Rakyat bukannya tidak mau mengerti, tapi sudah skeptis kalau berujung korupsi, buktikan dulu pemerintah sudah bersih, jangankan 2,5% , diminta 250% pun rakyat pasti mau...kalau pemerintahnya memang bersih dan jujur, sejarah Indonesia sudah membuktikannya.

Selama ada logo Close the Door, di situlah mereka merangkap sebagai konten kreator sekaligus "humas pemerintah"

yang jadi masalah terbesar sebenarnya adalah krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam pengolaan keuangan negara yang berawal dari permasalahan banyaknya kasus korupsi di berbagai instansi pemerintahan sehingga membuat masyarakat lebih sensitif jika pemerintah membuat kebijakan yang berkaiatan dengan penarikan paksa secara tidak langsung dengan embel-embel "UNTUK RAKYAT"

Kalau dana sudah terkumpul ya di korupsi...rakyat tidak percaya pemerintah

Alhamdulillah karena chanel kasisolusi gw dapat pencerahan untuk TIDAK SETUJU TAPERA.

Enak banget ya masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia dapat bansos, dapat beasiswa, bisa dapat rumah dari Tapera, lah orang kelas menengah tercekik, diperas pemerintah buat mensubsidi MBR

penyiaran media sosial memang perlu di atur tidak di lepas begitu saja, saya seorang bapak yang memberikan aturan ketat untuk anak , dengan pembatasan akses gadget (sabtu minggu) dengan jam yang juga diatur hanya 3-4 jam sehari (jeda setiap 1jam) , gadget jg di protek dengan aplikasi , setiap aplikasi (youtube) di setting jg paramaternya agar ramah anak, tapi masih banyak juga yg lolos dr screening youtube, dan banyak jg ortu lain yg tidak ada atensi terhadap tontonan anak dan mau mereport konten yang tidak ramah anak, salah satunya konten game, tapi berisi kata" kotor, aktifitas" yang memicu keagresifan dsbnya, masih kah harus berharap , konten kreator menscreening kontennya sendiri? youtube menscreening secara otomatis? menunggu viewer yang merasa terganggu mereport, bisa kah 100% kita kontrol tontonan anak saat ditonton untuk kita report, dan berapa banyak suara yang mau mereport sehingga bisa di takedown? saya rasa konten kreator yang punya anak juga punya masalah yang sama, betul?!

aneh... yang dibahas pernyataannya siapa... yang diundang klarifikasi siapa... alasannya pak indrawan lebih bijak... takut lu dengan mas didi ?...

Om Derry, sudah melihat permasalahan ini dari sudut pandang “apakah rakyat masih percaya kepada yang mengelola negara ini?”, “apa kabar kasus jiwa sraya?”, “apa kabar asabri?”, “apa kabar century?"

yang sebenernya Tanggung Jawab negara, dialihkan menjadi tanggungjawab Rakyat dg alasan gotong royong.

Saran om der biar balance n gk di pandang jadi humas pemerintah

Mengingat Dr Indrawan dan KasiSolusi dibawah naungan Deddy Corbuzier grup dan Deddy pro Jokowi Prabowo. Saya rasa ada arahan titipan pemerintah untuk nenangin gejolak masyarakat.

Bukan soal bagus atau tidaknya program Tapera, tapi soal masih percaya atau tidaknya masyarakat sama pemerintah. Betul ga?

kalau gotong royong. coba diposisi orang yang sudah punya rumah, dia dipaksa ikut tapera tapi tidak merasakan manfaatnya? yakin ikhlas?

Buat Dr. Indrawan...saya quote ya

Saya tau bang dery berpemahaman bahwa gk boleh kritik pemerintah,gk boleh demo,gk boleh membangkang ke pemerintah,tapi jangan juga anda jdi kesannya apa2 kebijakan di bagus bagusin,dipuji puji padahal jelas klo kita fikir dengan akal sehat,dengan pertimbangan pengalaman yang dulu2 bagaimana pengelola di negara ini itu patut dipertanyakan dan diragukan,jadi klo misal gak boleh kritik gk boleh beda dengan pemerintah fair juga jangan kesannya puji2 dan bela2 pemerintah,diem aja atau sajikan narasumber yang kontra nya juga biar tau sudut pandang dua sisi

Alhamdulillah, Asyik nih yang bahas pakarnya Inovasi. Salah satu bagian dari Inovasi adalah Design Thinking. Dari Design Thinking kita akan dalam melakukan analisa mengenai kondisi dari market yang ada. Dalam hal ini adalah Rakyat Indonesia? masuk ke dalam object yang akan ditarik TAPERA, berbeda dengan BPJS Tenaga Kerja dan Kesehatan yang memiliki manfaat terhadap pekerja. Semoga kita dapat diberikan kemudahan dalam melalui semua, Semoga Allah berikan kekuatan dan kemudahan dalam setiap aktivitas serta tantangan yang kita hadapi

Terima kasih dr. Indrawan sudah membuka mata kita untuk mengetahui apa itu TAPERA tapi kami sebagai masyarakat sudah trauma dengan tabungan seperti ini berkaca kepada asabri, taspen, dan jiwasraya karena penyelenggara tidak amanah dan ketika terungkap setahu saya uangnya tidak kembali ke rakyat tapi jadi aset negara

Kalau semua "janji janji" dan proyeksi "indah" itu tidak terpenuhi dan malah dikorupsi oleh segelintir orang, gimana para wajib Tapera menuntut tanggung jawab?

salut Dr.Indrawan...mensetnya...obyektf,humanis..mungkin dia mlht tmn,kerabt sblm sukses...bnr jngn gebyah uyah,regulasi di ttpkn...krn beda ngr,beda org ,beda idealisme,hrs brbeda kebijknnya ,bnr ada yg hny butuh uang bwt mkn hr ini,ada yg hny ketrmpiln,(tp ke!yataan di lapngn pr kardus desa mngutamkn sdr tmn wl kaya dpt sembako uang rmh keramik pny sawah motor 3,janda"manula disampingny hny menjerit hrs krj keras)smga bs eksis mndampingi..institusi pemangku kbijkn ...agr tdk ada mark up,tdk ada hny cr proyek,agr tpt guna tpt tempt...ttp ikls pk..wl tdk stju..mnft wkt slgi bs...mntp(org yg sukss legowo tdk jauh dr kpandain ibunya)