23. Allah berikan kita kesempatan untuk bisa mengaji adalah suatu nikmat yang luar biasa. Bisa saja setelah istri rajin mengaji, suami yang tadinya sevisi sekarang menjadi berbeda visi, karena suami belum mengaji. Mengapa suami belum mau mengaji? Berikut beberapa sebabnya: • Bisa saja karena suami ingin membahagiakan istri. Suami ingin istrinya mendapat ketenangan hidup. Contoh: Suami ingin tidak lagi mengontrak rumah atau rumahnya tidak lagi terkena banjir, sehingga suami bekerja keras membeli rumah baru. Niat suami baik. Karena ia berkerja habis-habisan untuk keluarganya. Hal ini membuat ia menjadi terlalu sibuk, sehingga saat hari libur, ia hanya ingin berleha-leha saja di rumah atau menyalurkan hobinya. Cara untuk bisa mengajak suami ikut mengaji adalah dengan memastikan suami tidak terlalu capai saat weekend. Laki-laki kalau pikirannya sudah terbebani, maka ia akan fokus, dan tidak mau memikirkan hal yang lain. Dalam pikirannya hanya ada 2, bekerja mati-matian untuk membuktikan ia laki-laki yang bertanggungjawab, dan sisanya untuk bersenang-senang. Sehingga ia tidak mau diganggu saat sedang beristirahat. Hal inilah yang membuat suami sulit untuk diajak ikut pengajian. Maka kurangi dulu bebannya, sehingga ia punya waktu luang untuk keluarga. Contoh: Istri minta suami tidak perlu lembur kerja dan bisa hidup cukup dengan penghasilannya yang biasa, sehingga suami bisa punya lebih banyak waktu dengan keluarga. • Dengan kesibukannya bekerja, suami ingin pada hari liburnya hanya untuk bersenang-senang. Suami baru mau diajak mengaji, jika bisa melihat langsung manfaat dari pengajian. Jadi bukan merasa diteror oleh istrinya. Jika setelah istrinya mengaji, suami bisa melihat bahwa hal itu bermanfaat, pasti suami akan mendukung. Sebaliknya, banyak ibu-ibu yang ikut pengajian secara rutin, tetapi terburu-buru ingin suaminya berubah. Dimana suaminya salah sedikit saja, langsung disalahkan dan dibilang tidak tahu dalilnya, dan sering diomeli istri. Hal ini justru membuat suami menjadi tidak mau ikut mengaji. Karena buat suami dinasehati istri itu menjatuhkan harga dirinya. Bagi suami harga dirinya adalah harga mati. Maka rumus utama bagi istri, jangan menasehati suami. Buat suami mau dinasehati oleh ustadz. Caranya dengan membuat ia mau melihat pengajian karena bisa merasakan manfaatnya. Istri menjadi duta pengajian. Contoh: Ada perubahan perilaku istri ke suami, dimana istri menjadi lebih baik. Misalnya jadi mau berdandan/berhias untuk suaminya. Saat suami berkomentar positif, istri bisa berkata bahwa hal ini adalah efek dari ikut pengajian. Lalu istri bisa mulai mengajak suami untuk menemaninya saat ikut pengajian. Yang terpenting suami mau ikut mengaji dulu. Jadi jangan istri yang menasehati suami, biar ustadz saja yang menasehati. Karena laki-laki lebih bisa menerima nasehat dari orang lain. Buat suami merasa nyaman untuk mendengarkan pengajian. Jangan sampai istri justru menjadi perwakilan pengajian yang membuat ia kesal. Karena istri sering mengomeli suaminya. Makanya pengajian yang benar itu tujuannya mengajarkan akhlakul karimah. Kalau bukan, berarti pengajiannya yang salah. Karena mengaji itu mengejawantahkan tugas Nabi Muhammad ﷺ,yaitu mengajarkan berakhlak yang baik. Ilmu apapun, kalau menjadikan kita menjadi orang yang tidak berakhlak baik, berarti ilmunya yang salah. Contoh: Akhlak istri ke suami dan anak menjadi baik setelah ikut pengajian. Akhlak itu pemikat. Istri akan lebih dicintai oleh suami jika akhlaknya baik. Karena akhlak itu disukai oleh semua orang. Bahkan oleh orang non-muslim sekalipun. Kita akan lebih mudah mengurus anak jika kita punya pasangan yang bisa saling mem-back-up dan tidak saling menyalahkan. Itulah konsep aku dan kamu menjadi kita.