Sahabat Pendidikan Karakter, Skor PISA 2022 kita ambyar. Apa yang bisa kita petik dari hasil PISA ini? Simak diskusinya dalam Tanya Pak Doni Saja, Analisis kebijakan Pendidikan Terkini, Kritis, dan Transfomatif,
Пікірлер: 16
@edmusyukurchannel27607 ай бұрын
teruslah bersuara pak😊
@pendidikankarakterutuh7 ай бұрын
Siap.
@agussuryana54906 ай бұрын
Sangat mencerahkan dan membuka wawasan guru
@pendidikankarakterutuh5 ай бұрын
Terimakasih. Salam.
@cerdaskimia5 ай бұрын
Ini yg saya pikirkan dari kemarin Pak. Klaim "naik peringkat" ini jika ditelaah lagi sebenarnya kurang tepat akibat adanya 8 negara baru yg bergabung. Sangat mencerahkan kontennya Pak. Salam pendidikan!
@pendidikankarakterutuh5 ай бұрын
Sebenarnya dalam.PISA yg jadi ukuran adalah skornya. Bukan peringkatnya. Salam.
@okta_channel56945 ай бұрын
struktur pokok bahasan matematika terbaik masih dipegang KTSP. saat 2013, ada beberapa yg digebyah uyah. lalu saat awal2 versi M nuh, kurikulum matematika tetap sulit dimengerti. materi prasyarat di semester 2 sedangkan materi yg membutuhkan prasayarat ada di semester 1. terbolak balik. lalu di ujung kurikulum 2013 ada Tematik yang menghilangkan matematika di sekolah dasar menjadi satu kesatuan integrasi yang bernama Tematik. dimana matematika yang awalnya diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, silabus, dan buku ajar tersebdiri yang sudah tersusun rapi menjadi Tematik yang gabung dgn mata pelajaran lain yg porsinya cuman beberapa lembar saja
@pendidikankarakterutuh5 ай бұрын
Terimakasih tanggapan dan analisisnya. Salam.
@jokopurnomopurnomo33485 ай бұрын
Kutikulum paling camuh
@pendidikankarakterutuh5 ай бұрын
Ya
@chimmytata32274 ай бұрын
Pisa di mulai tahun 2000, sebelum pa Nadiem.Ada benernya juga, karena SDM rendah maka banyak melahirkan pemimpin bermutu rendah, dari lurah, kades, camat, bupati, walikota, gubernur, Mentri sampe presiden. Buktinya Singapura yang sangat kecil, gak punya kekayaan alam bisa memberikan hutang ke Indonesia sampai 900 triliun, negara yang kaya sumber daya alam, punya hutan, emas, tembaga, nikel. Pemimpinnya, DPR, DPRD, ketua parpolnya hanya mikirin kekuasaan dan kekayaan, tidak memikirkan kesejahteraan rakyat dan tidak mikir kemandirian bangsa. Rakyat dibuat antri berjam-jam, kepanasan, kehujanan, untuk dapat sembako murah.