Merinding :’)

sungguhan. viewers setiap mv nadin adalah orang-orang handal mengekspresikan perasaannya melalui tulisan. semoga lekas sembuh.

seorang anak yang mahir dalam menutupi lukanya yang memang terbiasa sakit dari ia kecil sampai akhirnya memaksakan buat dirinya ga ngerasain apa2, seperti melupakan memori jelek dan memaksakan untuk sembuh, sangking seringnya capek dan akhirnya memaksakan diri untuk lupa bahwa dia capek, kaya biar orang lain ngeliatnya baik - baik aja.

Keluarga ku utuh, tapi aku merasa sendirian. Sedari kecil yang mana aku belum memahami tapi aku selalu mengingat rasanya. Katanya mendidik keras biar aku jadi anak penurut biar ga ngelawan, dulu Baik aku selalu ikuti jalan ceritanya Harus mandiri, sakit sendiri, kuatin diri sendiri. luka luka itu masih kuingat sampai sekarang. Tapi setelah dewasa, kalimat itu salah Aku menjadi sosok yang emosional mudah tersinggung, tidak percaya diri, mudah stress, takut berbuat salah. Dan aku tidak bisa menceritakan itu semua kesiapapun. Keluarga yang katanya rumah, keluarga yang katanya pelindung selalu terpatri seperti musuh dalam diri. Aku tidak menginginkan itu semua, aku juga ingin menjadi anak baik yang mereka harapkan. Tapi mereka tidak tau tidak mengerti atas luka luka aku itu. Sampai sekarang aku harus mencari self healing aku, agar aku bisa tumbuh dengan baik dan terus bertahan untuk berjalan dikaki ku sendiri.

Nangis itu normal Khawatir itu normal Takut itu normal Tapi hidup dalam kekhawatiran,ketakutan dan tangisan itu gabaik. Kenapa? Kamu lupa makan gara-gara kebanyakan nangis. Lupa berdoa gara-gara sibuk khawatir. Lupa beraktifitas gara-gara takut. Lupa kalo kamu gaakan pernah sendiri. So Let's cry for a while and be happy forever.💛🌻

So beautiful...i dont know how your brain works sampai bisa se-amazing itu to create this masterpiece ♥️♥️♥️

Keluargaku masih utuh, tapi aku merasa separuh pun tak ada. Perasaan mereka sudah berubah, katanya kamu sudah besar nak dewasalah. Aku masih remaja bu, aku masih butuh kasih sayangmu. Jika memang dewasa adalah alasan aku kehilangan rasa itu, biarkan aku menjadi anak kecil yang tak pernah bermimpi menjadi dewasa.

Aku seorang gadis yang mulai merambah ke dunia pendewasaan. Yang harus ku lalui sendiri, dengan keegoisan orang sekitar. Yang selalu menyembunyikan luka dengan senyuman ceria. Selalu berusaha jadi pendengar yang baik untuk orang-orang sekitar, selalu menjadi bahu untuk orang orang sekitar, dan harus besikap netral di hadapan kedua orang tuaku. Dipaksa keadaan untuk bersikap dewasa, menyembunyikan luka, dan bersikap seolah baik baik saja. Jadi orang yang netral diantara dua orang tua yang egois itu sulit yah

lyrics : Kecil, wajahmu meraut sedih Siapa yang berlayar pergi Melatihmu sendiri Menertawakan sunyi Sampai hatimu lupa Terbiasa perih Kecil, seorang penipu mahir Sehingga tak ada lagi tanya Apakah kau tak apa Menertawakan rintih Sampai ragamu lupa Terbiasa letih Tawa harusnya meminta maaf Padamu yang lama ia tinggalkan Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Kecil, aku pun meraut sedih Semua karena tak lagi bisa Memelukmu sempurna Menertawakan hari Sampai dirimu lupa Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Dari luka Seperti tulang yang patah Dan tumbuh tidak sempurna

Selamat atas lahirnya anak ke empat kak Nadin! 1. Rumpang 2. Sorai 3. Star 4. Seperti Tulang ㅡ "Ini semua untuk kita. Jiwa tua yang terpenjara di kecilnya badan yang tak pernah sembuh dari semua luka." "Kubawa kamu dalam doaku, aku. Demi sembuh dan tumbuhnya kamu, aku. Demi sehat dan warasnya kamu, aku. "Tuhan, dunia memang terkadang kejam, tapi aku gamau ikut-ikutan." "Aku tinggal sendiri. Di rumah ini suara detak jam melebihi nyaringnya detak jantung, tanda bahwa aku belum mati atau sudah?"

Seorang anak kecil yang terbiasa berteman dengan kesepian, seorang anak kecil penipu yang terbiasa berbohong tentang dirinya bahwa ia sedang baik" saja. Kini seorang anak kecil itu sudah beranjak remaja. Terima kasih anak kecil telah membentuk ku menjadi kuat dan mampu bertahan:)

Cinta pertama seorang anak perempuannya jadi musuh tersulitnya:')

Nadin, kembali kau buat aku menangis di pagi hari. Orang mengenalku tangguh, mereka menaruh harap bahwa aku sanggup, lara gamungkin ada dalam hidupku. Tapi mereka lupa bahwa aku manusia, tidak. Diriku sendiri juga lupa bahwa aku makhluk yang punya hati, sangking terbiasanya menghibur huru hara orang lain sampai lupa mengajak diri untuk beranjak berdiri.

"Tak sepenuhnya pernah sembuh dari luka." Menyadarkan kita bahwa kadangkala kita hanya berpura-pura telah sembuh, padahal nyatanya kita pun tak pernah benar-benar sembuh. Kita hanya pandai menutupinya, pandai membuatnya agar kita terlihat seolah baik-baik saja. Luka itu masih ada, kadang terasa tapi hanya saja kita memilih untuk tidak menyadarinya. Untuk kalian yang perna terluka. Karena alasan apapun itu. Tetaplah tumbuh walau tak sempurna, setidaknya kita bisa bahagia :')))

Ayah, maaf aku harus tumbuh dengan banyak ketidak bahagian, maaf aku belum bisa bahagiain ayah disini, maaf kalau sesekali aku harus menyerah dengan dunia, suatu saat nanti akan aku ceritakan segala usahaku untuk bertahan didunia ini yah. Tuhan punya rencana yang lebih indah walau itu berat, tunggu aku disana yah :)

malam ini, aku menangis kembali,entah untuk keberapa kalinya. seperti biasa, tidak ada yang istimewa. mereka tak tau seperti apa rasanya, menjadi penipu mahir, dengan segala tawa. menjadi tulang pertama, namun patah. semesta tak memihakku, untuk apa apa. ah, kuat ya. tegar ya. tapi sampai kapan? terima kasih kak nadin, untuk juga berkata, manusia tak akan sepenuhnya sembuh dari luka. ah, aku tak pernah benar benar sendiri.

Aku anak brokenhome yang orgtuanya tidak bercerai, tapi setiap hari harus mendengar permasalah keuangan ibuku yang terus kerja keras, ayahku yang santai2, hingga selalu ada perdebatan, rasanya itu selalu menyakitkan dan memusingkan bahkan aku berfikir lebih baik mereka berpisah drpd aku harus mendengarkan perdebatan;( banyak yg merasakan hal yg sama, sini pelukan temen2💞 alhamdulillah skrg aku udah nikah, doain yaa semoga aku dan suamii menjadi orgtua yg baik ☺☺💞 makasihhhh komen baiknya

Crying a lot. Relate sm hidupku sekarang. 13.31 wib Yang menyedihkan, kedua orang itu masih ada tapi peran nya lama-lama hilang. Kata mereka dalam diam "kamu sudah besar, mandirilah. Kehidupan di perantauan mendewasakanmu lebih dulu. Kamu pasti bisa tanpa aku dan ibumu." Ku ingat kata Nadin, ia bertanya untuk apa hidup? Lantas aku juga berpikir, untuk apa aku hidup lebih lama? Untuk adik-adiku yang membutuhkan aku Untuk bertemu dengan banyak anak kecil Untuk semangkuk seblak dan baso aci Untuk segelas kopi Untuk seseorang yang aku tunggu hadirnya Untuk bertemu kembali dengan Hujan dibulan Oktober Untuk kakek Untuk lagu-lagu Ben Platte Untuk janji yang belum terpenuhi. Tuhan, jika aku dikaruniai titipan dimasa depan, aku jaga ia melebihi apa yang orangtuaku lakukan. Semoga, aku tidak seperti mereka. Semoga waktu dan semesta menyembuhkan, semoga aku bisa mengeluarkan racun dari tubuh sendiri. Bandung, 30 Oktober 2019. Sarah Azzachra

Nadin, aku ingin sekali ibu peri kembali bersamaku, saat itu aku masih 8 tahun, di salah satu kamar rumah sakit, saat itu aku terlelap sebentar, lalu terbangun dan mendengar kabar yang menghentikan detak jantungku. ibu periku pergi nadin, untuk selamanya. aku sangat menyesal saat itu aku terlelap, padahal ibu peri akan terlelap selamanya. tak sempat aku peluk dirinya saat masa kritisnya, nadin. luka ini tumbuh melekat dengan tubuhku, sangat sakit, sangat kosong, sangat kehilangan. aku tak tau berapa pelukan yang kudapatkan darinya, aku merasakan pelukannya lagi nadin.aku sangat iri saat teman2 ku menceritakan tentang ibu peri mereka masing masing. nadin, doa kan aku kuat ya.

Untuk yang berlayar seorang diri. Kamu adalah kapten sekarang, deras ombak tidak mennyurutkan perjalananmu menuju ketepian, walaupun sendirian. Dingin malam tidak membuatmu mengggil, karena kau tau ini belum seberapa dari yang telah kamu lalui sebelumnya. Angin mungkin kencang, menerpa dan membuatmu sedikit goyah, tapi aku tau kamu tidak pantang menyerah. Sekarang kamu pemegang kendali atas semua yang kamu kehendaki ❤

Hai nadin, sore ini aku patah. Banyak hal yg kusimpan rapat tiba" menyerbu untuk keluar. Satu persatu rasa tak mau mengalah, mereka bersatu, mencampur adukkan isi kepalaku. Aku patah, menangis. Sore ini di iringin lagumu nadin. Air mataku banjir, mereka mengalir deras. Aku pasrah, kuatku tak sanggup menopang. Aku patah sore ini. Aku pasrah sore ini. Yogyakarta, 18 Desember 2019

Hari ini aku ulang tahun.. Tapi tak ada satu pun hal istimewa yang terjadi Teman teman, kerabat, keluarga, mereka orang orang yang ku anggap spesial dalam hidupku tak satupun menemani ku saat ini. mereka seakan lupa atau memang benar benar tidak peduli pada hari spesial ku, mereka dekat masih di kota yang sama, tapi sulit hnya untuk merasa dekat dengan mereka. Begitupula keluarga ku tiggal di atap yang sama menghabiskan hidup bersama, tak lantas membuat mereka sekedar menemaniku hari ini, mereka pergi, melakukan kesibukan masing masing, satu satu nya yang ingat hnya adik ku yang masih sekolah dasar krna dia punya telpon pintar dan selalu menandai tanggal ulang tahun setiap anggota keluarga di memo kecil hp nya juga menghidupkan alarm kalender, sehingga dia ingat, dan tadi malam mengucapkannya pada ku, katanya takut besok dia lupa dan tidak bertemu aku lagi saat pulang sekolah karna aku kerja, sungguh manis, dia satu satu nya manusia yang mengingat tanggal berkurang nya umur ku. Tapi bukan berarti aku akan melupakan mereka yang tidak mengingat ku, aku tidak marah, sungguh. Mereka juga pasti punya hal yang lebih penting untuk dilakukan daripada mengucapkan kata 'selamat ulang tahun'. Tapi ya aku tidak akan pernah bisa menghalau rasa sedih ini, siang tadi lagi lagi aku mengangis, mencoba kembali menguak ingatan tentang hari spesial ku di setiap tahun nya, dan aku sadar, kenapa semuanya sama, selalu seperti ini setiap tahunnya, aku akan kembali menangis setiap ada tuang kosong, yang berbeda hanya naungan nya, dan siang ini di sudut mobil. Dari dulu aku ingin sekali merayakan hari hari seperti ini dengan ayah bunda, ingin tiup lilin bersama, saling colek mentega, dan bernyanyi bersama, aku ingin memiliki kenangan itu seperti yabg pernah kakak ku rasakan, atau seperti ulang tahun adikku tahun lalu, dan sebelumnya. Aku ingin memiliki kenangan itu sekali saja, supaya di tahun tahun berikutnya aku cukup kembali mengingat nya dengan bahagia tanpa airmata. Atau bahkan yang biasa biasa saja aku ingin kita berkumpul semuanya, makan tahu goreng buatan bunda sampai larut malam sambil menemani ayah menonton siaran sepak bola. Atau kalau itu terlalu sulit, tolong bilang selamat ulang tahun padaku, itu sdh lebih dari cukup. Tapi sepertinya susah, yasudah tidak papa. Kalau tidak bisa tahun ini mungkin tahun nanti, atau tahun nanti nanti nya lagi, jika belum bisa kalian lakukan aku hnya akan kembali menjalani setiap tahunnya seperti sebelum sebelumnya, menangis dan menangis, bernostalgia pada memori kecil tentang kebersamaan kita, meski secuil, kembali pada rutinitas melankolis ku, entah sampai kapan. Aku tahu kau mungkin menganggap aku kekanakan, iya aku juga tidak akan mengelak, karena itu benar. Tapi ya aku tidak punya kekuatan apapun lagi hnya untuk sekedar menepis rasa sakit ini. Ini bukan luka biasa, ini sakit. Malam ini aku memberanikan diri membeli kue kecil lengkap dengan lilin, dan akan ku tiup sesampainya di rumah nanti, dikamar lebih tepatnya. aku tahu merayakan ini tanpa mereka akan lebih terasa menyakitkan, tapi tak apa aku cukup membayangkan wajah mereka saja dan aku akan bahagia, walau sebentar. Temani aku ya kak nadin?, karena lagumu akan menjadi saksi aku meniup lilinku malam ini Edit: ga nyangka banyak yang singgah dan mengucapkan selamat untukku, terimakasih kalian semuaaa, sekarang aku sudah baik baik saja dan mencoba untuk bahagiaa, dan semua karna kalian, aku merasa mempunyai seseorang yang merangkul ku dengan tulus, tetimakasih sekali lagi, maaf tidak membalas satu satu, dengan sebab terlalu bahagia lalu malah lupa untuk membalas nya, hanya beberapa yang sanggup ku balas, karna kalian begitu luar biasa, aku menangis bahagia membacanya, salam cinta untuk kalian

Nadin, hari ini aku benar-benar patah. Bukan karena cinta. Namun semua yang kusimpan sendiri seakan-akan menyerangku. Aku menangis :) Sakit sekali. Kalah! Ingin menyerah tapi belum seberapa. Ingin membuktikan namun sulit sekali. Aku sendiri, tidak ada yang mendukungku. Aku menangis bersama lagumu malam ini. Terima kasih nadin💕 Tulungagung, 26 Agustus 2020

"Seperti tulang yang patah, dan tumbuh tidak sempurna" -Nadin Kecil yang terbiasa tertatih, berjalan mahir. Sehingga tak ada lagi tanya, apakah kau tak apa? Kecil yang kehilangan kasih sayang miliknya, direnggut paksa oleh takdir.

Yang aku dapat dari video ini sih adalah tentang seseorang yang tumbuh dewasa dan merindukan semua yang ada saat ia kecil. Karena semakin kita tumbuh dewasa kita lost a lot of things in our life dan pasti di suatu titik kita bakal merasa rindu dengan semua keindahan yang pernah terjadi saat kita belum tumbuh dewasa. Ending nya nadin menangis karena saat kita tumbuh dewasa, kita tidak pernah sepenuhnya sembuh dari luka luka yang membuat kita dewasa. Lalu juga ditambah dengan beban serta tanggung jawab ketika kita sudah dewasa. Dan scene akhir saat nadin nerjalan menuju ombak menurut aku menggambarkan keadaan semua orang yang sudah sangat letih dan tidak bisa lagi menahan rasa sakit, sehingga sering berfikir untuk "menyelesaikan" semuanya with suicide.

2 tahun lalu keluh kesahmu dan patah hatinya, di tuangkan dalam rangkaian kata,sekarang disulam bersama sebuah nada.tahun ini puan, berhasil menutup luka dengan beberapa karya..selamat atas single ke 4 dan MVnya "seperti tulang" ! "You might be broken, but you’re not alone” -Nadin amizah

Saya seorang sulung. Terbentuk dari luka masa lalu yang tak pernah kunjung sembuh. Persis seperti di lirik lagu ini, "kecil aku pun meraut sedih, semua karena tak lagi bisa memelukku sempurna menertawakan hari". Sampai diriku lupa bahwa raga yang terbiasa lelah dan hati yang terbiasa perih tak akan pernah sepenuhnya bisa sembuh dari luka. Terimakasih lagunya Nadin, indah sekali

Hari ini lagi dan lagi, aku menangis. Jiwa ini rasanya sesak karna terlalu banyak masalah yang dipendam, tak berani diungkapkan karna tidak akan ada yang mendengar. Hanya berani menangis dalam sunyi di ruang gelap. Masalah yang terus ditutupi dengan senyuman membuat diriku terlihat baik2 saja. TIDAK! aku hanya terbiasa menutupi semuanya. Hati kecilku meronta memberitahuku ia ingin teriak. Tidak ada yang bisa kulakukan.

Sulit memang menguatkan diri sendiri, sulit memang menyembuhkan diri sendiri. Tapi bagaimanapun kamu harus bisa karena tak ada yang sangat menyayangi kamu selain kamu sendiri, taakan ada yg memelukmu selain kamu sendiri. Tetap berjuang sampai hatimu lupa terbiasa perih, sampai ragamu pun lupa terbiasa letih. Untuk hal hal yang tak bisa diungkap, untuk semua lelah yang menyapa, untuk semua perih yang melatih. Terimakasih.

Teruntuk bunda @nyiteung , terima kasih telah meminta Nadin untuk menjadi pemeran dari mv pertamanya. Terima kasih pula karna melahirkan dan membesarkan Nadin menjadi sosok yang luar biasa. Aku yakin bukan hanya aku yang berdecak kagum atas indahnya Nadin. Terima kasih, bunda-nya Nadin💓💐 Untuk Nadin, terima kasih karna telah menjadi sosok yang luar biasa. Benar-benar indah... kamu paket komplit yang limited edition. Terima kasih karna telah berserdia menuruti permintaam bunda-mu Nadin. Terima kasih, nadin. Sending you both lots of love from here, banjarmasin.

Peluk online untuk semua orang - orang hebat yang berani berbagi pesannya ({})

*Perlahan luka itu tawar, hilang rasa, yang ada hanya bekas luka yang menonjol dan sulit untuk aku samarkan* Caramu ternyata berbeda kurasa, Kau pernah bercerita tentang betapa indahnya sinar gemerlap malam. Tapi setelah kau dengan sengaja melakukan itu semua, aku baru tersadar bahwasanya langit malam jua bisa ingkar janji, menghilangkan semua gemerlap nya dan juga bias bias sinarnya menjadi ruang kosong yang gelap tak terjamah.

ternyata aku hanyalah anak kecil, yang tak mungkin tumbuh dengan sempurna lagi. kamu yang terlebih dahulu menyelami, segala patahnya aku yang tak mungkin lurus lagi. aku hanya mampu menyambut baik, bersama tangan-tangan yang berdarah, lalu dengan kemas dan cantik, aku menyekanya terseretkan rintih-rintih hanya karena itu kesukaanku bukan juga seutuhnya aku hanya mampu membalas lembut, bersama pilu-pilu pada belatimu, lalu dengan lihai dan syahdu, aku menyentuhnya terbawakan cahaya-cahaya hanya karena sunyi gelapku bukan juga sepatahnya kau sembunyi di pilar yang satu, ada aku di pilar yang satu lagi. sama-sama memeluk maaf dengan begitu hangat. . “semoga tidak ada lagi, luka yang berlayar membawakan kembali pilu kepada ia yang tersakiti." @terbuaipilu - 15 Oktober 2019

Rumpang: Banyak yang tak ku ahli, begitupula menyambutmu pergi Sorai: Mungkin akhirnya tak jadi satu Namun bersorai pernah bertemu Seperti Tulang: Tak sepenuhnya pernah sembuh dari LUKA

Keluargaku masih utuh,tetapi di dalamnya sudah tak bnar2 utuh. Ayahku melakukan kesalahan besar,dan melukai hati ibuku...daripada memilih meminta maaf dan mengakui kesalahan, ayahku lebih mencari cara membela dirinya ,entahlah siapa di sini yang salah ... sampai detik ini mereka msih bersama,mereka tak pisah .namun saling membisu tanpa berkata kata ...sekalipun berkata perkelahianlah ujungnya...aku lelah..tapi aku tidak ingin sampai mereka berpisah. Meski permintaanku itu egoisuntuk selalu berharap mereka tetap bersama. .. 15juni_2020_20:52

Hai nadin. Malam ini aku retak, bahkan hampir patah. Jika tidak melihat orang-sekitarku, mungkin akan selesai. Aku tidak tahu, tapi malam ini semua yang sudah ku pendam meronta-ronta ingin keluar. Rasa lelah, sakit, rindu, menyesal dan teman-temannya berhasil membuatku menangis. Air mata seolah tidak butuh izinku untuk jatuh dan terus jatuh. Tidak menyangka seberat ini menyimpan rasa sakit dan menyesal, tidak ada obatnya. Percayalah. Aku hanya butuh ibu untuk kembali, memeluk ku erat yang aku lupa rasanya seperti apa. (Subang, 22 Agustus 2020)

29 oktober 2019 mv ini akhirnya dirilis. saya menangis, selalu dan seperti biasanya untuk setiap lagu yang kamu buat. seperti memang semua liriknya sengaja dibuat untuk menampar siapapun yang merasakan perasaan yang sama. saya Rumpang. Kehilangan seseorang yang bahkan saya tak pernah memikirkan atau mempersiapkan kehilangan itu. lalu merasa Sorai sebab bersyukur pernah membuat cerita dengannya walaupun berakhir dengan tidak bersama. kemudian, Seperti Tulang, saya seperti dipergoki bahwa luka yang dia beri takkan pernah sepenuhnya sembuh. Terimakasih, Nadin. Untuk suara yang sangat merdu. Untuk kata-kata yang sangat manis. Dan untuk perasaan yang selalu haru. baik-baiklah selalu kamu. saya dan banyak orang lainnya selalu menunggu nada-nada magis darimu.

Kita resah, Membantah, Memutar arah. Kita linglung, Terambung, Dalam relung. Kita usai, Menuai, Segelas andai. Kita ahli, Mengadili, Tak kembali. -Dyn

Semakin dewasa, semakin mencari kemana harus pulang. Dimana dekap yang benar-benar tulus. Dimana tempat tersenyum manis, sambil bercerita. Lalu terkadang aku bertanya, kalau aku sakit siapa ya yang aku peluk? Terima kasih... Aku memaafkan kalian, aku bagian dari pembelajaran hidup kalian. Saat ayah, ibu belajar. Itulah aku, aku yang ingin melihat dunia, menangis, merangkak, berjalan. Sekarang aku sudah tumbuh menjelang dewasa. Aku berusaha, agar benar-benar memahami diriku. Aku berusaha untuk memeluk diriku sendiri.

Nadin Malam ini aku patah kembali Aku benci terlihat lemah Aku cape Aku muak Semuanya tak seindah itu Nadin Sebegitu payah melewati nya Begitu banyak menyakiti hati Begitu banyak beban yang ku redam Begitu banyak hal yang memberatkan ku Begitu banyak air mata yang keluar dari mataku Begitu banyak lelah dimuka ku Ku coba bangkit dengan kedua kaki ku Merubah pandangan ku pada dunia Aku dihantam badai Aku dilatih semesta Aku dipaksa sembuh Dan memang harus sembuh Namun tak pernah sepenuhnya sembuh.

Seandaiya di indonesia banyak orang yang pengemar nadin, bisa memahami semua cerita cerita manusia lain tidak hanya berteriak teriak tetapi memandang manusia lain rendah, seandaiya setiap manusaia bisa saling memahami, pasti tak ada namanya teroris, pembunuh, buliying, dan keburukan lainya yang menyakiti dan merugikan manusia lain.

Ada luka yang sudah susah payah untuk ku tutupi, susah payah untuk ku relakan, susah payah untuk ku ikhlaskan. Tapi, entah darimana kau temukan celah kecil untuk kembali merobek luka yang sudah susah payah ku sembunyikan. Menerobos masuk tak tau diri. Tuan, bukan kah kisah kita sudah usai? Kalau penyesalan yang kau jadikan alasan hadirmu kembali, maaf, ego mu kali ini tidak lagi dapat ku maklumi.

aku rindu ayahku yang dulu yang selalu pulang ke rumah tiga bulan sekali, menetap selama berminggu-minggu memanjakan aku dan memenuhi semua keinginan ku. setiap pagi aku selalu dibangunkan untuk ke sekolah, ayah menggendong ku membangunkan aku dari tempat tidur walaupun berat badanku yang semakin bertambah. ayahku menjadi seseorang yang aku cintai selama hidupku. walau aku tidak yakin apakah ayah masih mencintai aku seperti dulu. namun sekarang, ia punya keluarga baru. hidup bahagia bersama anak dan istri barunya. meninggalkan aku seolah berpikir aku sudah dewasa dan tidak perlu lagi menerima kasih sayang seorang ayah. ayah tak pernah lagi pulang tiga bulan sekali untuk menemui ku, kalaupun pulang hanya satu minggu dan kemudian pergi lagi menemui anak dan istri barunya. ini yang aku rindu dari masa kecilku. sosok seorang ayah. bukan soal nafkah tapi soal kasih sayang yang tidak lagi ia berikan. setelah ibu berpulang ke rumah Tuhan sepuluh tahun lalu, aku berpikir selamanya ayah hanya akan menjadi milikku. tapi ternyata tidak, yang dianggap ayah bahagianya, bukan bahagia ku. bukan maaf yang kupinta, tapi peluk yang kulupa. -Kupang, 25 Agustus 2020

Mood booster : liat MV nya nadin sambil liat komen, amazing gaess Serasa nangis bareng orang se-Indonesia :)

“Tak sepenuhnya pernah sembuh dari luka....” din. Aku suka kalimat itu. Suka sekali. Apalagi ketika kamu menyanyikannya. Aku tau kamu selalu bernyanyi dengan hati. Aku pun merasakan itu. Din. Terima kasih telah menciptakan dan menyanyikan lagu ini. Aku bersyukur, masih bisa mendengar suaramu yang indah, yang telah diberikan tuhan padamu. Din. Apapun karyamu, aku jatuh cinta 🖤

everything about this is just so ethereal, nadin.

Kumiliki keluarga yang utuh, namun penuh luka, duka dan rapuh.. Berdiri diatas kaki sendiri walupun sudah rubuh.. Wadah cerita suka duka kehidupan cepat berlalu, bagaikan waktu subuh.. "Kau harus mengerti, hidup akan terus berjalan seperti ini" bahkan harapan dan mimpiku hancur lebur hanyut didalam kalimat sederhana seperti itu..

setelah aku baca komentar komentar disini, aku jadi sadar kalau aku bukan satu satunya orang yang sulit untuk tidur dan pikiran jauh melayang kesana kemari serta ditutup dengan air mata yang jatuh. hebat, semoga lekas sembuh. untuk kita.

Nadin Amizah - Seperti Tulang Lirik~ Kecil, wajahmu meraut sedih Siapa yang berlayar pergi Melatihmu sendiri Menertawakan sunyi Sampai hatimu lupa Terbiasa perih Kecil, seorang penipu mahir Sehingga tak ada lagi tanya Apakah kau tak apa Menertawakan rintih Sampai ragamu lupa Terbiasa letih Tawa harusnya meminta maaf Padamu yang lama ia tinggalkan Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Kecil, aku pun meraut sedih Semua karena tak lagi bisa Memelukmu sempurna Menertawakan hari Sampai dirimu lupa Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Dari luka Seperti tulang yang patah Dan tumbuh tidak sempurna

Always be ends up crying everytime i heard ur song. Thankyou nadin, for always making a good poets that can be related in everyone life stories. Start from rumpang, sorai, stars and the last seperti tulang. Each of ur song tought how to be strong and how pain can be turn in to something goods in someone life as an endless power. I cry, because this song is too beautifull. Keep making a poets to helping each of us healing for this painless life.

Patah hati pertama ku oleh bapak ku sendiri... Beberapa kali saat kecil dapat perlakuan kasar.. di dorong, di bentak, di salah-salahin, di jepret pake sapu lidi satu helai... sampai lemas bgt... cuma gegara topi pramuka.. Harusnya setelah dia tiada belasan tahun silam, aku mengenang kenangan indah dengan dia... tapi yang selalu aku ingat selalu itu... aku tumbuh menjadi perempuan yang sensi, mudah marah, panik attack.. berbeda dengan teman perempuan ku yang lemah lembut dan gak emosian... Aku bertanya ke salah satu teman laki-laki.. km pernah di siksa juga kan pas waktu kecil? Dan dia jawab engga pernah... dan bertanya ke teman laki lain dan jawaban nya gak pernah.. Senakal apa sih aku dulu... temen2 aku belum pernah di hukum gitu... padahal mereka laki2... Pengalaman mengejutkan lainya Pertama kali ke rumah pacar di palembang.. dan melihat pemandangan cowoku sama bapak mamaknya... Dia udah gede masih di panggil nak.. Sini nak biar bapak bungkusin makanan nya.. Di peluk dan bercengkrama layak nya teman... KO AKU BELUM PERNAH DAPET PERLAKUAN ITU... Dari bapak aku... SENAKAL DAN SEBEJAT APA SIH AKU DULU WAKTU KECIL HAH!!!!

2 tahun, sudah 2 tahun sejak aku pergi merantau, hari ini desember 2023 aku kembali mendengar lagu mu nadin, lagu yg selalu nemenin tiap malam ku kala SMA. baru saja mendegar lirik pertama mu, tangis ku pecah, aku jeda lagu mu sejenak, aku kembali lagi di masa 2 tahun lalu yg menyakitkan, yang membuat ku pergi jauh merantau pdahal aku anak perempuan. nadin sekarang aku sudah bekerja, aku juga kuliah, saat dlu mendengar lagu mu, aku tida menyangka 2 tahun yg akan datang ini adalah tahun2 aku berdiri dan hidup dengan keringat dan rasa lelah sendirian di kota orang:)❤

Pada akhirnya Kita adalah sketsa Atas perjalanan masa Wahai yang tak pernah jemu Bebaskan kami dari belenggu waktu

aku terlalu terbawa dalam lagumu yang ini. aku benar benar merasakanya nadin. kecil tanpa tuju yang akhirnya tumbuh besar dengan ragu. banyak luka luka yang masih menganga hingga sekarang. sudah kucoba kubebat sendiri. kuobati sendiri sedemikan rupa. namun luka ini terlalu lebar nadin. benar katamu. ibarat tulang yang sudah patah yang akhirnya tumbuh tidak sempurna. aku juga merasakan hal yang sama. walau berbeda kondisi saja. cukup banyak tangisan tangisan yang terbuang percuma. bahkan lebam lebam yang sengaja kutimbun perlahan. hanya berharap bahwa aku dapat untuk hidup normal saja. sudah letih mengumpatkan tawa. namun letih pula untuk tetap dirundung lara. entah nadin. suatu saat mungkin akan lekas membaik. kuharap segera. doakan saja ya!. banyak terimakasih 🖤

aku pulang. aku kembali menangis. setiap aku terbangun, rasanya dingin. aku menepuk pundakku sendiri, mengatakan "mungkin ini menyakitkan, tak apa, kau memiliki hatimu. mungkin terasa begitu dingin, tak apa, tanganmu dapat memelukmu. mungkin hari ini hembusan angin begitu kuat hingga meruntuhkan dinding penghalangmu, tak apa, kau dapat membangunnya kembali." aku selalu gagal menggapai tangan mereka. kata-kata menyakitkan itu, aku mengenalinya. ukara menyesakkan itu, aku akrab dengan mereka. rasa sakit ini, tak apa, aku mengerti.

Malam ini semuanya tumpah begitu saja. Sesak yang lama ku simpan memberontak dengan kurang ajarnya. Mengalirkan liquid bening yang sangat aku benci. Nadin. Aku tidak suka jika terus mendengarkan lagumu. Maaf. Karena aku benci menangis. Aku benci liquid bening ini terus mengalir tanpa henti. Aku benci ketika putaran memori menyakitkan terputar secara terus menerus di otakku. Aku benci menjadi lemah Nadin. Maaf jika aku sepengecut ini. Izinkan aku untuk malam ini menumpahkan segala duka yang simpan rapat selama bertahun tahun. Terkubur begitu dalam termakan waktu Nadin. Satu hal lagi Nadin. Aku rindu tidur dengan nyaman. Rindu tidur dengan tenang. Rindu tidur dengan mimpi indah. Aku rindu beristirahat dengan tenang Nadin. Bolehkah aku meminta? Tuhan Jangan menyiksaku dengan ribuan belati yang kau lempar kepadaku. Aku ingin istirahat. Ingin tidur dengan tenang. Dan ingin kembali seperti dulu kala:") Pati, 11 April 2020 Di tengah Pendemi Corona berteman sepi

scene terakhir got me like “nadin awas!” “nadin hati-hati!” anyway, cantik banget mv nya😭

Untuk kamu, sang petarung sejati. Jiwa mu tak akan mati, biarlah, lepaskanlah. Air mata lah perisai mu jiwa yang lelah. Ikhlaskan perpisahan, relakan kepergian, sungguh langit kan selalu mendoakan. Kau adalah rumah baginya yang selalu bepergian, beri ruang untuk ia bernafas. Biarkanlah. Untuk kamu, sang perkasa lepaskanlah ia yang tak kasat rasa. Semoga lekas sembuh. Pontianak, 11 Desember 2019

Tawa adalah selimut untuk menghangatkan tangis yang dingin. Tegal-

Hari ini Aku menertawakan diri sendiri Luka yang kukira fana Nyatanya kekal Terlupa tak lama Esok teringat kembali Namun tak apa Ku percaya Nanti akan ada hal baik Yang tak terlupa pula Jakarta, 23 07 2002 Alief

Lagunya resep ke aku :'( Aku mau curhat, Aku seorang anak broken home yg dari kecil sudah ditinggalkan bersama nenekku, aku sangat disayang, tapi beranjak usia beliau meninggal krn kanker. Aku yg masih dalam keadaan kecil dan belum bisa apa" dipindah asuh oleh tanteku, aku tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuaku sejak kecil, mereka tak pernah melihat keluh kesahku, kesulitanku menahan tangis krn sering bertengkar dengan org yg mengasuhku. sewaktu kecil aku selalu dianggap menyusahkan. Akhirnya skrg aku tumbuh dengan sifatnya yg sedikit introvert tidak terlalu berteman, tidak suka terlalu keramaian, mudah marah, mudah cemas akan banyak hal. Skrg aku sudah bersama ibuku tapi tidak dgn ayahku. Aku berharap tidak lagi menyusahkan dengan belajar menjadi dewasa, mandiri menjalani sekua aktifitasku tanpa menyusahkan mereka (ayah tiri dan ibuku) tapi.... Aku kali ini sedih karena mereka tidak pernah percaya akan hal apapun yg aku lakukan. Aku tidak nakal, aku hanya menjalani hobby ku dari kecil "Nyanyi" aku belajar mengembangkan hobbyku mengembangkan bakatku didunia tarik suara di KZfaq. Tapi aku tak sepenuhnya didukung dan dianggap anak durhaka, dibilang menyusahkan, dibilang tidak tau diri. Padahal aku hanya ingin didukung saja :'( aku cuma ingin dipercaya, karena aku sudah terbiasa akan hal ini, aku kerja, aku kuliah, aku melakukan semuanya sendiri, aku belajar mandiri dari lukaku yg tak pernah mendapatkan ksih sayang mereka. Mereka hanya tau aku di usia 21tahun ini, tapi tidak tau dengan bagaimana perkembanganku sampai usiaku ini. Aku ingin teriak,aku ingin menangis, aku ingin membunuh rasa sakitku. Tapi bagaimana? Sampai saat ini aku merasa depresi tiap kali diberi kata" negatif :'( Andai mereka mendengarku, AKU HANYA INGIN DIPERCAYA :'''((( rasanya seperti tidak mempunyai siapa" :'( Nov 18, 2019 Aku

"You gotta let go all your sorrow, all of your low like tomorrow, I know we're gonna be stronger than you'll ever known." ㅡAll Good "Kita teralih terlalu tinggi terbuai kan mentari, tak mau kembali Kita melayang terlalu lama menghangatkan segala dingin dunia." ㅡTeralih "Katanya mimpiku kan terwujud Mereka lupa tentang mimpi buruk Tentang kata Maaf, sayang aku harus pergi." ㅡRumpang "Kau dan aku saling membantu Membasuh hati yang pernah pilu Mungkin akhirnya tak jadi satu Namun bersorai pernah bertemu." ㅡSorai "I might have never told you but with you, feel like everything is right." ㅡStar "Tapi menurut aku kamu cemerlang Mampu melahirkan bintang bintang Menurutku ini juga karena lembutnya sikapmu Juga sabarmu yang nomor satu." ㅡAmin Paling Serius "Tawa harusnya meminta maaf padamu yang lama ia tinggalkan Tak sepenuhnya pernah sembuh dari luka." ㅡSeperti Tulang 🌹😭✨

Tepat 7 tahun yang lalu Aku kehilangan kepercayaan dengan siapapun Tidak ada yang bisa aku ucapkan, aku takut sehingga air mataku tak dapat lagi jatuh ke pipi, bahkan pagi terlihat suram untuk ku menghirup udara segar Pikirin yang kacau kerap kali selalu bersamaku Aku benar benar kehilangan Bahkan diriku sendiri Tidak satupun yang bisa ku ajak berbisik, ingin sekali bisa mengoceh kepada seseorang tentangku tapi hanya rasa takut yang aku simpan Dan biarlah menjadi memori bagi diriku sendiri hingga akhir

Hati yang resah Tawa yang kian hilang Mencari jati diri yang entah kemana Aku lelah Hanya butuh waktu Untuk berbincang pada diri sendiri Aku bahkan tidak menyapa diriku sendiri

Cuma di video2nya nadin, aku menenmukan komentar2 yang sangat indah 🥺😍

bacain comment section di tiap video nadin (dan pemusik indonesia lain yang ga kalah puitis) kini menjadi hobi baru. karena isinya banyak cerita dari lubuk hati beragam orang yang sarat makna. ga ada yang berantem. karena semua sama berusaha menikmati tiap bait musiknya nadin dan saling menguatkan satu sama lain meski belum pernah sekalipun bertatap atau bahkan mengenal 🤗 indahnya sederhana 🌹

Mendengarkan lagu seperti tulang dari nadin, rasanya seperti membuka luka lama yg selalu aku tutup tutupi. Sakit, dan ingin menangis. Mengembalikan ingatan² ku yang sangat menusuk dada, perih. Kecil yang selalu menyembunyikan tangisannya, menangis sendirian dikamar, dan memikirkan hal hal yang sangat merumitkan kepalanya. Kecil yang mendengar teriakan² setiap malam, dan berakhir tidak tidur. Kecil yang malamnya sangat menakutkan. Kecil yang tidak tau kemana ia harus bercerita tentang apa yang ada dihidupnya. Kecil, yang sejak kecil selalu menerima makian yg harus ia telan sendirian. Kecil yang dipaksa untuk selalu kuat oleh keadaan, padahal sebenarnya ia sangat rapuh. Nadin terimakasih, lagu lagumu sangat bagus 💖

Memang benar, tidak ada yg tumbuh sempurna. Semua memiliki lukanya masing-masing. Luka yang membentuk diri mereka saat ini. Tidak apa-apa, walau tidak sembuh kita bisa belajar.

Yang gue tangkap dari mv nya.. Ini pilu banget sih... Menjadi mandiri dengan sendirinya tanpa ada kedua orang tua yg mungkin udah gak ada.. Semua harapan yg digambarkan dengan pesawat kertas gak bisa diterbangkan.. Cacat untuk bisa terbang, terlepas.. Harapan yg dibuat lepas darii genggaman... Penggambaran tidur dipinggir pantai didekat laut menurut gue kayak tempat ia pulang saat ini.. dikarenakan orang tua yg dulunya tidur atau berada bersama dgnnya ditempat tidur.. sudah dipulangkan dilarung ke laut..

Ya tolong dong, bingung aku tuh. Kok bisa ya ada orang yang nyiptain MV nggak ada celah, bagus semua :') Mulai dari Rumpang, Sorai, Seperti Tulang. Jenius, kamu tuh. Terima kasih, Nadin! Aku masih membayangkan manisnya star- kalau dibuatkan MV.

Cukup aku dan diriku yang mengerti. Cukup aku, tidak usah orang lain. Aku tidak ingin mereka tahu. Hingga mereka mengenal luka ku. Sulit? Pasti sangatlah sulit. Aku memilih diam.

Dari sulung yang menangis tanpa suara-

[LIRIK - Seperti Tulang] Kecil, wajahmu meraut sedih Siapa yang berlayar pergi Melatihmu sendiri Menertawakan sunyi Sampai hatimu lupa Terbiasa perih Kecil, seorang penipu mahir Sehingga tak ada lagi tanya Apakah kau tak apa Menertawakan rintih Sampai ragamu lupa Terbiasa letih Tawa harusnya meminta maaf Padamu yang lama ia tinggalkan Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Kecil, aku pun meraut sedih Semua karena tak lagi bisa Memelukmu sempurna Menertawakan hari Sampai dirimu lupa Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Dari luka Seperti tulang yang patah Dan tumbuh tidak sempurna

23 Desember 2018 Adalah hari dimana aku mengalami patah hati paling sempurna dalam hidupku. Kala itu kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita yang sudah berusia 4 tahun 13 hari. Tepat 1 bulan sebelum pertunangan kita. Untuk kamu yang berada di belahan bumi lain dan masih bernafas di semesta ini. Terimakasih telah mematahkan hatiku, memberiku sensasi patah hati paling sempurna dalam hidupku. Ketahuilah, seperti tulang yang patah dan tumbuh tidak sempurna. Hingga saat ini aku tak pernah merasa sepenuhnya sembuh dari luka. Dan untukmu Nadin,terimakasih banyak. Sebab, berkat anakmu yang ini mampu membuatku tetap kuat dan paham bahwa perpisahan sangat pantas untuk dirayakan. Peluk penuh kasih untukmu Nadin 💙💙💙

Setelah sekian lama, diriku kembali lagi ke sini. Dengan penuh derai air mata, berteman dengan sepi. "Tawa harusnya meminta maaf, padamu yang lama ia tinggalkan." Begitu kan maksudmu Nadin? Dan untuk diriku sendiri, Terima kasih masih memilih untuk menginjakan kakimu di Bumi. Maaf sampai hari ini aku masih belum bisa menghadiahkan sebuah tawa yang dulunya pernah ku janjikan. Entahlah, aku juga masih belum mengerti kenapa sejauh ini Semesta tidak pernah berpihak kepada kita. Tapi tidak apa - apa, anggap saja Semesta sedang mengajarkan arti kata dewasa. Nanti, jika memang dunia memang terlalu kejam untuk dihuni, aku akan mengajakmu kembali pulang. Tetapi untuk saat ini, kita berjuang dulu ya. Doakan saja semoga perjuanganku ini tidak kembali sia - sia.

Membayangkan keluarga yang utuh, orang tua yang lengkap.. Kasih sayang yang tulus dari ke2nya,, terkadang merasa iri kepada kluarga yg lain.. Iri kepada anak yang sedang berjalan" bersama ayah ibu nya.. Liburan bersama,, menikmati apa itu hidup.. Aku Tak ada lagi tanya tentang ibu dan ayah ku yang - divorce- / memang harus divorce ': pernah mendengar kata"! Cinta tak bisa dipaksa! Tp aku ttp bersyukur walaupun aku dan ayahku yhanya berkomunikasi secara daring.. - lagu ini mengingatkan pada masa lalu yang indah dan buruk.. Wajah tersenyum hati menangis.. Semua karna tak lagi bisa menjadi sempurna.. Tak semuanya bisa sembuh dari luka- - crazylala - ¦ nabila

i cried so hard when the drawing of a child sleeping with their parents came up. 😭

Aku pernah menjadi teduhmu dari sekian banyak tempat yang kau labuhi untuk singgah. Ketika kau mengatakan jika tak ada aku maka tak ada pula bahu yang siap untuk berbagi lelah."Aku membutuhkanmu, temani aku dan dengarkan aku" sering kau memintaku untuk menemanimu disaat kau terpuruk. Aku selalu menemanimu disaat kau merasa sedih, terpuruk, dan hancur sekalipun. Aku selalu berusaha membuatmu tertawa dengan melakukan hal2 konyol yg sederhana. Aku selalu mengajakmu pergi ke tempat indah hanya untuk mendengar segala keluh kesahmu. Seiring berjalannya waktu, kau tampak terlihat bahagia. Sepertinya masalahmu sudah mulai membaik. aku senang melihatmu tersenyum dari kejauhan, aku senang melihatmu tertawa bersama teman2mu, kau tampak seperti seseorang yg telah menemukan kebahagiaannya. Aku senang. Namun mendadak kau berbeda saat menemuiku. Senyumu tertahan, tawamu terpaksa, tingkahmu kaku. Saat bersamaku kau terlihat menahan sesuatu yang membuatku bertanya-tanya. Laluuu, kau mengucapkan terimakasih atas semua yang aku lakukan, kesediaanku, waktu2 untukmu, serta menjadi pendengar terbaikmu. Aku terus mendengarkan ucapanmu, hingga akhirnya kau meminta maaf. Dan kau memintaku untuk menyudahi usahaku untuk menjadi sosok yg selalu hadir untukmu. Kau menganggapku luka, kau mengatakan bahwa akulah yg menghadirkan luka. Kau tau? Dalam benakku aku bertanya-tanya "apakah aku menyakitimu?". Aku tersenyum pahit saat itu. Pelukan itu tak lagi memiliki rasa seperti biasanya, genggaman erat itu tak lagi berarti.Hari itu kau menunjukan apa artinya luka.

Menerawang jauh tentang bagaimana semesta mempermainkan karsa, tersudut sedu palung kalbu sembari kaki berlutut menadah belas terhadap takdir yg menunjukan murkanya

Aku berada dititik dimana lelahku telah memuncak. Seorang gadis kecil ini, telah kehilangan ibu peri dan pahlawannya bertahun-tahun. Sesaat setelah kepergian mereka, aku pikir aku akan akan sembuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata tidak. Dunia dan orang-orang di dalamnya seakan tak melihatku. Dan ketidakbahagiaan ini pula lah yang akhirnya mulai menggerogoti kekuatanku. Hari ini, detik ini Air mataku seakan mengalir tanpa meminta izin padaku. Ia tumpah tanpa bisa dihentikan. Pertanyaan itu pun bermunculan lagi Tuhan, sampai kapan aku harus patah tanpa ada yang menyembuhkan? Sampai kapan aku harus memeluk diriku sendiri ketika aku dalam kesedihan? Dan harus sampai mana lagi aku menambah kesabaran ini? Agar aku bisa berbahagia seperti kebanyakan manusia diluar sana. Kalau boleh satu doa yang akan dikabulkan. Aku ingin dijemput mereka berdua, biarkan aku menyandarkan kepalaku dan biarkan aku menangis dipelukan mereka. Karena tak pernah kutemukan pelukan paling menenangkan selain pelukan mereka berdua. Amuntai, 4 November 2021

Lama ku rencanakan kepergianku dari mereka-mereka, begitu banyak tanda-tanda yang ku berikan tentang keantusiasan ku untuh segera enyah, menunggu keterpurukan dalam hidupku yang akan membuatku berani melakukanya. sendiri akan lebih nyaman, sepi akan lebih ramai dan sedih akan lebih bahagia, terluka akan lebih terbiasa.

Menjelma maaf menghalau gulana Kukuh kering SEPERTI TULANG Merelakan tawa, RUMPANG di huni lara Memanggil SORAI dalam gemuruhnya badai Berapa tawa yg suda tak kau singgahi puan? Berdarah di pengujung pagi Semoga..... Novembermu menjadi tak karam pd asa keringnya doa² liarmu Tak begitu banyak AMINKU PALING SERIUS Namun kali ini kurelakan menyusuri malam Mengetuk permisi doa²mu Agar menjadi START pada malam berikutnya

lagu yang membantuku teringat bahwa, "hey, kamu seharusnya menyadari kalau kau juga sebenarnya berperasaan". tembok tinggi yang telah kubangun dengan menjadi orang yang cuek, ternyata tak sepenuhnya dianggap baik oleh mereka. padahal itu juga karena mereka. aku merasa gagal menyenangkan orang-orang, aku sangat menyebalkan. menyedihkan. dan aku sadar bahwa seharusnya sedikit saja menoleh pada diri sendiri, bahwa diri ini juga sedang terluka. lukanya masih tetap basah seperti bertahun lalu. tak kunjung sembuh, justru terbiasa, seakan sengaja tak disembuhkan. "hey, orang sekeliling juga tidak suka dirimu yang cuek begini. ayolah, yang benar sedikit jadi manusia." teriakku pada diri sendiri, tiap harinya. setidaknya, terima kasih pada diri sendiri. berani menuliskan ini, bahkan di kolom komentar yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. setidaknya, tumpah ruah sejenak pada tulisan, akan meringankan.

hai nadin, aku telat ya baru melihat ini di 2023? andai aku menemui ini lebih dulu. mungkin aku akan lebih banyak bersyukur lagi dan merasa bahwa aku tidak sendirian. dari semua yg aku dapatkan saat ini aku hanya ingin diabaikan. ku rasa itu lebih baik. bantu ini menjadi mudah hanya dengan mengabaikanku. agar sakit itu tidak melulu hadir.

Apakah terlalu sukar untuk mengemban? Ketika tubuhmu bahkan tidak lagi kuasa untuk menahan. Segala kemelut yang merobek-robek rupa dan ragamu. Sudah berapa lama puan meniti sembilu? Dalam terjalnya badai yang tidak kunjung reda? Ketika raung tangismu bahkan telah mengering. Kan jatuh rintik gemas kian menundukkan kepalanya menyuarakan apa-apa yang menjadi terbitnya pilumu. Cantik, segalanya tidak apa. Apakah kau bersedia untuk bangkit? Seluruh tau sakit, tapi apa seluruh tau rasanya bangkit? Ketika batinmu meloroh panjang di malam-malam tanpa bintang. Kepalamu isinya sekat-sekat di luar batas logika. Kian atmamu menjerit entah sudah berapa lama nyawamu tertinggal. Sayang, tidak apa. Semesta akan menggenggam cantiknya dirimu. Biarkan roda-roda Tuhan yang bekerja meniupkan sembuhmu. Tidak akan lama, tidak akan lama bersemayam lagi segala sendumu.

Seperti nelayan yang berlayar pergi namun tak pernah meninggalkan pelabuhan Seperti ombak yang datang lalu pergi Seperti keluarga yang pernah ada dan tiada

LIRIK 🖤 Kecil, wajahmu meraut sedih Siapa yang berlayar pergi Melatihmu sendiri Menertawakan sunyi Sampai hatimu lupa Terbiasa perih Kecil, seorang penipu mahir Sehingga tak ada lagi tanya Apakah kau tak apa Menertawakan rintih Sampai ragamu lupa Terbiasa letih Tawa harusnya meminta maaf Padamu yang lama ia tinggalkan Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Kecil, aku pun meraut sedih Semua karena tak lagi bisa Memelukmu sempurna Menertawakan hari Sampai dirimu lupa Tak sepenuhnya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Dari luka Seperti tulang yang patah Dan tumbuh tidak sempurna

Nadin, aku bukan dari keluarga brokenhome, aku dari keluarga utuh, kedua orang tuaku hubungannya baik dan harmonis Namun dari kecil kami semua tidak pernah saling menunjukkan kalau kami saling sayang Setelah dewasa aku tersadar, ternyata di luar sana banyak orang sangat akrab dengan orang tuanya dan tidak sungkan saling berpelukan Dari dulu aku tidak pernah dipeluk ayah, bahkan aku gaktau rasanya sedekat itu sama ayah Mungkin karena dari kecil sudah diajarkan kalau tidak boleh deket2 dengan ayah karena harus sungkan dan dihormati Sedari kecil juga kami tidak pernah saling bertukar pikiran Rumah ramai namun terasa hidup masing2 Sedari kecil juga aku terbiasa menyimpan semuanya sendiri, tidak pernah ditanya bagaimana hariku, apakah aku ada masalah atau tidak Dulu aku pernah mencoba curhat namun tidak dianggap serius dan diabaikan Jadi sejak dulu hingga sekarang hanya kabar baik saja yang kusampaikan kepada mereka Nadin, terima kasih Setiap mendengar karya2 kamu, aku selalu merasa diajak untuk curhat

Nadin Amizah - Seperti Tulang(lirik) Kecil, wajahmu meraut sedih Siapa yang berlayar pergi Melatihmu sendiri Menertawakan sunyi Sampai hatimu lupa Terbiasa perih Kecil, seorang penipu mahir Sehingga tak ada lagi tanya Apakah kau tak apa Menertawakan rintih Sampai ragamu lupa Terbiasa letih Tawa harusnya minta maaf Padamu yang lama ia tinggalkan Tak sepenuh nya pernah sembuh Dari luka Dari luka Dari luka Kecil aku pun meraut sedih Semua karna tak lagi bisa Memelukmu sempurna Menertawakan hari Sampai dirimu lupa Tak sepenuh nya pernah sembuh Dari lukaaaaaaa Dari lukaaaaaaa Dari lukaaaaaaa Dari lukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Seperti tulang yang patah Dan tumbuh tidak sempurna

"Tak sepenuhnya pernah sembuh, dari luka" Benar. Aku belum sepenuhnya sembuh. Ada luka2 kecil yang kadang menganga lagi. Minta untuk dirawat, tapi diri ku sendiri masih diterpa sekarat. Maaf hati, maaf diri, aku sering menyakiti. Aku Janji, secepatnya kita bangkit lagi :) Dan terimakasih, Nadin, telah melahirkan karya2 yg sangat apik sekaligus menyuarakan apa2 yg ada dihati ku. Sehat selalu nadin ❣

Serasa punya banyak temen disini :(

Ni lagu dalam bgt... Sumpah Lirik nya kerasa bgt di kehidupan gua. Gua cowok badan full tato, dengerin ni lagu nangis.

Ada scene di mana nadin hebat banget mengekspresikan wajahnya, coba lihat di menit 2:08 - 2:22 Dari ekspresi sedih, tersenyum seperti mengingat sesuatu, kemudian ekspresi sedih lagi. Entah kenapa dia hebat banget, aku harap dia selalu bisa menciptakan lagu yang menggambarkan banyak perasaan orang. Sukses terus buat nadin. 🖤❤️

Padahal kukira, dari raut wajah dia bisa mulai terbiasa dengan kepergiannya. Tetapi sampai ke akhir dia tetap tersiksa, tak bisa merelakan, tak ingin kehilangan, berharap temu, berharap satu, peluk, bersama. Terima kasih Nadin😊

Dari lulus SD, terhitung sejak SMP aku sudah merantau jauh dari kota kelahiranku. Dengan semangat membara utk melanjutkan sekolah, dengan harapan masa depan cerah. Namun semua tak sesuai bayangan naif anak kecil yg penuh harapan itu, bukan siksaan fisik yg aku dapat, tidak sama sekali. Tapi kata2 kasar yg menyerang psikis anak yg baru akan bertumbuh remaja menuju dewasa, dengan nada penuh kebencian apabila melakukan kesalahan sedikitttt saja, tdk blh dekat dgn lelaki sampai lulus kuliah. Dimaki2, dihina, dinajis2in. Nangis, sendiri, iya, tapi dlu berpikir semua ini hanya kata2 yg akan berlalu. Namun ternyata stelah hampir 6 tahun berlalu, sdh kerja dan memulai hidup normal, tak semudah yg dibayangkan, malam2 mimpi ttg masa lalu sampai nangis. Ditambah beban sbg anak pertama, yg tdk ingin memperlihatkan semua luka di depan org tua kandung. Melakukan berbagai cara bertahan hidup, harapan keluarga. Takut memulai hubungan asmara. Belum, aku belum benar2 berdamai dgn masa lalu 😢

hi nadin!!! lagu ini baru lewat di playlist yt aku di 2024 ini.. but i recently regret ive never play and know about this song before:) aku anak pertama dari keluarga yg broken home. aku ikut ayah and also my lil brother. aku harus selalu berusaha kuat, menjadi sosok pengganti ibu bagi adik aku, menjadi panutan, menjadi kebanggan, mengatasi permasalahan rumah, hingga harus berhasil meraih masa depan yang pasti. aku salut aku bisa bertahan hingga saat ini, meskipun tidak seorangpun mengerti luka yg aku pendam ini. aku luka, aku sakit tapi harus berusaha tersenyum untuk sekedar menutupi rasa yang harusnya orang lain tidak harus tau:)

menit ke 3:32 air mata yg dari awal mv ini kubendung pecah,ikut ngerasa sedih. here sings a fairy with a head full of magical dreams and love full of wonder🌙. terimakasih untuk lagu-lagu indahmu yang telah mewakili banyak hati para pendengarmu✨🙏🏻

".. Bagaimana aku berkata, mulutku terasa kaku. Rintik kecil terus mengalir perlahan lahan menjadi parit kecil yang membasahi kedua pipiku. " ".. Tersenyumlah, luka ini akan sembuh! " " tidak kau bohong, kau pura-pura bahagia tuk menutup setia goresan di hati. " ".. Aku tumbuh , Dengan luka, Dan sulit percaya" " Aku telah patah, mecoba kembali tumbuh dan tidak sempurna.. " 😭

Kelas 3 SD di tinggalkan ibu, kelas 2 SMP di tinggalkan ayah. Di umur yg seharusnya anak-anak yg lain asik bermain, dan aku di paksa dewasa sebelum waktunya. Bahkan sempat beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.. Tapi Tuhan selalu punya rencana yg jauh indah dari semua yg terjadi...

Masih teringat betapa bahagianya mama membantu persiapan saudara yg mau menikah. Bahkan hal detailpun mama perhatikan. Terlihat senang raut wajah mama. Tapi mah.. sekarang mba mau nikah. Kenapa mama gamau membantu mempersiapkan bahkan hadirpun mama gamau? Hal sepele bagi mama membuat mba dirujuk ke psikiatri. Sekarang mba harus minum obat obatan untuk tetap hidup mah..