11. Laki-laki sebenarnya juga butuh bicara, walaupun tidak banyak. Hanya ia jadi tidak minat bicara kalau respon yang diberikan bukan respon yang ia butuhkan. Karena seni ngobrol itu bukan sekedar mendengarkan saja. Bagaimana orang merasa nyambung, direspons dan bisa menikmati saat ngobrol. Ini juga termasuk ngobrol dengan anak-anak. 12. Ada orang tua yang mengatakan bahwa anaknya tidak suka ngobrol, karena introvert. Ustadz Bendri tidak percaya kalau ada anak introvert yang tidak suka ngobrol dengan orang tuanya. Yang ada menurut beliau adalah anak yang terluka atau tidak percaya (distrust) kepada orang tuanya. Makanya kalau anak-anak sudah mengatakan, “Ah ngak papah” atau saat ditanya, “Bagus ngak yang tadi?” Lalu anak hanya menjawab, “Ya gitu deh.” Sebenarnya bisa jadi cara kita memulai pembicaraan yang salah. Karena ada orang yang saat ngobrol itu bukan seperti ngajak ngobrol, tapi seperti sedang interogasi. Contoh: “Kamu dari mana?” “Sudah jam berapa sekarang?” ”Kan mama sudah bilang berkali-kali sama kamu, sekarang jam berapa?” “Ayo hafalannya. kemarin ustadz nya sudah nanyain, katanya kamu ngak pernah datang. Bikin malu mama saja.” Akhirnya ibunya nyerocos terus. Lalu saat ibuya bertanya, “Sekarang masalah kamu apa?” Anaknya akan menjawab, “Ngak, ngak ada masalah.” 13. Ketika seseorang sudah merasa terintimidasi, maka ia tidak akan cerita. Para suami yang dianggap pendiam, karena tidak pernah cerita, kemungkinan karena momen nya tidak pas. Pada saat suami pulang ke rumah, yang ia butuhkan adalah rasa aman terlebih dahulu. Jadi kalau para istri ingin suaminya bisa ngobrol, maka pastikan kita tidak menyinggung atau menjatuhkan harga dirinya (pride) sebagai laki-laki. Kalau seorang istri saat suaminya pulang sudah langsung bertanya, “Dari mana kamu?” Ini sudah seperti pertanyaan seorang atasan. 14. Kalau kita mau membuat pasangan kita berbicara bukan dengan tanya jawab atau teror kata-kata. Kita bisa membuat dia merasa nyaman dengan sentuhan. Contoh: Ketika Rasulullah ﷺ pulang dan membawa sebuah beban berat, ketika didatangi oleh Malaikat Jibril, maka pada saat itu beliau merasa gelisah. Ada sebuah amanah berat yang beliau rasakan di masa depan. Untuk menyampaikan kebaikan kepada orang lain. Pada saat itu Rasulullah ﷺ tubuhnya gemetar dan merasa gelisah. Maka pulanglah beliau ke rumah. Saat itu Rasulullah ﷺ merasa badannya menggigil, maka beliau minta diselimuti kepada istrinya. Khadijah RA adalah seorang wanita yang paham betul tentang kebutuhan dasar suaminya. Ia tidak banyak bertanya. Karena laki-laki butuh ruang untuk berpikir sejenak. Yang perlu dilakukan pada saat itu adalah jangan meninggalkan dan menekan suami. Cukup diberikan pelukan, sentuhan, dan senyuman. Di situlah akhirnya Rasulullah ﷺ akhirnya bercerita tentang pengalamannya. Pada saat Rasulullah ﷺ bercerita, beliau merasa mendapatkan moral support dari istrinya. Ketika Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa beliau mendapatkan amanah untuk menjadi seorang nabi, maka Khadijah RA memberikan support dengan mengatakan, “Engkau adalah orang yang baik, suka menyambung silaturahim, selalu menepati janji.” Jadi dikuatkan pride-nya. 15. Ada lelaki yang malas bercerita kepada istrinya, karena direspon dengan cara yang salah dan membuat harga dirinya jatuh. Ada masalah yang dialami oleh seorang laki-laki dan respons istrinya justru bisa membuat ia makin terpuruk. Contoh: Ada laki-laki yang sedang ada masalah di kantor, misalnya baru saja di PHK. Dia bingung bagaimana harus bercerita kepada istrinya. Sampai di rumah istrinya merespons dengan mengomel, “Tuh kan, sudah dibilangin dari kemarin-kemarin. Makanya Bang, jangan telat mulu. Dibangunin susah.” Respons inilah yang membuat suami tidak mau bercerita kepada istrinya. 16. Laki-laki itu tidak takut kehilangan pekerjaan. Yang ia takutkan itu kehilangan harga diri. Selama istri bisa mengatakan, “Bang, memang abang dipecat saat ini, tapi percayalah abang itu orangnya baik. Aku yakin, nanti ada perusahaan yang akan menerima abang. Bahkan abang bisa kok berwiraswasta. Aku yakin kok. Orang lain boleh jadi tidak percaya, tapi aku percaya.” Hal inilah yang akhirnya membuat laki-laki mau bercerita. Bahkan mungkin ia mau menangis di depan istrinya. 17. Yang membuat banyak laki-laki (termasuk juga anak laki-laki) tidak mau bercerita, karena ia takut respons dari istrinya (ibunya) akan menyakiti harga diri dia. Maka ketika kita mengatakan, “Ngak papah, semua manusia mengalami ini, Abang kalau mau nangis silahkan.” Mulailah dengan teknik self-disclosure. Orang itu akan senang ngobrol dengan kita, kalau merasa bahwa yang ia alami, bukan dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Contoh: Saat akan ngobrol dengan anak yang sedang jatuh cinta, Ustadz Bendri mencontohkan menggunakan pendekatan seperti ini: “Bang, saat Abi SMP pernah suka sama seorang wanita yang cantik.” Jadi ceritakan pengalaman jatuh cinta saat masih remaja kepada anak kita. Dengan cara ini anak akan lebih antusias untuk bercerita kepada kita, orang tuanya.

18. Banyak diantara kita yang menutup diri dari kesempatan ngobrol dengan orang lain karena pola bicara yang kita pakai. Ngobrol itu bukan jadi ajang agar merasa dihakimi. Akhirnya ia jadi tidak mau ngobrol dengan kita. Contoh: Pada saat anak sedang cerita kalau ia naksir dengan temannya, lalu ibunya berkata, “Abang tahu ngak di Al-Qur’an, Allah berfirman ….. Lalu saat ibunya bertanya, “Ada yang mau ditanya?” Maka anaknya akan langsung bilang, “Sudah cukup Ma.” 19. Pola bicara yang pertama adalah memastikan lawan bicara merasa aman dan tidak dihakimi. Yang kedua adalah bukalah dengan teknik self-disclosure. Jadi memberitahu lawan bicara bahwa kita juga pernah punya pengalaman yang sama. Ketika kita sudah membuka diri, maka lawan bicara kita juga akan menjadi lebih terbuka dengan kita. Disini kita sudah membuat orang lain menjadi sadar bahwa tidak ada satupun diantara kita yang sempurna. Ngobrol itu akan menjadi nyaman kalau tidak dalam keadaan saya suci sedangkan kamu kotor. Saya baik, kamu buruk. Saya hebat, kamu dibawah saya. Kalau posisinya sudah superior dengan inferior, maka orang tidak akan mau ngobrol dengan kita. Contoh: Saat acara reuni, ada orang yang lebih banyak diam, karena teman-temannya yang lain sudah menunjukkan kehebatannya. Maka buatlah orang lain merasa nyaman bicara dengan kita. 20. Pada saat seorang istri lebih maju dalam usahanya, atau memiliki penghasilan yang lebih besar, maka ini akan makin membuat suaminya menjaga jarak dan tertutup. Yang bisa membuat seorang laki-laki tertutup itu pride-nya dia. Suami akan merasa bagaikan punguk merindukan bulan. Istrinya sudah sukses, sementara suaminya masih tertatih-tatih. Inilah yang membuat seorang suami menjadi lebih banyak tertutup. 21. Ada orang yang bilang bahwa masalah keluarga yang terbesar adalah masalah ekonomi. Sebenarnya bukan itu penyebabnya. Bisa saja sebenarnya ada masalah psikis yang tergores. Ada yang mengatakan karena memang awalnya posisi istrinya lebih tinggi. Tapi kita bisa belajar dari rumah tangga Rasulullah ﷺ. Khadijah RA juga sadar diri, bahwa harta yang ia miliki bisa menjadi penghalang hubungannya dengan Nabi Muhammad ﷺ. Kalau pride seorang laki-laki sudah terusik, maka ia cenderung akan membatasi diri. Karena ia sudah merasa kalah jauh. Pada saat menikah, Khadijah RA menyerahkan semua uang dan harta yang ia miliki kepada Rasulullah ﷺ, dan ia mendapatkan nafkah dari Rasulullah ﷺ. Dasarnya yang pertama adalah rasa percaya (trust). Nabi Muhammad ﷺ juga seorang laki-laki terhormat, tidak aji mumpung. Pada saat istrinya memberikan semua hartanya, maka Rasulullah ﷺ tidak memakai harta itu. Hartanya disumbangkan semua. Mereka memulai dari apa yang didapatkan dari usaha Rasulullah ﷺ. Wanita yang mulia akan mendapatkan laki-laki yang mulia. Wanita yang tahu cara memuliakan laki-laki, maka laki-laki pun akan membuat wanita itu merasa dicintai dan dimuliakan. Inilah hukum kehidupan. Kalau kita ingin memulai pembicaraan, maka mulailah dari diri kita. Apakah kita sudah memberikan rasa aman? Apakah kita sudah menggunakan teknik self-disclosure? 22. Yang ketiga adalah teknik mendengar. Terkadang pada saat seseorang bercerita, respons kita tidak membuat orang nyaman. Misalnya respons dari mata yang menunjukkan kita tidak fokus. Saat suami mengajak ngobrol, istri sambil melihat HP. Maka suaminya akan merasa tidak nyaman. Rasulullah ﷺ kalau sedang berbicara dengan istrinya, maka beliau akan memperhatikan dengan melihat ke arah wajah istrinya. Sesekali Rasulullah ﷺ akan mengekspresikan wajah sesuai dengan yang diceritakan oleh istrinya. Contoh: Kalau istrinya sedang sedih, maka beliau menunjukan wajah empati. 23. Ketika kita memberikan respons yang nyaman (perhatian, tatapan, gumaman), maka orang yang sedang berbicara akan terus berbicara. Contoh: Ya Allah, gitu. Oh gitu ya, masa sih. Pada saat suami sedang berbicara, maka istri jangan menyalahkan dan menasehati. Kita baru boleh merespons ketika dia sudah merasa nyaman. Hal ini kita bisa lihat dari ekspresi wajahnya dan ia sudah tidak lagi terburu-buru lagi saat berbicara. Kalau setelah itu kita akan memberi masukan maka bertanya dulu, Contoh: Boleh ngak kalau kasih masukan?

24. Ada 3 ciri seseorang (baik laki-laki maupun perempuan) itu siap untuk dinasihati: • Nafas nya sudah teratur. Terutama kalau orang yang bercerita sedang penuh dengan emosi. Maka jangan dinasihati dulu. Di dalam sesi konseling ada yang disebut dengan teknik menarik nafas. Kalau nafas nya belum teratur artinya ia belum siap. Maka kita bisa explore lagi. Contoh: Masih sedih ya? • Telapak tangannya nyaman dipegang. Manusia itu sensornya di telapak tangan. Kalau seseorang merasa tidak nyaman, maka telapak tangannya tidak mau diberikan lama kepada orang lain, bahkan ada yang tidak mau dipegang. Anak-anak punya sensor ini. Kalau anak tidak mau bersalaman itu biasa. Salah satu modus orang yang mau melakukan pelecehan seksual ke anak itu dengan cara menaklukan telapak tangan. Kalau kita bisa memegang telapak tangan seseorang cukup lama, maka orang itu akan bisa ditaklukkan. Makanya Teknik hipnotis itu lewat bersalaman. Jadi kalau anak-anak awalnya tidak mau bersalaman, tidak apa-apa. Berikan ia ruang untuk beradaptasi. Kalau orang tidak mau bersalaman itu tandanya ia merasa tidak nyaman. Jadi kalau kita ingin membuat orang mau ngobrol, jangan kita bicara dulu, tapi sentuh lah tangannya. Ketika orang itu sudah mau membuka telapak tangannya, maka jempolnya dulu yang diusap. Disini ada syaraf nyamannya manusia. Ada teknik untuk menaklukkan anak, nama tekniknya disebut bagaimana memainkan ibu jari. Teknik ini bisa digunakan oleh para guru TK. Karena salah satu PR guru TK adalah bisa membuat anak mau bersalaman. Kalau anak TK sudah mau bersalaman dengan gurunya, maka anak itu sudah merasa nyaman di sekolah. Bersalaman nya ini bersalaman yang durasinya lama. Bukan bersalaman yang langsung ditarik. Jadi kalau anak kita tidak mau bersalaman dengan semua orang, maka tidak apa-apa. Kalau dipaksa bersalaman, justru akan berbahaya, nanti malah sensor anak akan rusak. Biarkan anak kita belajar untuk scanning. Kalau dia melihat orang tuanya nyaman berbicara dengan seseorang, nanti dia akan mau juga bersalaman. Anak butuh waktu untuk merasa nyaman dengan orang asing. Temani saja dia dulu. • Punggungnya nyaman untuk diusap. Ini salah satu tanda seseorang sudah siap untuk menerima nasihat, 25. Komunikasi berikutnya yang bisa membuat pasangan atau siapapun (khususnya laki-laki) menutup diri untuk bicara, kalau komunikasi nya adalah komunikasi benteng. Ada 2 jenis komunikasi. Ada komunikasi jembatan dan ada komunikasi benteng. Orang akan malas menyimak kalau komunikasi nya komunikasi benteng. Komunikasi benteng cirinya menggunakan you message. Contoh: “Kamu sudah aku bilangin berkali-kali. Kamu itu harusnya begini.” Jadi kata yang dipakai kamu, kamu , kamu. Itu you message, menyerang orang lain. Orang kalau diserang akan bertahan (defense). Contoh: Sudah diem ah, malas ngomong, capek. Kamu ngomel mulu, malah nyalah-nyalahin aku. Berbeda kalau kita menggunakan i message. Kalau i message, komunikasinya dari kita. Mulailah dengan komunikasi jembatan. Cirinya dengan empati. Contoh: Aku tuh kaget lho, ngak nyangka kamu punya masalah seberat itu. Aku terus terang sedih juga lho Mas. Aku ngak nyangka lho. Sebutkan apa yang kita rasakan. Komunikasi jembatan itu selalu tentang perasaan kita. Berikutnya mencoba empati dengan yang dirasakan oleh orang lain. Contoh: Kalau aku di posisi kamu, ngak tahu deh bisa apa ngak tuh. Yang ketiga kita boleh menasihati, tapi jangan menggunakan pengalaman kita. Karena kita sedang memosisikan selevel dengan dia. Contoh: Aku pernah dengar ceramah nya Ustadz Abdul Somad. Hal ini lebih membuat orang mau menerima nasihat. 26. Kalau orang terus diserang dengan kata, kamu, kamu kamu, maka ia akan bertahan. Setelah itu ia tidak akan mau bicara. Bicara itu adalah hal yang membuat orang lain terhubung dulu dengan kita. Harus ada jembatannya. Jadi saat berbicara kita tidak memosisikan diri lebih baik, lebih bagus, dan lebih hebat dari orang lain. Kalau kita melakukan hal ini, maka akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Makanya terkadang kalau orang ngobrol dengan seorang ustadz jadi lebih pasif. Karena ustadz nya lebih banyak memberikan nasihat dan ayat. Orang lain senang justru ketika ia diposisi kan dengan posisi yang baik.

27. Bagaimana kalau di rumah para penghuninya jarang berbicara? Jangan menyalahkan orang lain. Mulailah dari diri sendiri. Tanyakan kepada diri kita, apakah kita sudah menjadi teman bicara yang enak atau tidak? Evaluasi diri kita. Jangan-jangan kalau kita berbicara cenderung menyerang dan menyalahkan orang lain. Apalagi kalau anak-anak kita sudah memasuki usia remaja. Mereka sudah malas ngomong dengan ibunya, biasanya kalau komunikasi nya sudah menyerang, jadinya komunikasi benteng. 28. Pada saat anak kita sudah memasuki usia remaja, maka kita harus lebih banyak mendengar. Kalau pun kita mau bicara lebih baik menggunakan pendekatan coaching. Hal ini membantu anak remaja untuk mengasah daya berpikirnya. Contoh: Dengan mengajukan pertanyaan, menurut kamu sendiri bagaimana? Jadi feedback-nya dengan respons pertanyaan. Sehingga anak jadi memiliki wawasan yang lebih baik. Dulu orang tua menganggap tugas nya adalah untuk menasihati anak. Hal ini menyebabkan anak malas berbicara dengan orang tuanya. Mereka jadi memilih berbicara dengan teman sebaya nya. Saat berbicara dengan anak remaja kita, tahan keinginan untuk menasihati mereka. Jika ada perbuatan mereka yang kurang baik, gali dulu lebih jauh apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Hindari nge-gas, rem aja (remaja). Buat anak melihat duduk persoalannya dengan lebih baik. Jika anak kita yang salah, maka buat iya menyadari kesalahannya dengan mengajukan pertanyaan yang membuat ia berpikir dan merasakan yang dirasakan orang lain jika ia berada di posisi orang tersebut. Contoh: Saat anak mengampar temannya kerena temannya melakukan hal yang ia anggap kurang baik. Coba ditanyakan dulu apalah temannya melakukan hal itu dengan sengaja atau tidak. Kalau jawaban anak, ternyata mungkin temannya melakukannya tidak disengaja. Maka berikan contoh jika ia yang berada di posisi temannya tersebut, apa yang akan ia rasakan dan apa yang ia harapkan dilakukan oleh orang lain. Sehingga akhirnya ia menyadari sendiri kesalahannya dan mau minta maaf ke temannya. 29. Sebagai orang tua kita harus senantiasa mendoakan anak kita. Contoh: Ya Allah jadikanlah anak saya bisa mengendalikan emosi nya dan menjaga nilai-nilai kebaikan kepada sesama manusia. 30. Rasulullah ﷺ saat ada orang mengadukan suatu masalah kepada beliau menggunakan teknik ngobrol. Contoh: Saat ada orang yang bertanya apakah ia boleh berzina? Saat ditanya seperti itu Rasulullah ﷺ tidak langsung mengeluarkan ayat, tapi mengajak berdialog dulu. Rasulullah ﷺ bertanya ke orang tersebut, “Bagaimana kalau ibu kamu yang di zinahi?” Bagaimana kalau adik perempuan kamu di zinahi? Bagaimana kalau istri kamu di zinahi? Orang itu menjawab ia tidak mau. Maka Nabi Muhammad ﷺ mengatakan bahwa tentunya orang lain juga tidak mau. Lalu Nabi Muhammad ﷺ menutup pembicaraan dengan mendoakan orang tersebut agar kuat menahan godaan syahwat nya. 31. Pada saat mengobrol, pastikan tidak dalam posisi menekan, mengancam, dan menasihati orang yang diajak ngobrol. Kecuali orang tersebut yang meminta nasihat. Contoh: Ustadz tolong kasih nasihat ke saya. Maka kita bisa memberikan nasihat kepada orang ini.

MasyaAllahTabarokallah A llahumma Sholli Ala Muhammad Semoga Allah berikan pahala jariyah aamiin

Sekedar saran Sebaik nya jgn langsung di hardik jika itu slh krn anak akan menolak dg mentah . Lakukan pendekatan, jd temen curhat nya anak slh satu nya, bahas hobi dan suport apa yg dia suka , jika hati anak sudah kita dekati maka segala arahan mudah di terima oleh otak anak , lalu arahkan .