Kanal Bali Jani ~ Setelah Dalem Sri Kresna Kepakisan lanjut usia, yang naik tahta menggantikan beliau adalah putra sulungnya, yaitu Ida Dalem Samprangan. Sayangnya, kinerja Dalem Samprangan dalam menjalankan roda pemerintahan sangat mengecewakan. Alih-alih memperhatikan Negara, beliau malah sibuk bersolek, menata diri sendiri dan bercengkrama dengan istrinya.
Keadaan itu membuat Kiyai Kebon Tubuh dan petinggi kerajaan lainnya menjadi gusar, lalu muncul gagasan untuk mengganti Dalem Samprangan dengan adiknya, yakni Ida Dewa Ketut Ngulesir. Tetapi, putra bungsu Dalem Kresna Kepakisan dari permaisuri ini tidak pernah tinggal di keraton. Beliau hidup mengembara. Lalu, apa yang dilakukan Kiyai Kebo Tubuh?
Sebenarnya Kyai Kebon Tubuh bisa saja mencalonkan Ida Dewa Tegal Besung, adik tiri Dalem Samprangan yang adalah keponakannya sendiri, tetapi beliau belum cukup dewasa dan diperkirakan belum mampu mengendalikan roda pemerintahan.
Maka dari itu, Kiyai Kebon Tubuh yang dipercaya untuk mengeban tugas itu mulai menyusuri jejak Ida Dewa Ketut Ngulesir. Akhirnya beliau sampai di Desa Pandak, Tabanan, dan bertemu dengan orang yang dicarinya. Ida Dewa Ketut Ngulesir merasa malu karena pejabat kerajaan itu menemukannya di arena judi.
Sebagai utusan, dengan sangat hormat dan sopan, Kiyai Kebon Tubuh mohon kepada Ida Dewa Ketut Ngulesir agar berkenan naik tahta menggantikan kakaknya yang tidak cakap menjalankan roda pemerintahan.
Ida Dewa Ketut Ngulesir tidak segera menanggapi. Beliau ragu karena merasa diri sangat hina dan tidak pantas untuk dijadikan junjungan. Tetapi Kiyai Kebon Tubuh terus mendesak agar beliau mau diangkat menjadi raja. Jika berkenan, maka dipersilakan untuk menggunakan tempat tinggal Kiyai Kebon Tubuh sendiri untuk dijadikan keraton.
Karena Kiyai Kebon Tubuh memohon dengan sangat, akhirnya Ida Dewa Ketut Ngulesir mengabulkan permintaannya untuk menjadi raja yang berkedudukan di Gelgel. Setelah itu beliau dijodohkan dengan putri Kiyai Kebon Tubuh.