambi Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Daerah ini jadi tempat bermuaranya adat Minangkabau, terdiri dari himpunan corak, laras, langgam adat, dan ragam rumah adat. Etalase Rumah Gadang yang mendominasi Ranah Sarantau Sasurambi ini mengingatkan kita kembali pada nuansa perkampungan tradisional Minangkabau tempo dulu. Keletakan bangunan Rumah Gadang yang terkonsentrasi dalam satu kawasan membuat daerah ini melukiskan pesonanya sendiri. Di Kawasan Seribu Rumah Gadang ada banyak harta tinggalan budaya kebanggaan orang Minangkabau. Dari data Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat ada sejumlah 113 tinggalan budaya historis dan arkeologis di kawasan ini. Terdiri dari 109 Rumah Gadang, 1 masjid, 2 surau dan 1 makam.
Banyaknya Rumah Gadang dalam kawasan ini dikarenakan kedatangan Ninik Nan Salapan dan Ninik Anam Puluh Kurang Aso dari Pagaruyung, Batusangkar menuju Sungai Pagu. Masing-masing Ninik yang terdiri dari banyak suku dan kaum ini akhirnya membentuk sebuah permukiman tradisional. Diantara mereka sekurang-kurangnya punya 1 Rumah Gadang. Ragam suku ini juga menyumbang pengaruh pada variasi tipe Rumah Gadang di sini. Bahkan kawasan ini disebut-sebut daerah yang memiliki Rumah Gadang terlengkap.
Selain menyusuri kekayaan tinggalan budaya bendawi, Tim Potret juga menggali warisan tradisi berupa adat dan seni masyarakat Kawasan Seribu Rumah Gadang. Lalu seperti apa kisah menarik Tim Potret dari Kawasan Saribu rumah Gadang, Solok Selatan?